Fanboy&Wibu girl

3 1 0
                                    

Namaku Zahira Hirsha. Umur 15 tahun dan merupakan anak bungsu dari keluarga Santoso. Ayahku bernama Surya Santoso dan ibuku bernama Liana Amalia. Aku memilikki kakak laki-laki yang sekarang berumur 19 tahun dan sedang menempuh pendidikan disalah satu PTN terbaik di negeri ini. Kakakku bernama Noufal Santoso dan merupakan seorang wibu garis keras. Dia yang membuatku menjadi seorang wibu dan sekarang aku tergila-gila dengan karakter 2 dimensi.

"Fal,gimana kuliahmu?lancarkan?."tanya papa sembari mengaduk kopi. "Lancar kok pa."jawab kak Noufal singkat. Mama sibuk menaruh lauk pauk kemeja makan dan aku sibuk mengambilkan minum untuk semua orang yang ada dimeja.

"Dek,kamu gak bisa jadi dokter ya."ucap papa membuatku menghentikan kegiatanku. Aku tau,kalau papa kecewa dengan keputusanku yang masuk jurusan IPS. Semua orang menatapku dengan perasaan masing-masing dan semua orang tau kalau aku memutuskan untuk menjadi psikolog dan masuk kejurusan IPS. "Iya pa."jawabku singkat dan duduk dikursiku untuk makan.

"Papa itu pengen kamu jadi dokter dek."ucap papa melahap sarapan pagi itu. Dalam suara papa tersirat kekecewaan karena aku tidak masuk jurusan IPA. "Yaudah sih pa mau diapain lagi,biar aku aja yang jadi dokter,aku jadi dokter biar kayak papa dan adek jadi psikolog kayak mama."sahut Kak Noufal santai membelaku. Aku lega karena ada seseorang yang membelaku serta mendukung keputusanku. Tidak ada percakapan setelah itu dan kita semua fokus makan dengan keheningan.

"Dek,ayo berangkat!."ajak Kak Noufal setelah menyelesaikan makannya. Aku menatapnya dan menghentikan makanku yang belum habis. Aku tau Kak Noufal pasti tidak ingin berlama-lama setelah papa mengatakan hal itu padaku. Memang papa berambisi untuk menjadikan anak-anaknya dokter,tapi semua itu tidak bisa dipaksakkan.

Terkadang aku berpikir apakah Kak Noufal mengambil jurusan kedokteran karena papa dan karena diriku?. Aku takut kakak mengorbankan mimpinya agar aku bisa mewujudkan mimpiku.

"Kenapa masang muka kayak gitu?."tanya kak Noufal yang melihatku dengan wajah merasa bersalah dan gelisah. "Buruan naik!."perintah kakak dan aku segara naik motor beat berwarna hitam. Mau tak mau aku mengikuti perintahnya dan motorpun melaju. Tak ada percakapan diantara aku dan kakak hingga akhirnya...

"Tenang aja kakak ambil jurusan kedokteran bukan karena kamu kok dan kakak emang pengen jadi dokter."ucap Kak Noufal menjawab pertanyaan yang ada dipikiranku. Aku tersenyum lega dan entah kenapa moodku yang tadi sedikit buruk menjadi lebih baik. "Syukur deh kalau gitu."ucapku dan melihat jalanan yang dipenuhi orang-orang yang pergi bekerja ataupun bersekolah.

Tak berapa lama kemudian kamipun tiba didepan gerbang sekolah. Terdapat gapura yang bertuliskan SMAN 1 Harapan. Gerbang sekolah sudah dipenuhi kerumunan siswa dengan seragam putih abu-abunya. Sinar matahari menghujani bumi membuat pagi itu sedikit hangat. Angin berhembus sepo-sepoi membuatku sedikit mengantuk.

"Kak,aku masuk duluan ya."pamitku dan salim kepada Kak Noufal.

"Kak Noufal!nganter Ira kak?."seorang lelaki yang seumuran denganku megayuh sepedanya mendekat. Kak Noufal tersenyum melihat laki-laki itu. "Wah...calon adik ipar."ucap Kak Noufal membuatku melotot kearahnya.

"Titip Ira ya Dit,nih anak takutnya macem-macem."ucap Kak Noufal yang seakan-akan menitipkan anaknya kepada suaminya. "Dah ya kakak berangkat duluan!."lanjut Kak Noufal dan tancap gas pergi kekampus.

Tidak ada percakapan diantara kami sepeninggalnya Kak Noufal. Adit hanya memasang wajah datar dan melengos masuk kedalam sekolah dengan menuntun sepeda gunungnya yang berwarna putih. Dari kejauhan dapat dillihat Adit terenyum menyapa teman cewenya. Aku tak habis pikir lelaki itu bisa menampilkan senyum hangatnya dan bersikap ramah tapi dia malah cuek dan bersikap dimgin padaku. Padahal aku dan dia sudah berteman dari kecil.

'Ckckckck padahal setiap tahun waktu lebaran aku sudah minta maaf kedia tapi kok makin dingin aja sikapnya.'batinku menatap punggung Adit yang berjalan jauh bersama dengan teman cewenya.

Terdengar suara derap langkah yang mendekat. Dengan cepat aku menolehkan kepalaku. Belum sempat kepalaku menoleh kebelakang dengan sempurna,seseorang sudah merangkul leherku dan berteriak dengan suara cemprengny yang khas.

"ZAHIRAAA!!."teriak Farsha sahabatku dari SMP. "Aku senang kita satu sekolah!semoga kita sekelas ya Hirsha."ucapnya heboh membuat semua mata tertuju padaku dan Farsha. Dengan cepat tanganku menarik pergelangan tangannya dan membawanya masuk.

Kami berdua mencari nama masing-masing didepan daftar nama yang ditempelkan didepan kelas 1 sepanjang lorong. Untung saja kami mencarinya dari kelas belakang jadi bisa cepat ketemu. "Sudah kuduga kita sekelas lagi!."teriak Farsha senang sembari merangkulku. Aku hanya bisa menghela nafas maklum,mungkin karena MBTI nya yang ENFJ jadi dia ektrovert. Sementara MBTIku dengannya hanya berbeda satu huruf,MBTIku INFJ.

Seperti yang sudah diduga,hari ini hanya perkenalan antar teman sekelas. Omong-omong aku dan Farsha masuk ke kelas X IPS 1. Dalam kelas ini terdiri dari 32 siswa dimana 15 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki.

"Pulang bareng yuk."ajak Farsha yang duduk disebelahku. Kutatap matanya sesaat dan mengangguk dengan cepat. Kedua kakiku melangkah beriringan dengan langkah yang sedikit cepat. Entah kenapa rasanya energiku sudah habis karena perkenalan saja.

Dari kejauahan,terlihat seorang lelaki dengan seragam putih abu-abunya tengah berjalan menuntun sepedanya menuju gerbang sekolah. Kamipun berpas-pasan dan matanya menatapku. Tersenyum,ia menganggukkan kepalanya kepada Farsha.

"Aku duluan ya Ra."pamit Farsha setelah melihat lelaki itu. Gadis itu berlari meninggalkanku dan kakiku berniat melangkah mengejar Farsha,tapi sebuah lengan panjang menghentikanku.

Suara klakson motor dan mobil saling bersahutan. Suara bising anakanak dan teriakan pedagang kaki lima yang menjajalkan jualannya menyatu menjadi satu. Sebuah mata hitam mendekat kearahku dan

"Selama disini mari kita berpura-pura untuk tidak saling mengenal dan...."laki-laki itu menjeda kalimatnya. "Jangan sampai ada yang tau bahwa aku seorang fanboy."

Mendengar itu aku hanya bisa berdehem sebentar, "Terserah kau saja."jawabku malas dan meninggalkannya sendiri. Jujur saja aku tidak berniat mendengarkan apa yang dikatakan laki-laki bernama Adit Suryaka itu. Yang saat ini kupikirkan adalah Kasur empukku yang ada dirumah,

Sesampainya dirumah yang sepi ini,aku segera mencuci tangan dan kakiku serta mengganti pakaianku. Setelah itu aku meloncat kekasurku dan menikmati betapa empuknya kasurku ini. Mungkin karena lelah aku terlelap kedalam mimpi hanya dalam hitungan detik saja.

Ting

Sebuah notif berbunyi dari HPku. Rasanya tanganku berat sekali memegang HP karena masih mengantuk,tapi bagaiamana jika itu penting. Kumasukkan sandi HPku dan mengeceka whatsapp ku.

Ice Prince

Jangan sampai anak-anak sekolah tau kalau aku fanboy

//stiker jempol

'Apaan sih nih anak?bukankah yang bilang gini harusnya aku ya?karena aku seorang wibu berbau wangi yang kerap kali disenggol sana sini.' pikirku yang heran dengan pesan yang dikirim Adit.

Tak berapa lama aku segera terlelap dan kembali melanjutkan mimpiku yang sempat terhenti karena notif dari Adit. Terkadang aku berpikir,kenapa Adit takut jika anak-anak sekolah tau kalau dia kpoper (fanboy). Bukankah menyukai sesuatu dan orang lain mengetahunya itu wajar ya?. Entahlah tapi yang pasti,sepertinya kehidupan sekolah yang tenang dan aku impikan tidak terwujud. 



.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memencet tombol vote atau komen dikolom komentar ya 

FANBOY and WIBU GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang