☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
.. Di sebuah ruangan bernuansa putih terlihat (name) yang sedang di interogasi oleh seorang psikolog, (name) menatap orang di hadapan nya dengan tatapan tanpa ekspresi.
Di luar ruangan Lim Hallim dan Hwajin dengan perban di kepalanya sedang melihat interaksi si bocah dengan psikolog tersebut . Mereka menatap itu dengan tatapan serius dari luar dari kaca .
"Apakah kakaknya sudah di hubungi?" Tanya Hwajin
"Kakak nya park Jim sudah di hubungi ,dia berada di luar kota dan akan segera datang" ujar salah satu polisi. "Persidangan akan dilakukan akan di lakukan secara tertutup tidak dan identitas pelaku akan di sembunyikan " lanjut polisi tersebut.
Setelah mendengar hal itu Hwajin dan Halim pergi untuk menemui seseorang , di lorong keduanya masih terdiam memikirkan apa yang terjadi selanjutnya hal itu membuat .
"Senior, menurut senior apa yang terjadi kepada (name)" tanya Halim memecahkan kesunyian.
"Melakukan pembunuhan di umur yang masih muda, mungkin dia akan mendapatkan hukuman minim 7 tahun."
"Hahhhh, padahal dia masih begitu muda" ujar Halim frustasi.
"Itu pilihannya untuk melakukan hal ini" mereka masuk kesebuah ruangan, terlihat seseorang yang sedang duduk dan menunggu kehadiran mereka.
Kangseok, orang itu berbalik dan menatap dia orang yang sudah ia tunggu sejak tadi.
"Akhirnya kalian datang juga bocah!, aku memanggil kalian kemari karena aku ingin membicarakan apa yang akan terjadi oleh park (name) kedepannya"
"Memang nya apa yang akan terjadi? Tentu saja anak itu akan di obati pikiran nya dan menerima hukuman nya kan?" Ujar Na Hwajin.
"Ya dan juga kedepannya kalian akan sering bersama nya" ujar sang menteri membuat dua orang di depan nya terdiam mencerna apa yang di katakan oleh Menteri mereka.
"Apa?!"
.........
Terlihat seorang pemuda yang berlari tergesa-gesa di lorong gedung pusat kepolisian dengan wajah menahan tangis , air mata dan keringat bercucuran di wajahnya .
Dia menoleh ke sana kemari dan menemukan tujuannya, sebuah pintu yang di jaga oleh dua polisi. Dia berlari menghampiri dua polisi tersebut.
"P-pak polisi... Dimana adiku!" Tanyanya sembari menahan tangisannya.
"Apakah kamu Park Jim , adikku sedang di dalam , dia se-"
"Biarkan aku masuk! Aku ingin melihat nya!" Jim meronta ingin memasuki ruangan itu tetapi di tahan oleh kedua polisi tersebut.
Jim berhenti meronta saat melihat pintunya terbuka dan keluarlah si psikolog dengan senyuman sendiri menatap Jim.
"Kau pasti kakaknya , masuklah dan bicara dengan adikmu sepuasnya." Pria psikolog itu memberinya jalan untuk dia masuk, Jim langsung memasuki ruangan tersebut dan menemukan adiknya sedang menundukkan kepalanya.
Jim langsung memeluk adiknya dengan erat, dia menangis tersedu-sedu mengetahui perbuatan adiknya selama ini tanpa dia ketahuilah. Andai saja dia meluangkan waktunya untuk sang adik dan tidak memberinya kepada seseorang yang menggertak sang adik ini semua tak akan pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Lesson x reader and OC ||another case
Ação"Bukankah kasus seperti ini di luar tugas kita senior". ujar Lim halim pada seniornya yang berpikir keras akan kasus yang iya temukan. " Bagaimanapun juga kasus ini fi sebab kan oleh seorang anak anak, jadi kita tidak punya pilihan lain".ucapnya se...