Dijodohkan?!

2 1 0
                                    

Beberapa minggu telah berlalu,seperti biasa Zahira bangun pagi dan membantu mamanya menyiapkan sarapan. Noufal menuruni tangga dan duduk dimeja makan sembari menyaksikkan kedua wanita kesayangannya sibuk berkutat dengan peralatan dapur. Dengan melipat kedua tangannya dimeja ia merebahkan kepalanya. Jujur saja ia barusaja menutup matanya sekitar 15 menitan dan sudah terdengar suara adzan subuh. Mau tak mau ia harus bangun,mandi,dan melaksanakan salat subuh berjama'ah dimasjid dekat kompleks. 

"Fal.."

"Kak Nou..."

"Kak Noufal!."Zahira mengguncangkan tubuh Noufal. Perlahan Noufal membuka matanya dan bangun dari posisi tidurnya. Ia menguap dan meregangkan tubuhnya khas orang yang bangun tidur.

"Fal,kalau kamu ngantuk mending tidur dikamar gih."ucap Surya pada anak sulungnya dengan suara beratnya. Surya sudah siap dengan kemaja biru mudanya dengan jas putih dokternya yang ia sampirkan dilengan tangan kanannya.

Zahira yang melihat itu segera mengisi gelas yang ada dimeja dengan air putih. Surya duduk dan disamping kanannya ada Noufal sang anak si anak sulung dan Zahira si anak bungsu. Sementara disebelah kirinya ada istri tercintanya yaitu Liana.

"Nggak usah tidur deh pa,Noufal ada kelas pagi habis ini." ucap Noufal menyantap sarapannya. Surya paham bahwa anaknya sibuk dengan perkuliahannya,apalagi ia mengambil jurusan kedokteran dan ikut organisasi dikampusnya. "Kalau gitu jangan lupa diminum vitaminnya."ucap Surya mengingatkan anaknya agar minum vitaminnya. "Iya pa."balas Noufal singkat.

"Dek,kamu makannya kok dikit?."tanya Liana melihat isi piring Zahira yang tidak seperti biasanya.

"Iya ma,semalem belajar sambil makan camilan. Jadi sekarang masih kenyang."jawab Zahira singkat sementara LIana ber'oh' ria dan melanjutkan sarapan pagi itu.

...

Seorang gadis dengan kerudung coklatnya tengah menuliskan sesuatu dibukunya dan membaca buku yang ada dihadapannya. Ternyata ia tengah merangkum materi pelajaran yang akan dipelajari bab selanjutnya. Tangannya bergerak dengan lincah menulis huruf demi huruf,kata demi kat dilembar kertas putih.

"Psst.."

"SSttt..."

"Zahira!."panggil seseorang dengan volume suara yang kecil. Kepalanya segera menpleh ke sumber suara. Disana berdiri seorang gadis dengan rambut hitam panjangnya tengah menatap Zahira sembari menggelengkan kepalanya.  Dengan langkah cepat gadis itu menghampiri Zahira dan duduk disampingnya.

"Sekarang waktunya pulang. Aku mau pulang duluan karena ada acara."pamit Farsha berbisik ditelinga Zahira. Ia ingin memberitau bahwa sekarang sudah waktunya pulang. Ia berpikir bahwa temannya ini pasti tidak mendengar suara bel pulang sekolah dan ternyata itu benar. "Aku pulang duluan ya."ucap Farsha setengah berbisik. Dengan segera ia keluar dari perpustakaan dan meningglkan kawasan sekolah.

Zahira merasa waktu berlalu dengan sangat cepat. Perasaan baru saja ia berkutat dengan buku-bukunya eh mternyata dua jam telah berlalu. Tangannya memasukkan pensil,bulpoin,penghapus kedalam tepaknya. Ia juga mengembalikan buku yang dibacanya ke rak buku yang seharusnya. Rasanya ia malas sekali meninggalkan perpustakaan. Namu,mau bagaimana lagi daripada nanti dikunci satpam dan semalaman terkunci diperpustakaan. 

Barusaja ia keluar dari pintu perpustakaan,ia dikagetkan dengan kehadiran seseorang didepan matanya "Astauhfirullah!Adit!!."kagetnya dengan suara yang masih ia kondisikan. Sekitar perpustakaan sepi sekali apalagi para murid sudah pulang dan para guru ada rapat. Ditambah Zahira mendengar cerita-cerita aneh mengenai hantu penunggu perpustakaan.

"Tas."ucap Adit memberikan tas yang dipegangnya pada Zahira. Zahira yang melihat itu agak sedikit ragu untuk mengambil tas yang berada ditangan Adit. "Mama sama tante menyuruh kita datang ke cafe deket rumah."ucap Adit dan berbalik meninggalkan Zahira. Gadis itu mengangguk paham dan menyusul Adit dan berjalan dibelakang lelaki itu.

"Kalian datang!silahkan duduk sini!."sambut tante Sinta senang dan menyuruh Adit,Zahira duduk dihadapan Liana dan Sinta. Dihadapan Zahira terdapat spageti kesukaannya. "Boleh dimakan kok nan Ira."ucap Sinta lembut. tanpa babibu Zahira segera memasukkan spageti kedalam mulutnya setelah membaca do'a makan.

"Kenapa mama menyuruh Adit datang sama Zahira?."tanya Adit yang daritadi diam saja.

Sinta menatap Liana dan kedua wanita menganggukkan kepalanya. "Sebenarnya aku dan Sinta pengen menjodohkan kalian."ucap Liana dna membuat kedua remaja itu kaget.

"Uhuk...uhuk."sangking kagetnya Zahira sampe tersedak. Untung saja Adit segera memberikan segelas air putih kepada Zahira. "Ma...mama serius pengen jodohin aku sama dia?!."tanya Zahira menunjuk lelaki disebelahnya. Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran mamanya.

'Ya Allah kenapa engkau memberikan cobaan seperti ini kepada hamba.'batin Zahira meratapi nasibnya.

"Kenapa mama sama tante Liana ingin menjodohkan kami?."Tanya Adit.

"Pergaulan anak muda zaman sekarang itu berbahaya,mama takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan pada kalian."jawab Sinta.

"Lalu kenapa harus menjodohkan kami?."tanya Adit dengan tenang.

'Gila nih anak!masih bisa ngomong dengan santai lagi!.'batin Zahira sambil menyantap spageti yang sudah dipesan untuknya.

"Tante sudah tau bibit,bebet,bobotnya nak Adit bahkan weton nak Aditpun tante tau dan itu cocok dengan Zahira."jawab Liana tersenyum.

'Ya Allah please!!' jerit Zahira dalam hati. Ia berusaha untuk menghabiskan spageti yang ada dipiringnya meskipun spageti yang dimakannya hanya lewat ke tenggorokkan.

"Ad-"

Ponsel Liana berdering. "Sebentar ya."ucap Liana dan menuju ke tempat yang sepi. samar-samar Zahira dapat mendengar mamanya yang khawatir dan membahas kecelakaan. Tak lama kemudian Liana kembali kemeja dengan wajah yang sedikit pucat.

"Ira ayo kerumah sakit!kakakmu kecelakaan."mendengar itu,Zahira langsung berdiri dan mengambil tasnya. Kedua orang itu berlari menuju parkiran dan masuk kedalam mobil. Liana langsung menghidupkan mobilnya dan keduanya langsung menuju rumah sakit.

Sesampainya dirumah sakit,Liana melihat Rendra yang berlari membawa infus.
"RENDRA!."teriak Liana menghampiri Rendra. Orang yang dipanggilnyapun segera menoleh. "Gimana kondisi Noufal?parah nggak?apa dia baik-baik aja?."tanya Liana khawatir pada Rendra.

"Noufal aman kok Na,dia cedera dikakinya dan bisa sembuh dalam waktu beberapa minggu. Sebentar ya aku harus memberikan ini."ucap Rendra berlalu meninggalkan Liana karena harus memberikan infus kepada pasien lainnya.

"Ma,gak usah khawatir."ucap Zahira menenangkan mamanya. Keduanya pergi menuju resepsionis dan menanyakan dimana ruangan Noufal berada. Setelah mendapatkan informasi,mereka berdua pergi ke kamar 506 tempat dimana Noufal berada.

"YA AMPUN KAK!."pekik Zahira melihat kakaknya yang kakinya digips. Gadis itu segera mendekat ke ranjang kakaknya dan memperhatikan tubuh kakaknya. Untungnya yang terluka parah adalah kakinya dan hanya ada goresan dikit di tangan sama wajahnya.

"Untung aja kamu nggak parah lukanya."ucap Liana duduk disofa. "Padahal tadi mama lagi mbahas perjodohan adikmu dan Adhit."lanjut Liana.

"Jadi mama nggak ikhlas dateng kesini?yaudah lanjutin aja membahas perjodohan adik."ucap Noufal.

"KAK!! apa-apaan sih!Kak Noufal tuh lagi sakit. Mama juga khawatir sama kakak."ucap Zahira memukul pelan lengan kakaknya.

"Jadi gimana ma? Zahira mau?."tanya Noufal penasaran.

"Kau apa Fal?."tanya seseorang diambang pintu.

"Papa!."seru Zahira menghampiri Surya. "Papa tau nggak,Zahira mau dijodohin sama Adit."adu Zahira pada papanya.

Mendengar itu Surya terdiam menatap istri tercintanya Liana. Karena ditatap seperti itu Liana merasa nyalinya ciut. "Jadi gimana pa?papa setuju kan Zahira sama Adit?."tanya Liana lirih.

'aishhh...kayaknya papa bakal setuju nih,ini gak bisa dibiarin.' seru Zahira dalam hati.

"Pa..."belum sempat Zahira mengutarakan kalimatnya. Surya sudah memotong kalimatnya.

"Papa sepertinya...."


.
.
.
.
.
.
.
.

Waduh....Papa Surya njawab apa ya?penasaran??tunggu kelanjutannya dan jangan voment ya ^^

FANBOY and WIBU GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang