ઈଓ 09࿐

139 16 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

let us both fall in love, please

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

let us both fall in love, please..
꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

"GAS!" aiku menyambar kunci motornya dan berjalan terbirit-birit keluar dari rumah sendou. bahkan dia menabrak shidou yang baru kembali dari memasak mie kuah.

sampai mie kuahnya tumpah..

"AIKU KONT*L!" kata shidou.

si pelaku menulikan pendengaran. setelah mesin motornya hidup, dia langsung pergi dengan kecepatan ugal-ugalan.

pengendara lain bahkan sampai ingin melemparnya dengan tomat busuk karena tidak memberi lampu sen saat belok. dia juga mengabaikan lampu merah dan menerobos semua halang rintang yang ada di depannya.

dalam waktu 17 menit, aiku sampai. dia segera mengetuk pintu, dan ayaka segera keluar. ngomong-ngomong ini rumah kedua keluarga ayaka. lebih kecil, sederhana, dan ayaka tinggal di sini kalau dia sedang ingin sendiri.

"cepet banget. naik apaan lo?" ayaka muncul masih dengan pakaian sama yang dia kirim ke aiku, ada keripik kentang di tangannya.

"kendaraan surga."

"kalo niat lo ke sini mau zina, pakenya kendaraan neraka lah," ayaka menutup pintu setelah aiku masuk.

belum dia sempat mendengar jawaban, aiku sudah lebih dulu memeluk tubuhnya dari belakang.

"aduh wangi banget," aiku yang mendadak lebay ini, rasanya mau menangis. dia menghirup kuat-kuat leher sampai ke tulang selangka ayaka.

"jangan komen, lo!"

"itu pujian."

"jangan muji!"

"bikin bayi kali ya?"

ayaka reflek menendang kaki aiku, "gak selebih itu, anjing. yang gue maksud itu cuma cuddle. paham gak lo? cuma cuddle!"

"serius? gak ada sesi kamarnya?"

"gak ada, dasar cabul. buat pelukan, di sofa juga bisa," ayaka menarik aiku untuk duduk di atas sofa. dia sudah menyiapkan film the croods untuk ditonton bersama. tapi sayangnya, aiku lebih suka kalau ayaka duduk di atas pangkuannya.

"gini kan enak."

"enak buat lo, nyet."

"lo bisa gue enakin kalo lo mau."

"merinding gue dengernya," ayaka mengangkat kakinya ke atas meja. mulai menonton. ya niatnya begitu sih. tapi aiku tidak mau membiarkannya hanya menonton.

dia sudah sejak tadi mencium lehernya, bahkan ayaka merasakan kalau aiku meninggalkan bekas dari setiap ciumannya.

"gue jadi inget pas lo ngata-ngatain gue waktu pertama ketemu," ayaka tiba-tiba bergumam reflek. dia sudah terlanjur tidak fokus pada tontonan di depannya.

"gue pikir lo bakal nolak gue selamanya. soalnya, tipe lo— hmpphh..."

demi membungkam mulut ayaka, aiku memutar tubuh si cewek dan mencium bibirnya. ciuman yang pada akhirnya berubah menjadi lumatan kecil.

sampai keduanya terhanyut pada permainan mereka, dan the croods jadi saksi bisu ciuman panas mereka.

-

"gue mau nanya,"

"nanya aja."

ayaka mendecak, "gimana mau nanya kalo lo dari tadi gak berhenti megang-megang gue, anjing!"

"yang nanya mulut apa badan?" aiku selalu punya jawaban menyebalkan untuk setiap pertanyaan emosi ayaka.

"kasih gue jeda sedikit bisa, gak? lo udah berapa tahun gak megang cewek sih? agresif banget," ayaka mendorong tubuh besar aiku itu untuk sedikit menjauh darinya.

"mau nanya apa? kalo gak penting mau gue lanjut—,"

"soal adek lo!"

aiku menoleh, wajahnya mendadak serius, "kenapa si kara?"

"hubungan lo sama adek lo itu agak renggang, ya?"

"nggak sama sekali. malah saking deketnya, dia biasa aja jemur bh depan gue."

ayaka kehabisan kata-kata sekarang. "bukan ke arah situ yang gue maksud."

"terus?"

"lo berdua jarang quality time bareng?"

"bukan jarang lagi. malah gak pernah sama sekali."

"kenapa?" ayaka jadi semakin penasaran.

"soalnya dulu.. hubungan gue sama kara jauh lebih buruk dari sekarang. orang tua gue selalu belain kara, biarin kara ngelakuin apapun yang dia mau, tapi enggak sama gue. makanya gue sempet kesel sama kara. sebentar doang sih. karena gue tau, kalo kara begitu karena didikan orang tua gue juga," aiku membetulkan posisi duduknya.

"hm.. jadi, orang tua lo pilih kasih?"

"pinter," aiku menepuk-nepuk kepala ayaka setelah mendengar jawaban itu.

"why?"

"karena gue punya kelainan," aiku menunjuk mata kanannya. "gara gara ini orang tua gue jadi berantem, saling tuduh-tuduh gak jelas. tapi gue gak peduli. lagian mereka sekarang udah gak ada."

ayaka terdiam sebentar. dia takut ini adalah pembahasan yang tidak seharusnya dia pertanyakan. tapi dia terlalu penasaran!

"tanya apa lagi?"

"itu jadi sebab lo jaga jarak dari kara?"

"bukan dari kara. tapi dari rumah itu. rumahnya bikin gue inget masa lalu, jadi gue gak betah di sana," aiku pura-pura melas. "mau tinggal sama lo."

"boleh. ntar gue kurung di loteng. tidur sama tikus."

"tikusnya cewek bukan?"

"demi tuhan, otak lo kotor banget sampe-sampe ke tikus aja bisa horny," ayaka menggelengkan kepala.

"gue tetep sukanya sama lo."

"review jujur: geli," ayaka mengambil bungkus keripik kentang dan memakannya lagi.

"btw lagi, lo gak ada niat kuliah?"

"gak tau. gue pengen lanjutin karir atlet gue rencananya. tapi ntar misah mulu sama lo," aiku menjawab sambil kembali mendekatkan diri ke ayaka.

"kan bisa ketemu yang lebih cakep."

"lo yang paling cakep, anjirlah," aiku mendorong kepala belakang ayaka.

"sampe gue keselek terus mati, lo yang gue rasukin," ayaka balik mendorong kepala aiku. lebih keras.

si cowok hanya tertawa-tawa. dia tidak kesal, malah senang. dasar masokis.

"gak bisa apa lo ngasih gue kata-kata yang bagus? perasaan isinya anceman pembunuhan semua," aiku sok merajuk.

"gue emang mau bunuh lo kok, bunuh pake cinta," ayaka nyengir, dia pura-pura. biar aiku senang. soalnya bisa dapat pahala kalau membuat orang lain senang.

"ceilah. sebelum lo bunuh, gue bikin gak bisa jalan dulu sini," tangan aiku merangkul pundak ayaka. mendekatkan wajah mereka.

"gue gak paham, tapi lo anjing."

-

[✔] [11] independent ; oliver aikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang