Chapter 3: Spek Boti Minta di Can

293 20 2
                                    

Ada beberapa orang di dalam daftar Serena yang mukanya seolah memohon untuk ditumbuk.

Misalnya Raki, yang setiap hari berdebat dan memancing emosinya tak kenal tempat dan waktu.

Misalnya Cantika, dengan gaya bicaranya yang terkadang membuatnya tidak sabaran. Meskipun belakangan ini kadar menyebalkannya turun drastis karena ternyata ada yang lebih parah.

Misalnya Icha, anak kelas Pick Up dengan bahasanya yang hiperbolis dan kadang membuat Serena ingin mencubit ginjalnya.

Tapi belum pernah Serena merasa se-ngidam ini untuk menumbuk mulut orang sampai orangnya tidak bisa bicara sebulan.

"Weh, bener kan kau ini Si Rena? Nggak nyangka aku berubah tambah cantik aja kau! Tambah glow up gitu, apa skin care mu?" yang bertanya adalah seorang anak laki-laki seumuran mereka, berbadan lebih mungil bahkan dari Serena yang paling kecil sekelas, dengan kecepatan bicara bak MRT tanpa rem, tangan menoel pipi Serena, wajah yang mengkilat kebanyakan Hyaluronic Acid, dan pita pink yang bercokol di rambut hitam pendeknya.

"Namanya Serena, bukan Sirena." Jawab Monica berusaha tetap ramah.

"Skincare dia itu pake pasir bahan banguanan di depan rumahnya." Timpal Raki sambil tertawa.

"Aish, nggak mau bagi ya sudah. Ingat aku nggak? Dulu kita sekelas pas kelas 5 SD sebelum kamu sama dia pindah. Nggak ingat kali kau, dulu aku pendiam sering kena bully soalnya." Anak laki-laki itu masih menoel pipi Serena dengan semangat.

Kening Serena berkedut menahan emosi.

"Lah, emang sekarang udah nggak kena bully lagi kau?" tanya Raki, matanya menertawakan Serena yang menahan murka.

"Masih, tapi sekarang kalo yang bully cewek ku ajak adu julid. Kalo cowok tinggal kuancam mau kucium. Pergi dah dorang." Jawabnya enteng.

Monica memberi wow takjub.

"Eh, beda sekali lah kau dengan waktu masih SD, masih suka marahin angin sama pohon nggak? Masih suka nari nggak? Omong-omong kau nggak sekelas ya sama dia? Dulu kan kau nggak bisa betul dipisah sama sua-"

"Ekatyo Sarjono sini kau ku can betul pala mu! Woi jangan lari kau Eka!!"

"Ampun mbak! Beneran Rena rupanya kau! Kukira bukan Rena dari SD Bungul Sari!"

"Nggak ada ampun! Awas palamu sampai dapat!"

"Ampun nyonya! Kenapa barbar kali kau sekaraaaanggg!!"

Suara mereka masih terdengar sayup-sayup. Sementara Raki dan Monica berwajah pucat dan saling memandang.

"Marahin angin sama pohon itu berarti dorang lagi marahin jin sama setan ya?" tanya Monica lirih.

"Nari? Dulu Serena suka nari? Kok nggak nyampe di otakku." Raki membisik lirih menatap Monica.

"Dorang bilang Serena barbar sekarang." Monica membalas.

"Berarti Serena versi SD nggak barbar?" Raki menatap tak percaya.

"terus, dorang bilang Serena nggak bisa betul dipisah sama sua.....mi...????" mata Monica membelalak tak percaya.

Wajah keduanya semakin pucat.

"Nggak lah, mana ada. Paling bercanda aja dorang kan?" suara Raki bergetar tidak yakin.

Mereka berdua terdiam. Meresapi fakta bahwa masih sangat banyak yang tidak mereka tau tentang sahabat mereka yang paling ajaib itu.

Ada suatu kemisteriusan yang mencekam di masa lalu Serena. Setidaknya itu yang mereka rasakan.

TBC


Author Notes: Ini satu OC yang baru muncul. males mikir nama. ku kasih aja nama Eka karena itu nama penulis terkenal yang sempat kudebat karena beda pendapat. sampe sekarang masih sebel kalo lihat namanya. dan lagi aku pingin bikin karakter Eka yang netral baik dari segi gender, maupun pendapat. nama Eka juga versatile, bisa untuk cewek dan cowok. 

Nggak, aku nggak pingin bikin karakter boti nyebelin, aku cuma pingin karakter ini ada aja, dia biasa aja, punya arah dan peran sendiri, tadinya mau kubikin dia cewek, tapi bingung nanti taruh dimana, kan udah banyak tokoh cewek lain kayak Vanny dan Mitha. mau kubuat cowok biasa kok rasanya aneh aja. jadi kubuat dia tipe cowok kemayu, kayaknya karakter ini udah ada sih, sempat ngobrolin Skin care sama Serena dan Monica, pas itu Serena ngasih tau kalau dia pake pasir dari depan rumah buat cuci muka. lol. Kak Serena nggak ngasih tau namanya sih.

sebenarnya bisa aja pake dia, tapi aku butuh karakter anak baru yang tiba-tiba muncul yang ngasih hints soal masa lalu Serena. 

aku mau fanfiksi ini berawal dari gajelas dan penuh keanehan, nanti bakal muncul plot menebal setelah beberapa chapter. dibayanganku sempat kubuat cerita 21+ soal obsesi dan tergantungnya Ratara sama Serena. tapi lihat aja nanti lah, sampai sana atau nggak. kalaupun jadi nanti kupisah chapter 21+ nya dan tanpa baca chapter itu pun ceritanya bakal masih nyambung. yang masih di bawah umur, aman, untuk sementara ini.

Lilitan Benang-Benang TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang