[Wishes]

105 27 9
                                    

"Pagi, kak.. Sarapan dulu yuk?"

Minho mengerutkan alisnya bingung.

"Lo harusnya marah sama gue, Ji"

"Aku nggak marah kok"

"Lempeng banget jadi orang"

Jisung tak menjawab apapun lagi.

Ya memang begitulah Jisung. Ia siap mengalah untuk apapun demi Minho. Ia rela membuang jauh-jauh egonya demi mendapatkan hati Minho kembali.

Jisung rasa ia pantas mendapatkannya karena apa yang ia lakukan dimasa lalu pada suaminya itu. Ia anggap semua ini hanya hukuman hingga Minho mau mengakuinya, hingga Minho menyatakan cinta lagi pada Jisung seperti dahulu.

Jisung tentu rindu dengan semua yang Minho lakukan dulu. Perhatian sekecil apapun akan Minho berikan pada Jisung.

Namun kali ini Minho memakan beberapa suap sarapan yang telah Jisung buat. Meski Minho sudah bilang tak akan membawa bekal karena ia nanti akan ada makan siang bersama tim kerjanya.

Jisung masih bersyukur bisa melihat Minho setiap harinya meski Minho tidak pernah tersenyum lagi untuknya.

Dan sebenarnya Minho sendiri muak melihat Jisung yang selalu tak mempermasalahkan apa yang seharusnya dipermasalahkan.

Seharusnya Jisung marah melihatnya menyewa perempuan untuk bersenang-senang dari pada bersama Jisung yang notabene adalah suami sahnya sendiri.

Saat ia berhenti pada lampu merah, Minho tiba-tiba jadi sedikit lega karena jika Jisung yang meminta untuk bercerai maka ia akan dengan senang hati mengabulkan permintaannya.

"Kayaknya gue harus sering-sering bikin Jisung marah dan sakit hati biar dia yang minta cerai"

Minho pun melajukan mobilnya saat lampu lalu lintas sudah berubah jadi hijau.





Minho yang kini sudah berada dirumah setelah pulang kerja pun mencari sosok Jisung.

Diteriaki pun Jisung tak menjawabnya. Kemarahan Minho sudah diambang batas.

Ia naik dan membuka pintu kamar Jisung tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Ji-"

Dirinya terdiam melihat Jisung yang hanya memakai handuk pada pinggangnya. Jisung yang terkejutpun menutupi badannya dengan handuk kecil yang ia pakai untuk mengeringkan rambutnya.

BRAK!

Minho keluar dan menutup pintu kamar Jisung. Ia turun menuju kamarnya dengan tergesa-gesa.

"Sialan si Jisung"

Minho bernafas dengan cepat dan jantungnya berdebar kencang. Selama ini ia tak pernah melihat Jisung telanjang dada seperti itu.

Minho berjalan kedepan cermin dan berniat melepas seluruh pakaian kerjanya. Ia melihat wajah dan telinganya memerah.

Ia pun menggelengkan kepalanya dan bergegas mandi.

Minho merasa jika dirinya tidak boleh terbuai oleh Jisung apapun alasannya.

Meski jantungnya berdebar namun ia tak akan berbuat apapun, ia tak akan melewati batas yang dirinya buat sendiri.

Setelah selesai, Minho mendengar pintunya diketuk. Ia menghela nafas. Pasti Jisung.

Benar saja, ia membuka pintu dan Jisung ada didepannya sekarang.

"Ngapain?"

"Aku buatin teh chamomile kesukaan kakak"

"Gue gak minta kan?"

Miserable • [Minsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang