ઈଓ 05࿐

124 16 0
                                    

one month, one heart꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

one month, one heart
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

baiklah. sudah cukup basa-basinya. tipikal ayaka tidak akan pernah membiarkan dirinya terlena karena perlakuan istimewa aiku. dia harus sadar, ini sudah satu bulan, dan mereka harusnya sudah tidak lagi berhubungan.

jadi ayaka datang ke rumah aiku setelah minta alamat lengkapnya. dia menggunakan 3 jam senggang di pagi hari hanya untuk mempertegas hubungan tanpa tujuan ini.

ayaka melipat tangannya di dada, dia sudah membunyikan bel rumah aiku 3 kali.

beberapa saat, seseorang keluar. tapi bukan aiku. melainkan adiknya, nakara.

"ada.. apa ya, kak?" kara jelas bingung karena tiba-tiba muncul sosok asing di depan rumahnya.

"maaf bertamu pagi-pagi gini. aku ayaka," dia mengulurkan tangan. kara menjabatnya dengan canggung, "nakara, kak."

"oke nakara, aku mau ketemu sama kakak kamu," ayaka langsung ke inti.

"oh, si aiku sekarang lagi.." kara menggaruk kepalanya. "lagi ngapain ya dia.. aku juga nggak tau."

ayaka sedikit kaget. pertama, karena kara yang disebut adiknya ini memanggil aiku dengan nama belakangnya. kedua, karena dia tidak tahu kemana kakak laki-lakinya pergi?!

"tapi kalo mau titip sesuatu boleh, kak. nanti aku sampein," kara cengengesan.

"oh.. iya. tolong bilangin ke dia. aku minta putus."

mata kara langsung melotot. "korban keberapa, kak?"

"nggak tau. kayaknya ke-18. tapi ini karena aku yang sendiri, bukan karena aiku macem-macem, tapi karena aku harus putus sama dia."

kara bingung, tapi dia mengangguk saja sudah biar urusan ini cepat selesai. tapi aneh sih, biasanya cewek-cewek aiku minta putus karena aiku ketahuan selingkuh, sedangkan kali ini, alasannya karena memang harus putus?

"nanti aku sampein ke dia," kara mengacungkan jempolnya.

"oke, thanks, nakara. sekali lagi maaf karena nggak sopan dateng pagi-pagi dan bilang hal aneh kayak tadi," ayaka membungkuk.

"engga, kak. ini mah udah paling sopan. dulu pernah pas buka pintu langsung kena tamparan salah sasaran. kelakuan mantannya aiku begitu," kara tertawa hambar.

ayaka tersenyum kecil. ternyata dia betulan mirip dengan aiku ya. walaupun bukan secara fisik.

-

selesai mengurus kegiatan di kampus, ayaka meninggalkan gedung dan niatnya mau segera pulang. atau belanja dulu mungkin?

tapi rencananya langsung gagal karena dia, untuk kesekian kalinya, melihat aiku lagi di depan gerbang fakultas.

"lo tadi abis ke rumah?" tanpa salam, tanpa basa-basi, aiku langsung ke pembahasan inti.

"adek lo udah ngasih tau?"

"marah-marah dia ditelepon. nyuruh gue tobat mainin cewek. emang lo ngomong apa ke dia?" aiku menunjukkan layar ponsel di mana riwayat panggilan dengan kara berlangsung selama 20 menit.

"putus."

"kita?"

"bukan. saraf otak lo."

aiku tertawa. "lo segitunya pengen putus dari gue?"

"gue balik ke situasi pas lo bilang kita cuma pacaran sehari. dan!!!! gue pernah bilang juga kan, kalo gue gak ada niat pacaran lagi?"

"lo tau gak? lo ngomong gitu berasa gue yang maksa."

ayaka diam. benar juga sih apa yang si cabul itu katakan. tapi dia tetap akan berpegang teguh pada prinsipnya. "gue mau fokus kuliah, mau fokus kejar sarjana, becoming a script writer, wanita karir, mandiri, so i don't need you or anyone, i can live with my own feet."

"nggak, lo gak bisa. hidup sendiri nggak segampang yang lo bayangin. lo pikir cuma lo doang di dunia ini yang hidup mandiri dari kecil? gue juga," aiku menarik napas. "jadi gue pengen nemenin lo, dan gue pengen lo nemenin gue. dunia ini terlalu luas buat ditinggalin sendiri. tapi nggak akan terasa kalo dijalanin berdua."

ayaka langsung.. diam, membeku, mematung, tidak bergerak, bahkan tidak bernapas untuk beberapa saat. dia sibuk mencerna kata-kata aiku yang terlalu ambigu itu. dia kebingungan.

"i promise to give affection that you never got all this time." aiku mengelus kepala ayaka.

"what does that mean?" ayaka bertanya dengan suara pelannya.

aiku tersenyum sebentar sebelum mengatakan, "another way to say i love you,"

"..!"

"muka lo merah banget.." aiku tepuk tangan. dia bangga pada dirinya sendiri karena berhasil membuat perempuan ini blushing.

"bacot lo.." ayaka menutup wajahnya dengan punggung tangan. "i still need privacy."

"emang kalo gue ngomong i love you, privasi lo langsung anyep gitu? norak."

"mulut lo kayak nggak disekolahin."

"gue emang gak sekolah."

ayaka mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah aiku, "don't spoil me." dia mengatakannya sambil memasanh wajah cemberut yang menggemaskan. (di mata aiku)

"of course i will spoil you. you are my baby girl," aiku menyeringai aneh, bukan, tapi cabul.

"serem, bangsat," ayaka mendecih di akhir kalimatnya.

-

[✔] [11] independent ; oliver aikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang