Gue nggak sepenting itu ya dihidup lo?
Kenapa juga gue harus berharap?
Kita kan, cuma mantanan.Manik, -Mantan-
***
30 menit kemudian..
"Lutut gue.. "
"Kram bjirr.. "
"Nggak ada akhak!"
"Tadi, siapa bilang jalan bebek mudah? Gue pikir mending lari daripada kayak gini, kayak simulasi matahin tulang, anjir!"
"Gue kira mudah, ternyata tak segampang itu ferguso!"
"Maaf, karena gue jadi 10 putaran."
"Udahlah nggak apa, ini supaya kita solid kan? , dan antisipasi buat kedepannya nggak kena hukuman lagi. Jadi hati-hati guys buat besok-besok mudah-mudahan, Waketos baik berkedok sadis tuh. "
"Waketos? Siapa waketos nya emang?" tanya Kinta.
"Siapa lagi, Manik Sagara."
"Nggak ada perasaan tuh OSIS, nggak boleh nih penindasan!" omel siswi lain.
"Udah, Terima aja, ngeluh nggak akan ngubah keadaan. Bentar doang 3 hari."
"Kalo rasanya 3 tahun gimane? Lo aja motivasinya jelek, mudah-mudah, lo aja kayak gempor."
"Udah, kita ke kantin lah makan dulu. Dan bel kan?"
"Itu tadi bel Masuk!"
"Loh, kok gitu?"
"Nggak denger dari kakanda Manik?"
"Kalian diawasi sampai 10x putaran, dan waktu istirahat pun lanjutkan. Jika sudah beres menjalani hukuman, kalian boleh beristirahat, sampai bel masuk waktu kalian."
"Singalan!"
*
Efeknya terasa sampai akan pulang, rasa pegal di lurutnya membuat Kinta berjalan tertatih-tatih.
Ia meronggoh ponsel dan mengirim pesan kepada Januari.
To: Kak Januari
Kak, aku ikut pulang yah.Kinta memperhatikan pesan ceklis dua yang tidak kunjung di buka itu, dan ketika ia menelepon juga tak ada jawaban.
Kinta menghela napas, dan beralih mengirim pesan kepada Meille
To:Meille
Ei, kamu dimana? Aku enggak ngelihat mobil kak Januar ya di parkiran? Kalian belum pulang kan?Kinta cukup lama memandang pesan itu, hingga akhirnya mendapat balasan seketika, ia.. Cukup bahagia. "Syukurlah Eille membalas."
From: Meille
Maaf, gue sama Kak Januar udah pulang.Kinta menahan napasnya, lalu membuangnya untuk meredakan hatinya yang sesak, berharap rasa sesak itu pergi dengan hembusannya.
"Ya, aku akan naik bus lagi." Senyum getir Kinta.
Drrtt.. Drttt..
Sebuah telpon masuk, membuat Kinta meronggoh HP di saku rok seragamnya.
Ibu Peri is calling
Dengan penuh senyuman, Kinta mengangkat telepon itu.
"Hallo selamat siang Ibu Perii.. "
"Kamu ini, ibu aja, nggak usah pake peri-perian segala. Udah besar kamu ituh." nadanya mengomel entah kenapa Kinta rindukan, padahal baru beberapa hari Kinta meninggalkan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN
Teen FictionMan-tan. Satu kata yang menyakiti Kinta dalam hidupnya. Tentang seseorang yang berarti, namun memilih pergi dalam hidupnya. Dan Tentang mereka yang menyebut man-tan adalah kewajaran. Adakah mantan ibu? Kinta rasa tidak pernah mendengarnya. Adakah ma...