ઈଓ 03࿐

195 18 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


that's weird
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

dua hari itu waktu yang cukup untuk aiku mengerti seluk-beluk tentang shinohara ayaka, yang sekarang punya peranan penting di hidupnya sebagai pacar. walaupun tidak jelas mereka betulan pacaran, atau cuma aiku yang lagi dimabuk ayaka.

setidaknya, aiku tidak mau putus. putus itu juga berarti mereka akan kehilangan koneksi dan berakhir tidak pernah saling mengenal lagi.

tipenya memang bukan ayaka, tapi ayaka bisa mengubah tipenya.

dia benar-benar bukan cewek menye-menye seperti cewek-cewek yang aiku kenal sebelumnya. pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kampus, padahal aiku mau mengajaknya makan soto bersama.

"kelas gue pagi sampe siang," kata ayaka, disambungan telepon mereka.

"keisi semua itu? sorenya?"

"mau ngebahas proker."

"lo ikut organisasi?"

"iya. gue gak mau jadi mahasiswa yang cuma ngampus terus balik. seenggaknya punya achievement, biar lulus langsung bisa bikin portofolio."

"ikut apaan?" aiku agak insecure. soalnya dia sendiri mau kuliah saja malas daftarnya, malas ikut ujian masuknya.

"hima. gue wakilnya. makanya gak bisa bolos."

"gue jadi suka sama lo, dah."

"gue gak bisa pasang muka lucu. tipe lo bukannya loli?"

aiku tertawa, "lo diem aja udah lucu. kayak anak anjing."

"ngatain apa muji sih?"

"dua-duanya."

"dosen gue bentar lagi masuk. gue tutup teleponnya."

"kirim rincian jam pulang lo. gue jemput."

"lo nyeremin, anjir. tiba-tiba jadi baik gini."

"gak usah geer lo. gue cuma gabut."

"gue cabut kata-kata gue yang bilang lo baik."

kemudian telepon ditutup sepihak oleh ayaka. meninggalkan aiku yang duduk di sofa sambil senyum-senyum tidak jelas.

"muka lo kayak pelaku pencabulan anak."

aiku menoleh saat kara tiba-tiba datang dari arah belakang. "jangan rusak kesenengan gue."

"punya cewek lo?" mata kara memicing, menyelidik.

"punya bini gue."

"emang ada yang mau sama lo?"

"pergi dan bawa mulut busuk lo itu jauh-jauh," aiku melempar kacang tuban kearah kepala kara.

-

sorenya, aiku sudah standby di depan gerbang fakultas sastra kampus ayaka. saat dia bilang mau menjemput, dia serius akan melakukannya. walaupun ayaka tak memberitahu kapan dia pulang.

[✔] [11] independent ; oliver aikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang