3[Perjalanan]

25 5 0
                                    

Typo bertebaran

_________________________________________

Saat ini, dihari kamis, disuasana pagi yang sejuk, Chenle sedang berdiri di depan rumahnya. Menunggu bus sekolah datang untuk menjemputnya.

Chenle tidak tau masalah apa yang sedang terjadi antara OSIS dan kakak kelas. Karena setau Chenle, rencana perjalanan mereka seharusnya menggunakan 5 minibus milik sekolah. Tetapi ketika pengumuman diberitahukan, sekolah hanya menggunakan 3 bus. Yang berarti hanya sedikit murid yang akan ikut.

Chenle menunggu dengan mendengarkan sebuah lagu dari ponsel pintarnya. Sekitar 15 menit lamanya, akhirnya bus yang ditunggunya pun tiba.

.......


Chenle duduk dibarisan ke tiga dari depan bus. Dia mengambil tempat duduk yang dekat dengan jendela. Karena dia suka merasakan terpaan angin yang masuk lewat jendela.

Chenle pikir sisa dirinya yang belum dijemput. Namun setelah dirinya masuk ke dalam bus, sopir bus berkata kepadanya, bahwa masih ada satu orang lagi yang belum mereka jemput.

Chenle menyandarkan kepalanya pada kaca jendela bus. Rasa kantuk mulai Chenle rasakan, akibat terpaan angin sejuk yang masuk lewat jendela bus. Chenle tipikal orang yang akan mengantuk saat dalam perjalanan. Meski perjalanan itu baru dimulai dia akan tetap tertidur.

.......

Chenle merasa terusik, karena ada sesuatu yang menoel-noel pipi kanannya. Dengan berat hati Chenle pun, dengan paksa, membuka matanya. Chenle mengucek sebelah matanya, dan mengelap wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

Ketika matanya terbuka, yang pertama kali dia lihat adalah seorang pria jakun, mengenakan kemeja abu-abu dengan raut wajah datar.

Menurut Chenle orang ini seperti tidak asing. Mungkin karena efek baru bangun tidur, Chenle tidak bisa mengenali pemuda ini.

Dengan lamat Chenle menatap pemuda ini. "Dimana ya? Wajahnya seperti tidak asing"batin Chenle. "Pendek" Ujar pemuda itu tiba-tiba. Mata Chenle terbelalak mendengar penuturan pemuda ini. Akhirnya dia ingat siapa orang ini. Pemuda menyebalkan yang mulutnya tidak difilter.

Chenle kesal. Tetapi dia tidak ingin merusak suasana menyenangkan yang ada di dalam bus ini. Chenle memilih abai, dia tidak ingin membalas perkataan yang menyakiti hatinya itu.

Chenle kemudian mengecek jam yang ada di ponsel pintarnya. Tadi mereka berangkat sekitar pukul 8 pagi. Sekarang telah memasuki jam setengah satu. Jam untuk makan siang. Artinya dia sudah tertidur sekitar 5 jam.

Chenle melirik pemuda yang ada disebelah kirinya. Pemuda itu tidur dengan mendengarkan headset. Chenle mengamati pemuda yang tidur itu. Sampai dia sadar bahwa dibahu kanan pemuda itu, kemeja abu-abu yang dia kenakan nampak basah. Dan Chenle berakhir malu sendiri.

"Sial. Aku tadi tertidur dibahunya.  Kemejanya basah, pasti karena liurku"batin Chenle. Pipinya kini sepenuhnya telah berwarna merah. Chenle menurunkan sedikit topi yang dia pakai, agar menutupi rasa malunya.

"Waktu makan siang"teriak sopir bus. Seluruh siswa yang sebagian sibuk dengan aktivitasnya sendiri, satu persatu mulai meregangkan badan mereka yang pegal. Tidak terkecuali pemuda yang ada di samping Chenle. Nampak pemuda itu sibuk dengan tas ransel yang dia taruh dibawah kakinya.

TAKDIR KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang