1[Rencana]

71 7 0
                                    

TYPO BERTEBARAN

_________________________________________

Kericuhan di salah satu kelas bernuansa biru tidak dapat dihindari kan. Berbagai argumen pro dan kontra saling dilemparkan oleh kedua belak pihak. Sebagian siswa sedang asik menonton siswa yang sedang beradu argumen. Sebagian lagi memilih pergi karena merasa muak dengan perdebatan itu.

Hal ini terjadi karena pihak satu, yaitu kelas 3A, tidak terima dengan hasil keputusan siswa kelas 2A. "Taeyong sabar, tolong jangan emosi" ujar Jaehyun, selaku wakil seluruh kelas 3. Jaehyun dengan panik mencoba menenangkan Taeyong, yang saat ini, telah memegang sebuah buku di tangan kanannya.

Buku itu siap dilemparkan kapan saja oleh Taeyong kepada pihak yang satu, sebagai bentuk kekesalannya. Jaehyun dengan susah payah akhirnya berhasil menenangkan Taeyong. Dengan menghela napas Taeyong duduk kembali dengan tenang.

"Mana ketua osis kalian? Mengapa hal seperti ini saja tidak mampu untuk ditangani"ujar Taeyong. "Kak maaf, kalau kakak tidak setuju dengan keputusan kami. Keputusan kami telah disepakati oleh para guru dan kepala sekolah" ujar Sakura, mencoba memberi penjelasan. "Tetapi seharusnya kalian juga bertanya kepada kami. Bus yang akan kalian pakai itu sepenuhnya bus milik kami, seluruh kelas 3. Mengapa jadi kalian gunakan seenaknya?"

Būs yang dimaksud Taeyong adalah būs sekolah yang berwarna biru. Pada dasarnya Taeyong tidak masalah jika adik kelasnya menggunakan būs itu.

Yang Taeyong permasalahkan adalah mengapa, disaat seluruh siswa kelas 3 telah menyumbangkan sebagian besar uang mereka untuk membantu menyediakan būs itu, mereka yang sudah berkontribusi, malah tidak dimasukan dalam daftar izin berwisata.
Mereka kan juga mau.

Di tengah perdebatan itu seorang pemuda lengkap dengan almamaternya berwarna biru dan bernametagekan Jisung, masuk ke dalam kelas yang begitu ribut karena perdebatan.

Atensi dari kedua belah pihak berhasil direnut oleh pemuda ini. Dengan tenang pemuda ini masuk dan menatap teman-temannya dengan penuh tanda tanya, meminta kejelasan.

Sakura selaku wakil OSIS akhirnya menjelaskan dengan rinci mengapa perdebatan itu bisa terjadi. Dan Jisung, ketua OSIS di sekolah itu, akhirnya bisa menyelesaikan masalah yang terjadi.

...........

Berbeda dengan kelas 2 yang ricuh tadi, dilain sisi kelas 1B justru terlihat tenang dan khusyuk. Pemuda dengan bernametagekan Chenle, nampak asik dengan video game yang dia mainkan dengan temannya. "Oyy.. Jaemin, itu turet kita bisa hancur. Jangan keseringan mati Jaemin. Nanti kita kalah lagi" Ujar Chenle. "Perasaan sedari tadi kau yang sering mati, kenapa malah menyalahkanku" Ujar Jaemin kesal.

Sudah 3 putaran mereka bermain MG, tapi sedari tadi mereka tidak kunjung menang, malah yang ada kalah terus.

"AKHHH.. JAEMIN, TOLONG JAEMIN~~TOLONG~~" Chenle teriak secara tiba-tiba, hal ini menganggetkan Jaemin yang sedang duduk didekat Chenle. "Yaahh.. Kalah" Ujar Chenle dengan sedih.

Berbeda dengan Chenle yang sedih, justru Jaemin menunjukan raut wajah kesalnya."Le, kau itu bisa bermain atau tidak siii? Sedari tadi kau terus yang sering ku bantu" Ujar Jaemin menggebu-gebu. "Bisa tidak, mainnya itu yang serius. Gara-gara kau, rank ku jadi turun" Lanjut Jaemin menunjuk Chenle.

Ditengah aksi Jaemin mengeluarkan unek-uneknya kepada Chenle, Mark dan Haechan datang menghampiri Chenle dan Jaemin. "Wihhh.. Pacaran nieh..." Goda Chenle. Mengalihkan atensinya pada Mark dan Haechan. Chenle mencoba mengabaikan Jaemin yang sedang marah. Haechan yang digoda Chenle menjadi malu-malu tapi mau. "Chenle kita belum selesai ya.. Ka-"

TAKDIR KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang