Chapter 3

51 9 1
                                    


       ঞじòぴé Happy Readingઈଓᦗ࿐
  

Kini Na Hwajin dan Lim Hallim Mendatangi sebuah kantor polisi yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang menimpa seorang siswi bernama Aerum untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

"Terimakasih karena sudah ingin membantu pak Hwajin" ucap seorang polisi sembari memberi hormat kepada Hwajin.

"Bapak gak perlu sampai menundukkan kepala pak, bapak lebih tua dari saya" ujar Hwajin sembari mematikan rokoknya.

"Kami kemari ingin mengetahui informasi tentang kasus ini lebih jauh lagi". Halim angkat bicara setelah Hwajin berbicara dengan polisi tersebut.

"Mari bicarakan ini di dalam ruangan saya pak Hwajin dan nona Halim" Polisi tersebut menuntun mereka menuju ruangan kepala polisi tersebut.

"Keluarga dari korban meminta para polisi menyelidiki kasus ini lebih jauh walaupun bukti terlalu sedikit, karena bukti yang kurang orang tua korban meminta setidaknya temukan medali anaknya sebagai kenangan terakhir" jelas polisi itu panjang lebar.

"Gadis itu, terakhir kali bersama siapa? pasti dia tidak sendirian, kan?" Halim bertanya sembari melihat catatan hasil penyelidikan.

"Dua orang polisi sekarang sedang mengunjungi masing-masing rumah murid untuk melakukan interogasi, kita tunggu saja hasil dari laporan" namun baru beberapa menit polisi mengatakan hal itu telpon nya berbunyi nyaring.

"Ya Halo" ujarnya mengangkat panggilan tersebut.

"....... "

"A-Apa!?, Bagaimana bisa!? Apakah mereka baik baik saja?" tak hanya polisi itu yang terkejut, Hwajin dan Halim pun terkejut melihat polisi menunjukkan wajah kaget dan prustasi.

"Ada apa pak?? " tanya Halim .

"Dua polisi yang di tugaskan untuk menginterogasi rumah para setiap murid mengalami kecelakaan tunggal, sekarang mereka terluka parah untungnya mereka berhasil di larikan kerumah sakit secepatnya" polisi itu lantas terduduk sembari memijat batang hidungnya.

"Pak coba cari tahu rumah siapa yang terakhir kali mereka interogasi, nanti beritahu saya. " Hwajin berdiri dengan wajahnya berubah menjadi serius. Lantas pergi bersama Halim menuju mobilnya.

🪼

Di mobil yang berhenti di parkiran,  Hwajin sedang berpikir keras akan kasus ini baru saja dia mendapatkan dari kepolisian bahwa kecelakaan dia polisi ini karena rem blong yang berakhir dua polisi itu melewati pembatas jalan.

"Sepertinya hal ini bukan kecelakaan yang tak di sengaja" .ujar Hwajin tiba-tiba membuat pikiran Halim bertanya-tanya apa yang di maksud seniornya.

"Jadi....... Maksud senior semua itu hasil rencana seseorang, dan kecelakaan dua polisi ini ada hubungannya dengan kasus kematian Aerum?".

" Tentu saja ".

Saat Hwajin menyalakan mesin mobilnya , terdengar suara yang berasal dari ponsel milik Hwajin yang menerima sebuah panggilan dari kepala polisi. Hwajin langsung menancap gas telah menerima informasi dari kepala polisi.

" kita akan kemana senior"

"Ketempat terakhir kali dua polisi itu datangi".

🪻

Tibalah Hwajin dan Halim di sebuah rumah Yang cukup sederhana di pinggir bukit, mereka keluar dari mobil dan mengetuk rumah sederhana tersebut .

" ini rumah siapa senior?" Hwajin menoleh kearah Halim yang bertanya.

The Real Lesson x reader and OC ||another case Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang