𝐈 - 𝐕𝐈𝐈

23 6 0
                                    

Psyche berjalan menuju laboratorium Profesor Granger. Profesor McGonagall bilang padanya kalau guru ramuan itu sudah kembali ke Hogwarts dan membutuhkan bantuannya.

Tok... Tok... Tok...

Profesor Granger tersenyum senang saat melihat seseorang yang dia tunggu datang.
"Akhirnya kau datang juga, Psyche. Aku perlu bantuanmu."

"Untuk apa, Profesor?"

"Beberapa stock ramuanku habis, aku butuh bantuanmu untuk menjadi asistenku hari ini. Tenang saja, kau akan mendapatkan point sebagai imbalannya."

"Kenapa aku, Profesor? Aku masih kelas satu, ada banyak kakak kelas yang memilih tinggal dan merayakan natal di sini. Kenapa bukan salah satu dari mereka?"

"Karena aku sudah melihat kemampuanmu beberapa bulan ini. Selama ini ramuan yang kau buat selalu berhasil, kau memiliki golden hand. Untuk ukuran kelas satu, itu cukup luar biasa."

"Tapi kemampuanku tidak sehebat itu, Profesor."

"Just take it or leave it?"

Psyche menghela nafas lelah lalu menganggukkan kepalanya, setuju menjadi asisten Profesor Granger dengan berat hati.

"Berapa point yang akan aku dapat?"

"25 point?"

"Terlalu sedikit, aku ingin lebih dari itu."

"50 point?"

Psyche menggeleng, "95 point." Tawar gadis Slytherin itu. Kini giliran Profesor Granger yang menggeleng, "Itu terlalu banyak." Tolaknya.

Bukannya menurunkan target pointnya, Psyche justru menambahkannya. "125 point, Profesor. Take it or leave it? Untuk ukuran golden hand, 125 point sebagai bayaran itu sudah murah."

Profesor Granger benar-benar tidak habis pikir dengan gadis di depannya, tingkahnya seperti menunjukkan kalau dia adalah Slytherin. Dengan berat hati Profesor Granger setuju.

"Aku ingin membuat ramuan-" Perkataan Profesor Granger terpotong oleh seseorang yang tiba-tiba membuka pintu laborarorium dan masuk tanpa permisi, sungguh sangat-sangat sopan.

"Hermione, aku butuh lebih banyak veritaserum dan memolio modification." Ujar seorang pria berkacamata.

Profesor Granger berdecak pinggang, menatap garang pria di sebrangnya. "Hm, bagus. Sangat sopan sekali masuk ke ruangan orang lain tanpa permisi. Etikamu sangat-sangat bagus, Harry Potter." Sindirnya.

Pria yang bernama Harry Potter itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia merasa tersindir dengan ucapan Profesor Granger. Wanita yang berprofesi sebagai pengajar itu merotasikan bola matanya. "Lupakan saja. Ramuan apa yang kau butuhkan?"

"Aku butuh lebih banyak veritaserum dan ramuan modifikasi ingatan, antisipasi jika stock ramuanku sekarang ini akan habis."

Sebagai seorang Auror, Harry membutuhkan ramuan yang dia ucapkan untuk memperlancar pekerjaannya. Sebenarnya itu cukup ilegal, tapi saat tidak bisa menggunakan sihir dan tidak bisa diancam, ramuan adalah satu-satunya jalan keluar.

"Kau bawa sendiri bahan-bahannya kan?" Mendengar itu, Harry langsung memamerkan kantong yang dia bawa lalu menyerahkannya kepada Profesor Granger. Kantong yang berisi bahan-bahan ramuan yang dia butuhkan.

"Bagus, aku akan mem-"

"Ekhem... Bisa kita mulai sekarang, Profesor? Walaupun libur natal, jadwalku cukup padat." Sindir Psyche saat keberadaannya tidak dianggap oleh dua orang dewasa di depannya.

𝐒𝐄𝐌𝐏𝐈𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang