11: Kerajaan Lunar Hancur

4 0 0
                                    

Hanya butuh total enam hari hingga kerajaan Lunar hancur diinjak-injak oleh para monster. Jutaan orang meninggal tanpa arti dalam sekejap. Keluarga Kerajaan juga tidak luput dari itu semua. Putra Mahkota dan istrinya sudah meninggal. Raja sudah mengungsikan diri Kerajaan Ash. 

Karesh benar-benar kebingungan mendengar itu. Ia segera mengumpulkan Habel, dan seluruh penyihir, termasuk Karia dan Garam yang ikut dalam pertemuan itu. Semua penyihir itu tidak memiliki klu tentang apa yang terjadi. Apabila mereka disuruh berteori, mereka akan menyangkut pautkannya dengan Karia. Bahwa mungkin itu adalah sebuah karma, karena mereka menjebak bahwa Karia akan menghabisi seperlima dari mereka dan menghukumnya atas tuduhan yang salah itu, kini monster menghabisi hampir seluruhnya. 

Para monster itu ada yang sangat kecil juga ada yang sangat besar. Jika diminta untuk menggambarkan seperti apa sosok para monster itu: Ada yang bertubuh pir dengan wajah di tubuhnya, ada juga monster yang hanya memiliki mulut besar, atau jarum-jarum kecil hitam yang mengulet di lantai dan akan saling menempel jika bertemu, kemudian jika merasa dalam bahaya mereka akan melompat dan menusuk. 

Segumpulan asap yang berjalan-jalan juga merupakan bentuk dari salah satu monster. Itu bisa membuat manusia yang terbiasa melihat hal-hal indah langsung berlari ketakutan. 

Kerajaan Lunar dalam sekejap menjadi tempat paling mengerikan kedua setelah Kota Gem. 

Karia yang mendengar itu juga merasa ada yang aneh. Duyung datang ke daratan dan monster menyerang wilayah mereka. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? 

Karia melihat ke arah Habel yang tampak tidak peduli dengan apa yang terjadi. Lantas, ia melihat ke arah Garam yang ... kelihatan sekali sedang menyembunyikan sesuatu. Saat di Kota Gem, Garam sepertinya mengetahui sesuatu, tapi Karia sendiri belum berbicara dengan Garam sejak ia terbangun. 

Habel yang mendengar itu menghela napas, "Ada Naga Putih di Kerajaan Lunar. Para monster itu cepat atau lambat akan membangunkan naga itu setelah melakukan kehancuran yang besar. Seharusnya Naga itu akan memukul mereka kembali ke wilayahnya." 

Mendengar nama Naga Putih di sebut, tubuh Karia menegang. 

"Tidak pasti! Naga sudah tidak pernah terlihat selama 2000 tahun!" ucap salah satu penyihir yang sudah memikirkan kemungkinan itu tetapi tidak menyuarakannya. 

"Tidak pernah terlihat bukan berarti tidak ada," respon yang lain, "Putra Mahkota Lunar beberapa tahun yang lalu dinyatakan tewas dan mayatnya tidak pernah ditemukan setelah memasuki tempat tinggal naga." 

"Cerita tentang itu, bukankah ada di sini pelaku yang ikut masuk ke goa naga?" 

Salah satu penyihir itu melihat ke arah Karia, diikuti juga oleh orang-orang lainnya. Yang mulai bertanya, "Tuan Putri apakah pernah melihat Naga itu secara langsung?" 

Karia menatap Yang Mulia Karesh lalu berkata, "Naga ... aku tidak tahu apa yang Mendiang Putra Mahkota Kiran lakukan, tapi saat aku memeriksa kembali ke sana tiga tahun lalu. Naga Putih itu sudah tidak ada di sana." 

Perkataan itu membuat meja pertemuan itu lebih kacau lagi. Naga itu besar ukurannya. Jika mereka berpindah atau terbangun saja setidaknya akan membuat gemuruh, jika ia berjalan tanah akan bergetar dan jika ia terbang pasti banyak orang yang melihat. 

Mendengar Naga Putih yang dari tadi disebut, Garam juga merasa aneh. Karia pernah bertemu dengan Naga Putih, tetapi Naga Putih itu sudah tidak berada di tempatnya? Siapa pula Putra Mahkota Kiran, dan mengapa ia meninggal? Naga itu tidak akan terbangun mau sebagaimana kuat manusia membangunkannya, tidak akan ada yang cukup kuat untuk melukainya, tetapi seorang manusia meninggal dan tidak ditemukan jasadnya? 

GaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang