02 | Wedding

438 12 1
                                    

Tiga bulan kemudian ...

Ning Vika menatap pantulan dirinya di depan cermin, menatap sosok perempuan yang sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Istri dari Gus Zizan.

Ya, Gus Zizan, jenis manusia yang Ning Vika hindari selama ini. Gus Zizan yang selama dua Minggu menjelang pernikahan selalu menerornya.

Mengulas kembali kejadian tiga bulan lalu. Di mana, Ning Vika semakin dibuat kesal karena foto keluarga yang di mana Gus Zizan menyabotase tempat Ning Qomariyah. Foto itu Gus Zizan upload di akun pribadi nya. Selayaknya saudara-saudara yang lain, foto Ning Vika di blur, hanya saja, foto itu menjadi buruan para penggemar yang penasaran siapa sosok di baliknya. Semua itu karena tangan Gus Zizan yang tak sopan memegang kedua bahu Ning Vika.

Kalimat singkat Ning Vika di kolom komentar unggahan Gus Zizan, membawanya pada kisah seumur hidup ini.

Tiga bulan yang lalu, sepulang dari acara kumpul keluarga. Kiai Fatih dan Bu Nyai Nikmah memanggil Ning Vika, kemudian menanyakan kesediaan Ning Vika terhadap pernikahan.

Kala itu, Ning Vika merasa dirinya telah siap untuk menikah. Kebetulan juga Aba dan Umma nya membahas, lalu mengatakan ada sosok yang ingin meminangnya, yang telah direstui oleh keduanya. Ning Vika pun meng-iyakan dan merahasiakan untuk dirinya sendiri siapa calonnya. Pertunangan pun Ning Vika tetap tak ingin diberitahu siapa namanya, nama orang tua dan dari mana asalnya. Ning Vika hanya diberitahu kalau dia seorang Gus.

Sampai akhirnya mendekati hari jadi, di mana undangan telah dicetak. Saat itu Ning Vika hanya bisa tercengang melihat dengan siapa namanya bersanding.

Dua Minggu yang lalu...

Tok ... Tok ...

Alunan merdu suara Ning Vika yang tengah mengaji itu terjeda oleh ketukan pintu kamarnya. Ning Vika turun dari musholla kamarnya. Setelah pintu di buka, ternyata Sisil.

"Kak Sisil? Masuk, Kak," kata Ning Vika.

"Oh, tidak usah, Ning. Hanya mau mengantar undangan. Nih, undangan nya sudah dicetak, sesuai desain yang Ning Vika inginkan."

Senyum Sisil merekah indah menatap undangan mewah di tangannya itu. Namun, senyum yang muncul sepersekian detik itu seketika lenyap saat melihat siapa yang menjadi mempelai prianya.

"Kak, ini ..." Ning Vika menatap gamang Sisil dan nama di undangan pernikahan itu bergantian.

"Kenapa, Ning. Ada yang keliru?" Tanya Sisil.

"Nama pengantin prianya, Kak," gumam Ning Vika.

Sisil mengambil alih undangan di tangan Ning Vika. Meneliti nama pengantin pria yang Ning Vika sebutkan.

"Benar, kok, Ning. Muhammad Zizan Febriansyah, memang ini namanya."

"Jadi, calon suami Vika itu Gus Zizan?"

"Benar, Ning. Oh, ya Allah, aku lupa kalau Ning Vika tidak mau tahu siapa calonnya selama ini. Jadi, benar, Ning. Calon Ning Vika itu Gus Zizan."

"Aaaa ... Kak Sisil, Vika tidak mau ..."

"Eh, Ning, tidak boleh ah bicara sembarangan."

"Lupa, Kak. Tapi, kenapa harus Gus Zizan sih. Gus Zizan ini bukan kriteria idaman Vika, Kak."

"Ning Vika tenang saja, Gus Zizan sudah pernah diintrogasi oleh Abi (Gus Kafi) dan Gus Kafa."

Istri Rahasia Gus Zizan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang