PROLOG

252 52 2
                                    

Halo Wieeverss ‼️

Selamat datang di ceritaku semoga kalian nyaman di lapak ini🙌

Perhatian ⚠️ [tidak menerima plagiarisme dalam bentuk apapun, semua ada undang undangnya]

[Undang Undang pasal 10 ayat (3)]

• Mohon untuk budayakan vote dan comment ya gratis kok ⭐
• Maklumi apabila ada banyak typo, karena aku baru mulai nulis lagi
• Typo tandain ya⚠️

Jika kalian tidak suka dengan cerita ini silahkan pergi dan cari cerita yang kalian sukai jangan membedakan atau membanding bandingkan karya aku dengan author lain.

Semua berhak berkarya ☝️☝️

Semua berhak berkarya ☝️☝️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

•°•°•°0°•°•°•

“Aku ada dan nyata, namun kehadiranku seolah dipalsukan oleh mereka”
- 19 days with Kaluna -

°•°•°•0•°•°•°

Malam ini langit terlihat lebih gelap dan pekat dari biasanya. Langit yang dihiasi oleh bintang bintang serta cahaya bulan yang menyinari bumi. Suhu udara malam ini terasa lebih dingin hingga menusuk kulit tubuh manusia.

Namun, jalanan kota malam ini terasa tenang karena berkurangnya aktivitas manusia. Lampu lampu jalan dan gedung memberikan cahaya buatan yang menghidupkan malam. Malam selalu menjadi waktu yang tepat untuk beristirahat setelah seharian beraktivitas.

Seorang gadis sedang berjalan di sebuah gang kecil yang sepi sambil menggendong tas kecil berwarna pink di punggungnya.

Tidak ada rasa takut sama sekali, gadis itu sangat nekat untuk mengambil jalan pintas yang terbilang cukup menyeramkan itu.

Tiba tiba ponselnya berbunyi dan bergetar menandakan sebuah panggilan masuk. Diusapnya ke atas logo telepon berwarna hijau itu lalu mulailah terdengar suara dari seberang sana.

“Halo dek, kamu dimana? Kok belum pulang?”

“Masih di jalan”

“Cepet pulang ya, nanti Abang marah. Mau kakak jemput aja nggak?”

“Nggak usah, di kira gue masih kecil apa udah ah jangan banyak bacot”

Tut.

Panggilan pun terputus secara sepihak. Gadis itu menggerutu kesal, mengapa kakaknya selalu mengganggu kenyamanannya. Padahal ia hanya ingin pulang sendirian malam ini.

“Apa sih dia, sok sok an banget perhatian sama gue” gumam gadis itu sambil terus berjalan ke depan. Tanpa sadar ada seseorang yang mengikutinya dari belakang.

Saking asiknya gadis itu bermain ponsel ia sampai tidak sadar bahwa seseorang itu semakin lama semakin mendekatinya.

Dan

“Hmpphhhh”

Gadis itu diculik, mulutnya dibekap oleh sebuah kain yang sudah diberi obat. Hingga kini, gadis itu jatuh pingsan.

Sebuah ruangan yang kosong dan hanya terdapat kasur dan diiringi oleh cahaya lampu saja. Seorang gadis terbangun dari pingsannya, kepalanya terasa pusing.

Ia tidak mengingat apa yang telah terjadi dan menimpa dirinya, yang ia ingat hanyalah gang sepi dan kemudian ia di culik.

Prok..prok..prok

Suara tepuk tangan menggema di ruangan itu, pandangan gadis itu juga ikut tertuju pada seseorang yang tengah bertepuk tangan di dekat pintu.

“Sudah bangun rupanya” ucap seseorang itu. Dia lelaki, jika tadi dia menggunakan masker maka sekarang tidak. Wajahnya terlihat jelas dengan senyuman miringnya.

“Siapa lo?!” tanya gadis itu sambil mundur ke belakang.

“Jangan bersikap sok suci, bukankah ibu kandungmu juga seorang pelacur?” suara itu bernada rendah namun terasa menusuk di telinga gadis itu. Tak hanya itu, suasana di sana juga terasa lebih mencekam.

“Lepasin gue!!”

“Oh tentu tidak manis, sayang sekali jika putri kesayangan keluarga Arga dan adik kesayangan Altezza harus dilepaskan begitu saja” jawab lelaki itu yang kemudian maju dan mulai mendekati gadis itu.

Padahal posisinya gadis itu berada di atas kasur sehingga lelaki itu leluasa untuk mengunci pergerakan gadis di hadapannya.

“Lo mau apa?! Pergi pergi!!”

“Tolong!! Tolong!!”

“Silahkan berteriak sepuasmu nona, karena tidak akan ada yang bisa mendengarmu. Nyawa mu berada di tanganku” ujar lelaki itu dan kini lelaki itu sudah berada tepat di depan kasurnya.

Gadis itu ketakutan, ia berusaha mencari celah untuk keluar namun nihil tidak ada satu barang pun di sana, hanya tersedia kasur saja.

“Berteriaklah dibawah ku, nona”

Setelah mengucapkan hal tersebut, lelaki itu menjatuhkan diri di atas tubuh gadis itu sehingga menindih tubuhnya. Gadis itu menangis, menyesali perbuatannya.

Siapa pun yang bisa menolongnya, tolong!!

“T-tolongg a-akhhh!!”

Lelaki itu meraup bibir gadis di bawahnya dan mulai membuka satu persatu kancing baju yang dikenakan gadis itu.

Dan hal itu pun terjadi malam itu juga, di mana lelaki tak dikenal itu mengambil kehormatan gadis yang ia culik. Dengan tujuan ingin membalas dendam pada keluarga gadis itu yang telah merusak kehidupannya.

“A-abang ka-kakak” lirih gadis itu untuk terakhir kalinya.

[KALUNAMAHEN]

Jangan lupa pencet tombol bintangnya biar menyala hatiku🔥🔥

See u next chapter 🎉

The WAVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang