⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️
________
Bagaimana ketika kamu Menikah dengan seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya,?
"Kamu sudah Abi jodohkan dengan anak sahabat Abi"
Sejak saat itu, saya mengakui bahwa saya kalah, saya sudah tidak bisa men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Namun sampai sekarang Azzam belum beranjak dari duduknya, dimana saat ia pulang dari Kediaman mertua nya Azzam memutuskan untuk pergi ke pantai untuk sejenak menenangkan pikiran
Tentang mimpi kemarin, saya di buat takut bukan main. Seperti seolah itu nyata, semuanya benar benar terasa menyesakkan
Saya masih berusaha keras membujuknya agar mau ikut pulang bersama saya. Buya dan Ummi terus terusan mendesak saya agar memberitahu ada apa sebenarnya di antara kami, mereka mulai curiga
“Untuk rasa sakit yang telah saya ukir di hati kamu, mohon di maafkan. Saya mengaku salah. Tolong beri saya kesempatan untuk bisa memperbaiki semuanya”
Itu isi pesan saya pada Meera beberapa menit lalu
“Mi, Azzam kemana?” tanya Buya pada saat masuk ke rumah
Ummi hanya menggeleng “Ummi juga gak tau, akhir akhir ini dia jadi sering absen mengajar dan sering keluar. Ada apa sebenarnya dengan Rumah tangga Azzam?”
Buya menghela napasnya kemudian duduk di kursi dengan di susul Ummi Hanum “Sepertinya ini bukan masalah sepele mi, Buya tau betul sikap perempuan kalau udah pulang ke rumah orang tuanya itu berarti masalah yang di hadapi terlalu rumit. Belum tau pasti apa penyebabnya nanti kita tanyakan langsung pada Azzam, mudah mudahan masih bisa di perbaiki”
Di sisi lain, Meera yang baru selesai mandi terkejut saat melihat Bunda Hana yang sudah berdiri menatapnya heran “Astaghfirullah .. Ada apa sih Bun?”
Perempuan itu terlihat memicingkan matanya “Meera, jawab pertanyaan Bunda yang jujur, kamu ini sebenarnya sedang menghindari Azzam kan? Ada apa nak? Kamu gak boleh seperti itu sama suami kamu, dia jauh jauh ke sini untuk menjemput kamu”
“Gak ada apa-apa kok bun, kita memang harus berjarak dulu sementara waktu”
Meera enggan menatap mata Bunda nya, takut takut nanti ia akan menangis dan Bunda semakin di buat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi pada kami
“Kata pak ustadz, gak baik marahan lebih dari tiga hari, dan ini kamu udah lebih dari seminggu” Bunda Hana berkecak pinggang “Azzam hebat banget dong ya bisa menghadapi sikap kamu yang masih ke kanak-kanakan ini”
Meera ingin menangis rasanya. Bun, andai Bunda tau, saat ini aku bukan hanya menghdapi ke egoisan ku, tapi aku juga sedang menghukum kak Azzam atas perbuatannya
Meera tersenyum kecil sebelum melangkah ke arah Bunda “Bun, kayaknya gak semua masalah Rumah tangga Meera Bunda harus tau, maaf kalo kedengeran nya gak sopan. Tapi, untuk kali ini biarkan Meera yang selesain, Meera hanya sedang meredakan emosi”