Someone

1.5K 46 2
                                    

Nataniel
X
Misha



Manis.

Aku sangat menyukai senyuman manisnya. Matanya akan membentuk bulan sabit dengan sebuah dimple mungil di bawah mata bulan itu setiap tersenyum. Entah dari mana datangnya rasa manis itu. Yang ku tahu, setiap melihat dia melengkungkan bibir cherrynya keatas, maka aku dapat merasakan rasa manisnya. Aku sangat menyukai senyuman itu.

Aku juga menyukai wajah berserinya. Dia akan tampak sangat cantik dengan matanya yang berbinar. Aku tidak sedang menggombal loh ya, dia memang benar-benar sangat cantik. Tidak akan ada yang bisa menandingi sosoknya di mataku.

Dia lah orang yang paling aku sayang. Orang yang paling ku cintai di dunia ini, setelah keluargaku tentu saja. Dia segalanya untukku.

Apakah kalian ingin mengenalnya? Aku yakin kalian akan sangat menyukainya.

Dia, Misha. Sahabat tersayang yang menempati posisi terpenting dalam hatiku. Ya... Dia hanya sahabatku, tidak lebih dari itu. Sahabat yang ku pandang lebih.

Aku mengenalnya sejak kecil. Dia teman pertamaku di kota ini. Karena sebelumnya aku tinggal di desa bersama kakek dan nenek ku. Aku pindah ke kota ini saat SMP. Aku termasuk anak yang cukup pendiam, bisa dibilang aku ini introvert.

Aku ingat, hari itu dia dan ibunya berkunjung ke rumahku untuk memberikan makanan. Katanya juga Misha ingin menemui ku, ingin berkenalan. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, baru kali ini aku bertemu dengan anak semanis Misha. Dia sangat hiperaktif dengan sikap periangnya. Kami selalu bersama sejak itu. Perbedaan umur kami yang hanya berjarak satu tahun dan sifat Misha lah yang membuat kami bisa sangat dekat. Entah apa yang aku pikirkan saat itu. Dan lagi, untuk pertama kalinya, baru kali itu aku merasakan jantungku berdetak dengan tidak normal. Ada rasa aneh yang perlahan tumbuh di dalam hatiku.

"Aish, Nata! Dengar aku gak sih?"

Aku tersadar dari lamunanku karena sentakan Misha. Ku lihat ia mengerucutkan bibir dengan wajah yang tertekuk kesal. Aku terkekeh melihatnya. Tanpa sadar tanganku bergerak untuk mengelus lembut sisi wajahnya. Dapat ku rasakan tekstur halus dari wajah Misha.

"Maafkan aku. Kau bilang apa memangnya?"

Dapat ku lihat ada rona merah samar di kedua pipinya. Wajahnya kembali berseri menatap berminat padaku. Ah! Dia benar-benar menggemaskan.

"Pulang nanti antar aku ke toko buku, ya? Ada buku yang ingin ku beli, juga ada terbitan novel terbaru dari penulis kesukaanku. Temani aku, ya?"

Lihat mata berbinarnya, itu terlihat seperti mata anak kucing. Oh Tuhan, itu sangat menggemaskan.

"Apa aku bisa menolak?" Ku naikkan satu alisku sambil tersenyum.

"Kurasa tidak," senyumnya semakin mengembang lebar. "Terimakasih, Nataniel"

Bahagia sekali rasanya, saat melihatmu juga bahagia

-_-_-_-_-

Untuk pertama kalinya, senyum manis itu tidak bisa membuat jantungku berdebar dengan rasa senang seperti biasanya. Kali ini, senyumnya membuat luka tak kasat mata untuk hatiku. Membuat dadaku sesak dengan rasa tak suka. Aku benci dengan perasaan ini.

Aku benci saat-saat seperti ini. Saat dimana aku harus bersikap baik-baik saja, padahal ada luka yang terbuka lebar di hatiku. Ada sesak yang sekuat tenaga aku tahan. Ada perih yang harus ku sembunyikan.

Bagaimana mungkin aku bisa menunjukkan semua sakit itu, saat dia tersenyum dengan senangnya. Bercerita dengan menggebu tentang seseorang yang ia sukai. Aku tahu, dia memang menyukai seseorang. Dia selalu bercerita padaku tentang lelaki itu. Aku kenal dengannya, ia teman satu jurusan ku.

COMPILER | OS Oniel x Other MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang