Hujan salju pertama dimusim dingin baru saja terjadi tadi malam, membuat Hogwarts kini seperti diselimuti oleh salju. Menjelang natal, pernak-pernik khas natal sudah terpasang cantik di beberapa spot yang ada di Hogwarts. Terutama great hall.
Natal kali ini Psyche memilih menetap di Hogwarts. Kedua orang tuanya sedang pergi ke Amerika mengunjungi Neneknya yang sakit. Otomatis rumahnya kosong tak berpenghuni, dan dia tidak ingin sendirian di rumah yang cukup besar itu. Ya, walaupun ada house elf, ia tetap saja sendirian di rumah.
Sebelumnya Psyche sudah dipaksa untuk ikut ke Amerika, tapi dia menolak dengan tegas. Alasannya hanya karena sepupu-sepupunya dari pihak Ayahnya itu sangat berisik, mereka suka sekali berceloteh sekalipun tidak penting. Dia yang pecinta ketenangan jelas tidak akan betah jika ikut. Maka dengan berat hati, kedua orang tuanya mengizinkan Psyche untuk tinggal di Hogwarts.
Psyche keluar dari kamarnya, dia berjalan menaiki tangga hendak ke common room. Suhu kali ini sangat dingin sampai dia tidak bisa menahannya, jadilah dia berniat duduk di depan perapian common room. Rencananya, dia juga akan duduk di sana sambil lanjut membaca buku yang dibacanya tadi malam.
"Psyche, kemari." Ujar seseorang yang duduk di sofa depan perapian.
"Dionne, kau tetap di sini?" Tanya Psyce seraya duduk di samping gadis itu.
Dionne mengangguk, "Kedua orang tuaku sedang mengunjungi Kakak ku yang bersekolah di Beauxbatons. Bagaimana denganmu?"
"Kedua orang tuaku mengunjungi Nenekku di Amerika."
"Kenapa kau tidak ikut? Bukankah mengasyikkan merayakan natal bersama keluarga besar?"
"Tidak juga. Sepupu-sepupuku berisik, aku tidak suka."
Dionne mengusap kucing di pangkuannya. Ya, dia memilih kucing menjadi hewan peliharaannya. Dia sedikit tidak suka burung. Saat masih anak-anak, Dionne kecil pernah di patuk burung liar saat berpiknik. Sejak saat itu, dia mulai tidak menyukai segala jenis burung. Tidak peduli sudah jinak atau belum, dia tetap tidak menyukainya.
Dionne adalah salah satu teman yang cukup dekat dengan Psyche. Dia berasal dari keluarga D'Lance, salah satu keluarga pureblood Sacred Twety-Three. Selain Dionne, Psyche memiliki satu teman lagi yang cukup dekat dengannya. Dia adalah Giselle, Gisellda Paramour. Sama seperti Dionne, keluarga Giselle juga salah satu keluarga Sacred Twenty-Three. Ketiganya mulai berteman sejak Psyche membantu Dionne dan Giselle di kelas ramuan.
"Dimana Giselle?" Tanya Psyche tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang dibaca.
"Pulang. Dia merayakan natal bersama keluarga besarnya, natal tahun ini semua anggota keluarganya hadir tanpa ada yang absen satu pun."
Dionne meletakkan kucingnya ke lantai, membiarkan hewan berbulu itu berlarian di common room yang sepi.
"Bagaimana kamar pribadimu? Apa kau suka?"
"Hm, sangat tenang. Sangat suka."
"Syukurlah kalau begitu. Kau mempunyai Ayah yang sangat perhatian, dia sangat mementingkan kenyamananmu di sini. Saat kau mengeluh tidak suka dengan teman sekamarmu yang berisik, beliau langsung berbicara ke Profesor Galvanize dan Profesor McGonaggal agar memberimu kamar pribadi." Dalam hatinya, Dionne sedikit iri dengan Psyche yang terlahir dari keluarga yang sangat menyayanginya.
"Andai saja kedua orang tuaku seperti kedua orang tuamu." Jari-jari Dionne memilin gaun yang dia pakai, melampiaskan rasa irinya karena dia merasa kedua orang tuanya hanya menyayangi sang Kakak. Kedua orang tuanya mementingkan Kakaknya melebihi apapun hingga lupa jika mereka memiliki satu anak lagi yang jarang mereka perhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐄𝐌𝐏𝐈𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋
Fanfic[On going] 𝔗𝔦𝔡𝔞𝔨 𝔰𝔢𝔪𝔲𝔞 𝔬𝔯𝔞𝔫𝔤 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔡𝔞𝔭𝔞𝔱𝔨𝔞𝔫 𝔨𝔢𝔰𝔢𝔪𝔭𝔞𝔱𝔞𝔫 𝔨𝔢𝔡𝔲𝔞. ℭ𝔢𝔯𝔦𝔱𝔞 𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔪𝔢𝔫𝔠𝔢𝔯𝔦𝔱𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔱𝔢𝔫𝔱𝔞𝔫𝔤 𝔪𝔢𝔯𝔢𝔨𝔞, 𝔪𝔢𝔯𝔢𝔨𝔞 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔨𝔢𝔪𝔟𝔞𝔩𝔦 𝔡𝔦𝔰𝔞𝔱𝔲𝔨𝔞𝔫 𝔨...