20 | Lonely Sun

61 14 2
                                    

Sebelum keluar malam mingguan, gimana kalau ketemu Arkana dulu?

*

*

*

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lima hari telah berlalu sejak Respati masuk rumah sakit, pagi ini ia sudah terlihat memasuki ruang kelas dengan luka-luka yang masih membekas di setiap sudut wajahnya yang rupawan.

Harya terlalu sibuk menyalin tugas Geografi milik Arkana dan tidak menyadari bahwa sahabatnya baru saja berjalan melalui pintu kelas, Arkana juga sedang fokus melihat-lihat hasil gambar yang ia ambil melalui kamera di tangannya. Satu-satunya hal yang membuat mereka tersadar adalah suara Laras yang menyerukan nama Respati dengan riang.

"Respati?!"

Arkana dan Harya dengan kompak mengangkat kepala mereka kebingungan, sebab Respati memang sengaja tidak memberi kabar kepada mereka bahwa ia sudah mulai masuk sekolah hari ini. Keduanya mendapati wajah pucat lesu Respati sedang melemparkan senyum manis pada Laras yang langsung menyapanya. Buru-buru Harya bangkit dari kursinya untuk memeluk Respati dengan dramatis, suara tangis pura-puranya membuat Respati terkekeh cukup nyaring.

"Akhirnyaaa, Res. Sepi banget gak ada lo di kelas. Gak ada yang bisa gue gangguin."

Respati menatapnya dengan cukup sinis atas perkataannya barusan, tapi ia sangat paham bahwa itu adalah cara Harya mengungkapkan rasa rindu.

Suara kedipan lensa kamera berhasil menarik perhatian Respati pada Arkana yang baru saja selesai mengambil gambar mereka. Sudut-sudut bibir Arkana terangkat tinggi saat melihat hasil fotonya, merasa lucu ketika mendapati ekspresi kesal Respati saat melirik Harya yang sedang memeluknya erat-erat. Respati dengan kesabaran setipis tisu memang sering dibuat geram oleh tingkah menjengkelkan Harya, Arkana tidak tahu bagaimana Respati tahan menghadapi Harya selama ini.

"You okay, bro?" tanya Arkana sambil menjulurkan tangan pada Respati ketika Harya sudah melepaskan pelukannya.

"Yeah, I'm alive," balasnya sambil menyambut telapak tangan Arkana dengan gaya salaman cukup jantan ala para lelaki pada umumnya.

Sambil berlalu Harya bergumam pelan, "Gue lanjut kerja tugas dulu, bentar lagi apel pagi."

Respati menggelengkan kepalanya, tak percaya bahwa ia bersahabat dengan siswa pemalas itu. Ia juga mulai mengambil langkah untuk menghampiri tempat duduknya, diikuti oleh Arkana di sisinya tanpa berkata apa-apa.

"Lo mau gue temenin di kelas? Pasti masih belum sanggup ikut berbaris, kan?" Arkana melompat duduk ke atas meja Respati, memerhatikan sahabatnya itu mulai melepas tas ransel hitamnya yang cukup lusuh.

"Siapa bilang? Gue udah sembuh total ini. Lagian pengumuman audisi bakal disampaikan pas apel pagi nanti, kan?"

Kerutan di dahi Arkana mulai timbul, sepertinya pemuda itu tidak tahu apa-apa.

Once Upon A poemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang