Selingkuh(an) 2 - New

5.6K 13 0
                                    


Dara diam mengintip dari celah pintu yang terbuka sedikit. Hatinya panas terbakar melihat sang suami bergerak beringas di atas wanita cantik yang tampak keteteran mengimbangi nafsu buas suaminya tersebut. Tak hanya suara desahan yang menggema, bau bercinta juga menguar dari kamar itu.

Di awal pernikahan mereka Abi masih bersikap manis. Mereka hidup layaknya pasangan suami istri yang saling mencintai. Perangai Abi berubah setelah kehamilan Dara semakin membesar. Dia tak lagi memperhatikan Dara, bahkan selalu mengacuhkannya. Lebih parahnya lagi, Abi mulai sering berbelanja wanita. Sekurang-kurangnya tiga kali dalam seminggu Abi selalu membawa jalang ke rumah untuk memuaskan hasratnya. Dan hal itu selalu ia lakukan secara terang-terangan seolah dengan sengaja ingin menunjukkannya kepada Dara.

Mengingat perlakuan Abi padanya ditambah adegan menjijikan di depannya membuat Dara menjadi mual. Dia berjalan masuk ke dalam kamarnya yang terletak tepat di samping kamar Abi tersebut. Meski sudah menutup pintu, suara desahan dan ketiplak bunyi percintaan masih terdengar dengan begitu nyaring.

Apa yang Dara lihat dan dengar sedikit banyak memberi efek pada dirinya. Sekujur tubuh Dara terasa panas. Aliran darahnya berdesir kencang hingga jantungnya berdegup keras. Nafasnya semakin memberat. Dia berjalan menuju laci di samping tempat tidurnya dimana ia menyimpan semua mainan untuk menyalurkan hasrat s*ksualnya.

Sejak Abi keranjingan layanan wanita panggilan, lelaki itu sudah berhenti menyentuh Dara. Sejak saat itu pula Dara mulai mengoleksi mainan-mainan tersebut. Berbagai alat dengan berbagai fungsi warna dan ukuran berjejer di laci tersebut. Pilihan Dara berhenti pada dildo berukuran jumbo berwarna hitam legam.

Dara merebahkan diri di atas kasur. Tanpa persiapan ia langsung memasukkan mainan itu ke lubang sensitifnya yang memang sudah basah sedari tadi.

"Oohh... Aaahhh...." Dara mulai mendesah menikmati setiap getaran yang mengguncang lembah surganya. Dengan dildo sebesar itu, goanya terasa penuh dan sesak. Matanya mulai terpejam, dengan sedikit imajinasi, dia membayangkan bunyi tepukan di kamar sebelah terjadi padanya.

Tubuh Dara kian menggelinjang seiring meningginya gelombang birahinya. Desahannya pun bertambah kencang. Ia meremas kain seprai erat-erat. Dara bahkan tak sadar ketika Abi masuk dan menaiki ranjangnya. Ia baru membuka mata ketika kenikmatannya terjeda karena getaran dalam lembah surganya berhenti.

"Abi?" gumam Dara antara percaya dan tak percaya. Apakah ini juga bagian dari imajinasinya? Dia menyentuh wajah lelaki yang kini sudah merangkak di atasnya.

Abi merunduk. Ia mengecup singkat bibir Dara beberapa kali sebelum melumatnya dengan lahap. Dara pun membalas, tak kalah rakusnya. Udara lembab di kamar itu seketika memanas. Bulir-bulir keringat menghujan dari sekujur tubuh kedua insan tersebut.

Dari bibir ranum Dara, ciuman Abi bergerak turun ke leher sang istri. Abi sesapi kulit yang putih mulus itu hingga meninggalkan tanda kemerahan. Puas melukis leher istrinya, Abi semakin merunduk ke bawah, menyedut kedua gundukan kenyal yang menggoda sebelum bermain-main di permukaan perut Dara yang bulat menggairahkan.

"Mmhh...." Dara menggelinjang. Punggungnya melengkung-lengkung. Pinggulnya bergoyang-goyang. Dia bermaksud untuk mencabut mainan besar yang memenuhi goanya namun Abi malah menepis tangannya itu.

JLEB!

"AKH!" pekik Dara, matanya terbelalak. Abi menusukkan pedangnya pada lubang yang masih berisi mainan hanya dalam sekali hentakan. Rasa ngilu yang menjalar membuat sekujur tubuhnya mendadak menjadi tegang.

"Sshuuuss...," desis Abi yang menyadari ketidak-siapan Dara. Ia kembali mencumbu bibir Dara, mengalihkan atensi wanita itu dari nyeri di bagian bawahnya. Seiring dengan semakin panasnya ciuman mereka, sedikit demi sedikit Dara mulai sedikit rileks. Abi baru mulai berani menggerakkan pinggulnya.

Pregnant StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang