Halo masih ada yang baca book ini gak hehehe ✨
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Doyoung tiba tiba terbangun dari tidurnya saat merasakan sakit di bagian perut dan juga bagian kepalanya, dengan perlahan doyoung menetralkan nafasnya yang sedikit terengah engah kemudian dengan perlahan mengambil botol obat yang berada dalam nakasnya
Sebenarnya ini bukanlah masalah baginya, karna akhir akhir ini ia sering bahkan terlalu sering bangun tengah malam seperti saat ini di sertai sakit di bagian kepala dan juga perutnya bahkan tak jarang ia sampai kesulitan untuk bernafas
Dengan cepat ia beranjak dari tempat tidur nya dan berlari menuju kamar mandi lalu mulai memuntahkan seluruh isi perutnya di sertai dengan cairan merah kental di wastafel kamar mandinya, jangan lupakan baju tidur warna putih miliknya yang kini sudah berubah warna menjadi merah
Doyoung menekan kuat bagian perutnya, rasa sakit itu datang lagi seperti di tusuk oleh ribuan belati.
Dengan langkah cepat ia berlari menuju ke arah nakasnya dengan cekatan dirinya mengambil sebuah botol obat dari dalam nakas, menuangkanya beberapa butir lalu menelannya tanpa air sedikit pun
Ia kemudian bersandar pada nakas berusaha menetralkan nafasnya mencoba mengurangi rasa sakit di perut nya dan juga dadanya yang sedari tadi sesak dan sulit sekali untuk bernafas
Beberapa saat kemudian saat di rasa sakit di kepala serta sesaknya mulai hilang kini giliran perutnya yang kembali sakit
Jika sudah seperti ini Doyoung hanya bisa menahannya sendiri tanpa ada seorang pun yang tau dan berakhir dengan ia tetap terjaga hingga pagi hari tiba
Netra lentiknya memanas ntah kenapa tiba tiba dirinya ingin menangis, rasa itu datang lagi rasa putus asa dan seperti dekat dengan kematian. dia mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidup nya tapi itu semua selalu gagal karna saat akan melakukannya dirinya selalu ingat akan sebuah janji
Janji kepada sang adik saat hari kelulusannya yang membuat dirinya merasa itu adalah permintaan terakhir yang wajib untuk dia penuhi
Doyoung mendongakkan kepalanya ke arah langit langit kamarnya mencoba mengingat kenangan manis antara dirinya, nathaline dan juga sang adik
Pikirannya menerawang jauh pada malam paling membahagiakan menurut nya, guratan kecil tercipta di wajah manis nya kala mengingat kejadian itu bohong jika dia tidak merindukan hal itu.
Malam itu.....
Saat ia dan sang adik sedang mengerjakan PR bersama di kamar nya tiba tiba sang adik mengatakan sesuatu
" kak, kakak harus janji ya pada eina kakak nanti jadi lulusan terbaik terus nanti foto deh sama eina ya kak "
" iya kakak janji
Netra gadis mungil itu melebar
" beneran? "
" iya kesayangan kakak astaga nanti kita foto bareng bareng sama ayah bunda, dan kak aline lagi ya "
gadis mungil itu meloncat loncat bahagia lalu beralih memeluk doyoung
" yeaayyy sayang kak doyie "
" kakak juga sayang eina "
" eina juga harus belajar yang rajin nanti biar bisa masuk sd yang eina mau "
Gadis itu langsung membuat gestur hormat
" siap kapten " ucapnya dengan senyuman manis miliknya
Doyoung tersenyum lalu mengusap surai hitam sang adik
" pinter banget sih adeknya siapa sih? "
" adeknya kak doy " ucapnya dan kembali memeluk doyoung jangan lupakan suara tawanya yang kini memenuhi kamar kakak nya
Tiba tiba
Pintu kamar doyoung terbuka menampilkan seorang gadis cantik dengan wajah pura pura murung nya
" cuman kak doy nih yang di anggap kak aline nggak " ucapnya dengan nada yang di buat seperti merajuk
Membuat doyoung dan eina tertawa kecil kala mendengar hal itu
" hehehe adeknya kak aline juga " ucap si kecil lalu beralih ingin memeluk aline dan yang lebih tua langsung beralih mensejajarkan tubuhnya dengan sang adik supaya mudah untuk di peluk
" jangan marah ya kakak tadi kan kakak ga ada hehehe "
aline tersenyum
" kakak gak marah kakak cuman bercanda tadi " ucapnya sembari tersenyum
Doyoung yang melihat itu tersenyum kecil senang melihat pemandangan ini
" kak doy sini " panggil si kecil
doyoung tersadar dari lamunannya dan langsung menghampiri keduanya
" ada apa eina kenapa_____" belum juga selesai berbicara si kecil membawa doyoung untuk pelukan bertiga
" eina sayang kak aline sama kak doy kalian kakak paling terbaik di dunia " ucap si kecil
Mendengar itu doyoung dan aline hanya bisa tersenyum kecil
" kakak doy sama kak aline juga sayang eina kok "
" jangan tinggalin eina ya kak " ucap si kecil
Nathaline dan doyoung saling melihat satu sama lain lalu tersenyum
" kakak gak akan pernah tinggalin eina sampai kapanpun " ucap aline
" jadi eina juga jangan tinggalin kak aline sama kak doy ya "
Si kecil mengangguk ribut
Tiba-tiba
Krrkk krrkk
" suara apa itu ?"
eina tertawa kecil
" eina lapar hehehe " ucapnya dengan tawa renyahnya
" astaga adik kakak ini lapar ayok kebawah biar kak aline masakin "
" Yeaayyy " pekiknya
" ayok kak doy gendong "
" Terima kasih kakak "
Malam itu tiga bersaudara itu berakhir memakan nasi goreng kimchi buatan sang kakak pertama dengan di penuhi canda dan tawa
" eina kakak kangen, kamu ingkar janji sama kak doy dan kak aline " lirihnya tanpa sadar cairan bening meluncur begitu saja membasahi pipi chubby nya
" semua nya berubah eina, kak aline gak kayak dulu lagi ayah sama bunda juga, kakak capek kenapa kamu tinggalin kakak dengan semua kesalah pahaman ini" tangis nya kini benar benar pecah
" kakak capek eina maafin kakak " lirihnya dengan nafas yang memburu
" tapi kakak gak bakalan nyerah demi eina " lirihnya dengan senyuman manis yang tak pernah pudar dia harus tetap baik baik saja bukan?
Sakit? Pasti tapi apa dia pernah membenci keluarga nya? jawabannya tidak,karna bagaimanapun mereka tetaplah keluarga tempat dirinya pulang dan akan begitu selamanya
TBCNb:
Typo bertebaran maaf kalok gak seru ya men temen btw emang gaje gak sih jan lupa votmen yaww sengku❤✨
Happy reading💙✨
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY [HARUBBY]
Random" kisah tentang seorang yang hidup dengan sejuta kekurangan dan tanpa kebahagiaan dia tak pernah membenci takdir nya yang buruk tapi dia selalu menerimanya hingga suatu saat seseorang datang dan mengajarkan apa takdir itu sebenarnya dan apa itu keba...