𝐈 - 𝐈𝐈𝐈

97 22 1
                                    

Psyche berjalan menyusuri gerbong khusus murid baru. Dia mencari kompartement kosong untuk dia tempati, akan sangat senang jika hanya ada dia sendiri.

Sayangnya harapan itu harus pupus, semua kompartement telah terisi. Terpaksa Psyche masuk ke kompartment yang hanya diisi satu orang.

"Permisi, boleh aku duduk di sini?"

Psyche merotasikan kedua matanya saat mendapati laki-laki yang dia kenal. Tanpa mendengar jawaban Eros, Psyche mendudukkan dirinya di sebrang anak laki-laki itu. Mereka duduk saling berhadapan.

"Aku belum menyetujuinya dan kau sudah duduk tanpa izinku huh?" Ujar Eros dengan menaikkan salah satu alisnya.

"Dengan atau tidak seizin dirimu, aku tetap akan duduk di sini. Yang lain sudah penuh." Psyche duduk dengan kaki saling menumpuk, kedua tangannya terlipat di depan dada dan dagu yang diangkat tinggi.

"Apa aku terlihat peduli huh?"

"Apa aku terlihat mempersalahkan kepedulianmu huh?"

Eros menghembuskan nafas kasar. Lagi-lagi dia kalah berdebat dengan anak perempuan di depannya yang sialnya sangat cantik di matanya.

"Apa yang baru saja aku pikirkan?! Dia cantik?! Cih, sepertinya aku harus segera periksa mata." Batin Eros menyangkal pemikirannya. Dia menggelengkan kepala, mengusir jauh-jauh pikirannya tentang gadis di depannya.

Sementara itu, pandangan Psyche jatuh pada benda yang menghiasi jari manis Eros. Dia merasa tidak asing dengan wujudnya.

"Sylvester, apa kau percaya dengan reinkarnasi?" Tanya Psyche tiba-tiba.

"Entahlah, antara percaya dan tidak percaya. Aku akan percaya bila benar-benar ada buktinya."

"Bagaimana jika orang yang di depanmu adalah buktinya?"

Eros mengerutkan dahinya. "Pardon?"

Anak perempuan bermarga Rosechild itu menggeleng. "Nothing, get over it. By the ways, cincinmu unik. Sangat Slytherin."

"Tentu karena aku sudah pasti masuk Slytherin." Sombong Eros seraya membayangkan dia benar-benar masuk ke asrama Slytherin.

⚜️⚜️⚜️

"MURID KELAS SATU! LEWAT SINI!!" Teriak seseorang berbadan besar seperti raksasa.

Mereka berjalan menuju sebuah danau lalu menaiki perahu yang hanya bisa dinaiki 4 orang. Psyche naik ke atas perahu bersama tiga anak lain yang dia sendiri tidak mengenalnya, sepanjang perjalanan dia memilih untuk diam. Sesekali dia melihat ke sekelilingnya.

Di Hogwarts semua murid kelas satu di arahkan menuju suatu ruangan dengan dua pintu yang besar, di depan pintu berdiri seorang penyihir wanita cantik menggunakan dress berwarna orange yang dipadukan dengan jubah berwarna hitam. Dia tersenyum menyapa sekumpulan murid baru di depannya.

"Kelas satu, Profesor Granger."

"Terima kasih, Hagrid. Sekarang aku akan mengambil alih."

Seorang pria bertubuh besar bernama Hagrid pun akhirnya pergi. Profesor Granger kembali lanjut berbicara. "Selamat datang di Sekolah Sihir Hogwarts. Sebelum mengambil tempat duduk, kalian akan diseleksi lebih dulu untuk mengetahui akan masuk ke asrama mana. Seleksi ini adalah sebuah acara yang sangat penting, karena selama kalian ada menempuh pendidikan di Hogwarts, asrama kalian adalah keluarga kalian."

𝐒𝐄𝐌𝐏𝐈𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang