Typo bertebaran_________________________________________
Mereka akhirnya tiba ditempat yang ingin mereka tuju. Rencananya dari penginapan mereka akan melakukan pendakian. Untungnya para OSIS tadinya, sempat bertanya pada pemilik penginapan seputar gunung Won. Kata mereka, untuk naik ke gunung Won, bisa ditempuh dengan menggunakan minibus. Waktu tempuhnya sekitar 30menit.
Tetapi kata pemilik penginapan, jika menggunakan minibus, mereka hanya bisa sampai dipertengahan gunung. Jika ingin naik ke puncaknya, mereka harus menempuhnya dengan mendaki.
Tetapi berdasarkan kesepakatan yang mereka buat lagi, mereka memutuskan untuk sampai dipertengahan gunung saja. Karena dirasa tidak mungkin melakukan pendakian yang jumlahnya 50 orang. Dengan alat seadanya.
.............
Chenle lagi-lagi merasa kesal, karena keputusan yang diambil OSIS. Mereka harus berbagi tenda, sesuai dengan kelompok saat di penginapan tadi.
Okkey, Chenle tidak masalah dengan tenda yang berisikan 4 orang. Yang menjadi masalahnya adalah Sungchan dan Shotaro juga membawa tenda pribadi. Alhasil sisa dirinya dan juga Jisung, yang berada dalam satu tenda yang sama.
Chenle juga tadi sudah bertanya pada Haechan dan Jaemin tapi, mereka juga, masing-masingnya, membawa tenda mereka pribadi. Chenle jadi tidak enak jika mengganggu ke duanya yang memiliki masing-masing pasangannya sendiri.
Baik, Chenle akan berkompromi saat ini. Chenle ikut membantu Jisung yang sedang memasang tenda mereka. Setelah selesai, Jisung kemudian memberi alas di dalam tenda, dan menyuruh Chenle untuk memasukan barang-barang Chenle ke dalam tenda mereka. Setelah selesai dengan itu Chenle kemudian pergi menemui Jaemin dan Haechan. Posisi mereka saat ini mengarah langsung ke arah timur.
Formasi tenda mereka berbentuk U dengan api unggun di tengahnya.
Tenda Jisung dan Chenle berada di shaf ke dua.(Posisi tenda Chenji/Jichen)
.........
Ini saatnya masuk jam makan siang. Mereka berkumpul untuk mengambil makan siang mereka. Chenle mengambil makanannya lumayan banyak. Karena jujur, saat ini, Chenle sangat lapar. Setelah itu Chenle kembali ke tendanya untuk makan disana. Ketika masuk ke dalam tenda, Chenle mendapati Jisung yang sedang makan juga. Chenle pun ikut makan di dalam tenda bersama Jisung.
..........
Chenle terlalu banyak makan hari ini. Alhasil saat tengah malam, Chenle terbangun karena ingin buang air besar. Lagi dan lagi, seperti tadi, ketika Chenle bangun, dia mendapati Jisung yang sedang memeluknya.
"Ahh, Jisung lepaskan aku"Chenle mencoba melepaskan pelukan Jisung.
"Hmm? Ada apa? Ini masih tengah malam, tidurlah lagi"ujar Jisung memper-erat pelukannya.
"Ughh... Jisung, jangan terlalu erat memelukku. Perutku sedang sakit"Jisung yang mendengar rintihan Chenle pun segera bangun.
"Sakit? Di bagian mananya yang sakit"tanya Jisung khawatir.
"Perutku. Jisung ayo temani aku buang air"pinta Chenle. Butiran keringat telah membasahi pakaiannya. Jisung total cengoh ketika mendengar Chenle. Diapun lantas mengambil senter dan tisu basah. "Ayo pergi" Ucap Jisung.
Berbekal senter dan tisu basah Jisung menemani Chenle buang air. Mereka pergi ke hutan diseberang aliran air terjun.
"Chenle, sudah?" Tanya Jisung sudah 20 menit dia menunggu Chenle buang air.
"Belum sebentar lagi" Ujar Chenle.
10 menit kemudian akhirnya Chenle selesai dengan urusan nya. "Sudah?" Tanya Jisung memastikan."Hmm,sudah"
Mereka pun kembali dengan Jisung yang memegang sebelah tangan Chenle.Sebelum mereka pegi ke tenda mereka, Jisung berbelok ke arah tenda induk. Tujuannya, untuk mengambil sabun.
"Umm Jisung kenapa kita kemari" Tanya Chenle kepada Jisung. Ketika melihat Jisung membawanya ke tenda induk.
"Ini, ambilah. Cucilah tanganmu" Ujar Jisung kemudian mereka mencuci tangan.
Jisung bersiap untuk tidur lagi. Tetapi kegiatan itu harus berhenti, ketika Chenle menahannya.
"Mnn Jisung, aku ingin mengganti pakaianku. Pakaianku basah karena keringat"
"Hmm terus?"
"Yah, kau balik badan, jangan melihat ke arah sini"ujar Chenle. Dia itu malu, sangat malu.
"Kenapa? Bukannya kita sama-sama laki-laki" Ujar Jisung mengangkat sebelah alisnya.
"Hmm, tapi aku malu kalau kau melihat ke sini"
Jisung menggigit pipi dalamnya karena gemas. Bagaimana tidak, Chenle bersikap imut seperti ini.
"Baiklah, cepat. Aku hitung sampai sepuluh"ucap Jisung tiba-tiba, dia membalik tubuhnya berlawanan arah dengan Chenle.
"Uhh, 10 detik tidak akan cu-"
"Satu! " Belum selesai Chenle berbicara, Jisung sudah menghitung waktunya.
"Baiklah-baiklah"
"Dua!"
"Ughh "
"Empat!"
"Jisung tunggu" Ujar Chenle panik.
"Delapan"
"Agghh, sebentar"
"Se-pu"
"Sudah, sudah selesai" Ucap Chenle.
Jisung tertawa kecil, karena berhasil mengerjai Chenle. Sambil berucap, Jisung menarik Chenle untuk masuk ke dalam pelukannya. "Kemarilah". Dan mereka pun tidur kembali dengan nyenyak, dalam keadaan tubuh saling berpelukan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.To be continue
Okey segini aja dulu yach..
Sampai bertemu di chapter selanjutnya
byebye🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR KU
Teen FictionChenle adalah pemuda yang ceria. Meski sedikit cerewet, dan keras kepala, nyatanya Chenle mempunyai banyak teman di sisinya. Suatu hari, di sekolahnya, diadakan sebuah perjalanan berwisata ke suatu gunung yang ada di wilayah Won. Chenle tidak tahu...