Shuhua memandangi kartu yang sedang ada dalam genggamannya dengan keheranan. Bagian depan kartu ini sama persis dengan tampilan di layar ponselnya setiap pagi. Tulisannya, font nya, bahkan tekstur warna nya juga sama persis.
"Kha.. tu.. shyam.. ji.. "
Shuhua berusaha membaca apa yang tertulis di kartu itu. Dia belum pernah mendengar ataupun membaca kata seperti ini dalam hidupnya. Kata itu rasanya berasal dari bahasa asing yang tidak pernah dia dengar.
Shuhua pun bangkit dari tempat tidurnya lalu mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Dia lalu mencari kata itu di Gulugulu.
"Dalam agama Hindu, Khatushyamji adalah nama dan manifestasi dari Barbarika, putera Gatotkaca,""
Shuhua mulai membaca salah satu artikel yang membahas tentang kata itu.
"Dia adalah seorang pejuang tangguh yang memiliki 3 anak panah kuat dan ajaib. Anak panah pertama akan menandai semua hal yang ingin dihancurkan, anak panah kedua akan menandai semua hal yang ingin dia lindungi dan selamatkan, dan anak panah ketiga akan menghancurkan target yang telah ditandai,"
"Saat perang antara Pandawa dan Kurawa meletus, Barbarika berniat untuk ikut serta dalam peperangan itu dan berjanji kepada ibunya bahwa dia hanya akan berpihak kepada pihak yang lemah,"
"Namun saat di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Krisna yang sedang menyamar dan Krisna bertanya berapa lama waktu yang Barbarika butuhkan untuk menyelesaikan perang. Untuk pertanyaan itu, Barbarika pun menjaawb bahwa dia hanya membutuhkan beberapa menit karena dia bisa segera memusnahkan musuh-musuhnya dalam sekali serangan,"
"Dia juga mengatakan kepada Krisna bahwasanya dia akan pergi dan membantu pihak Pandawa yang kalah dalam jumlah prajurit,"
"Namun Krisna menjelaskan paradox ini kepadanya: Demi menjaga janjinya kepada sang ibu, maka dia akan terus menerus berganti sisi antara Pandawa dan Kurawa. Pada saat dia berada di pihak Pandawa maka pihak mereka akan menjadi berada di atas angin dan pihak Kurawa berada di bawah angin. Maka saat itu, Barbarika mau tak mau harus beralih sisi ke pihak Kurawa demi menepati janjinya kepada sang ibu. Lalu, begitu juga sebaliknya saat keadaan Pandawa menjadi di bawah angin maka dia harus berpindah ke sisi Pandawa lagi,"
"Hal itu akan terjadi terus-menerus hingga akhirnya hanya dialah yang tersisa di medan perang,"
"Mendengar hal itu Barbarika pun menjadi kebingungan dan tidak tau apa yang harus dia perbuat. Saat itulah Krisna mengajukan sebuah solusi. Menurut tradisi, kepala prajurit yang paling berani harus menyucikan medan perang,"
"Barbarika pun menyetujui solusi itu dan menyerahkan kepalanya kepada Krisna. Dengan begitu peperangan pun di mulai,"
"Pada tahun 1027, sebuah kuil dibangun di atas tanah tempat kepala Barbarika dinyatakan telah ditemukan,"
"Kuil itu berada di desa Kathu, India,"
Shuhua menghela napas. Cerita yang baru saja dia dengar cukup membuat hatinya terguncang. Mengorbankan kepala mu demi menyucikan medan perang? Terdengar sangat mengerikan baginya.
"Lalu apa hubungan nya kisah ini dengan ku?" gumam Shuhua, meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas.
Shuhua menghela napas berat. Dia kembali mengambil kartu yang tadi dia temukan dan memperhatikannya dengan lebih seksama.
"Eh?"
Shuhua menyadari sesuatu. Kartu itu bereaksi terhadap pantulan sinar lampu meja yang berada di atas nakas. Pantas saja dia tidak menyadarinya, karena sedari tadi dia hanya berbaring dan membelakangi lampu itu. Lampu utama kamar mati sehingga dia tidak menyadari bahwa kartu itu memiliki desain yang mirip dengan kartu baru perpustakaan yang baru saja dia terima. Kalau tidak salah, si pustakawan mengatakan bahwa kartu baru itu disertai dengan hologram atau semacamnya, yang bereaksi jika terkena pantulan lampu.
Shuhua pun mencoba untuk mendekatkan kartu itu ke arah lampu dan mulai menggeser-gesernya dengan perlahan. Saat bagian kanan bawah kartu terkena sinar lampu, Shuhua bisa melihat bahwa ada sesuatu yang tertulis dengan tinta yang sangat tipis di sana.
"Apa ini?" gumam Shuhua.
"Tambah...satu.. nol.. enam.. empat.. tiga.. tiga.."
"Hah? Apasih?"
Shuhua mengerinyitkan dahi. Angka-angka apa lagi ini? Semua penemuannya hari ini membuatnya sangat bingung. Tapi dia yakin bahwa dia tidak boleh memandang remeh hal ini lagi. Dia sudah diperingati beberapa kali dan bahkan hari ini dia diperingati secara langsung oleh orang tak dikenal itu.
Shuhua kembali menghela napas, berusasa untuk menenangkan dirinya dan berpikir lebih jernih. Dia kemudia mengambil ponselnya lagi dan mulai mencari makna dari angka-angka yang tertulis di kartu itu.
Namun, begitu Shuhua menekan tombol cari tiba-tiba saja layar ponselnya menjadi gelap. Dia pun panik dan berusaha untuk menggeser-geser layarnya tapi tidak ada perubahan apapun.
"Kenapa lagi ini??" gusar Shuhua sambil memukul-mukulkan ponsel itu ke tangannya dengan perlahan. (ingat masih nyicil)
Beberapa saat kemudian layar ponsel nya pun kembali seperti semula namun dia langsung menerima sebuah email dari alamat tak dikenal. Shuhua pun langsung membuka email itu dan menemukan e-tiket yang sudah selesai dibooking atas namanya. Di tiket itu tertera keberangkatan dari kota Milan ke kota Delhi pada tanggal 25.
"Tanggal 25? Hah? Tanggal 25 kan besok!"
"Omong kosong macam ini?"
Shuhua membanting pelan ponselnya ke tempat tidur.
"Gila ya ini orang? Hah... Lagian ngapain juga aku peduli sama hal kayak gini. Mungkin aja ini cuma prank yang niat banget dari orang-orang jail, kan?"
"Tapi gimana kalau ini bukan prank? Orang asing di gereja tadi jelas-jelas bilang kalau aku nggak boleh mengabaikan hal yang datang,"
"Tapi masa iya aku berngkat jauh-jauh ke India cuma karena hal ini?"
"Atau jangan-jangan hp ku di-hack?! Hah! Iya! Itu penjelasan paling logis saat ini,"
"Tapi berarti hp ku di-hack sama orang berbahaya dong. Dia sampek tau kalau aku lagi ada di gereja,"
"Jangan-jangan bakalan terjadi sesuatu yang berbahaya kalau aku nggak ngikutin apa kata mereka,"
Shuhua menjadi semakin gusar. Dia menggigiti ujung jemari jempolnya, cukup keras hingga mengeluarkan darah.
Masih saat Shuhua berada dalam dilema, dia mendengar bunyi notifikasi masuk dari ponselnya.
Ting!
You've got a new message!Shuhua pun bergegas membuka pesan itu. Dia kembali mengerinyitkan dahi karena menerima email dari orang tak dikenal namun kali ini profil orang itu adalah animasi buah ceri.
Dari: S-Cherry
Subjek: noneDatanglah Shua...
Aku menunggumu...
____________________________________Wihh...
Email dari mana nih...Jangan lupa vote ya beb :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal: Tacenda || SooShu
Fiksi PenggemarSemuanya berawal dari satu pesan singkat yang terus menerus menghantui Shuhua setiap pagi. Layar gelap dengan satu tulisan yang tidak dia ketahui maknanya, membawanya ke dalam petualangan mencari orang-orang terkasih yang sudah lama lenyap dari sisi...