The Final Impression

175 11 0
                                    

Keesokan paginya, Claude dan Fredrinn bangun secara bersamaan. Mereka berdua beradu tatap romantis cukup lama.

"Selamat pagi, Sayangku". Sapa Fredrinn kepada Claude untuk memecah keheningan di antara mereka berdua.

"Selamat pagi juga, Fredrinn". Balas Claude dengan senyuman lembut.

Kemudian, Claude beranjak dari ranjang disusul oleh Fredrinn.

Keduanya berjalan ke kamar mandi untuk melakukan hal yang biasa--Mandi bersama. >_<

Fredrinn mulai memeluk Claude dari arah belakang dan menciumi lehernya dengan lembut.

Lalu, Claude mencium bibir Fredrinn dengan lembut.

"Hmph... A-Ahh... Fredrinn.... Kamu sangat... Menggoda...". Ucap Claude saat mencium Fredrinn.

Mendengar desahan itu, Fredrinn langsung membalas ciuman Claude dengan gairah yang lebih panas lagi.

"Ini yang kamu mau, Sayangku?". Tanya Fredrinn sambil memperdalam ciumannya.

Claude hanya terus mendesah dan tetap menikmati ciuman dari Fredrinn yang sangat menggoda.

Tanpa menunggu lama, penis Fredrinn yang sedari tadi menegang langsung masuk ke dalam lubang milik Claude dengan cepat.

Mendapat reaksi seperti itu, Claude langsung mendesah dengan sangat intens.

"Ah-Ahhh!!.... Fredrinn!.... Aku menyukainya!". Teriak Claude sambil terus menikmati gesekan penis Fredrinn di dalam lubangnya.

Fredrinn tetap tidak melepaskan ciumannya di bibir Claude, sembari menggesekkan penis nya ke lubang milik Claude dengan ganas.

Claude hanya bisa mendesah, mengerang, dan menggelinjang penuh gairah ketika menyadari dirinya kembali mendapat perlakuan istimewa dari Fredrinn.

"T-Teruskan Fredrinn! A-Ahhh!!....". Desah Claude benar - benar penuh kenikmatan.

Tidak berselang lama, Fredrinn yang masih dalam posisi yang sama, kini mengarahkan tangan berototnya untuk mengocok penis milik Claude.

"Fredrinn!!!.... Aku sangat puas!!!.... Lanjutkan sayang!!....". Teriak Claude dengan penuh gairah yang membara.

Kini, Claude mendapat perlakuan istimewa dari Fredrinn mulai dari bagian bibirnya yang terus berciuman dengan Fredrinn.

Bagian penis nya yang terus dikocok oleh Fredrinn dengan ritme yang cepat.

Dan bagian lubang pantat nya yang sedang digesek oleh penis milik Fredrinn.

Claude mengerang penuh dengan kenikmatan yang luar biasa berkat perlakuan Fredrinn.

Setelah 1 jam, Claude hampir mencapai klimaksnya.

"Fredrinn!.... A-Ahhh!.... A-Aku keluar!!!".
Terika Claude saat klimaks nya sudah berada di ujung.

Kemudian, Fredrinn langsung membalikkan tubuh Claude menghadap dirinya dan langsung mengulum penis Claude dengan lembut.

Saat itulah, klimaks Claude keluar tepat di dalam mulut Fredrinn.

Kemudian, Claude mencoba tetap bernafas walau terengah - engah.

Setelah itu, Fredrinn mencium bibir Claude singkat sebelum keluar dari kamar mandi meninggalkannya.

Sekitar beberapa menit, Claude sudah selesai mandi dan menuju kamar untuk berpakaian.

Setelahnya, Claude menghampiri Fredrinn yang sedang berada di ruang pribadinya.

Tampak bahwa Fredrinn sedang berbaring di kasur dengan tatapan yang tidak biasa.

"Fredrinn?... Apa yang terjadi?". Tanya Claude penasaran.

Mendapati Claude di sisinya, Fredrinn hanya memasang wajah sedih yang mendalam.

Melihat Fredrinn sedih, Claude semakin penasaran sekaligus khawatir dengan keadaan Fredrinn.

"Sayang.... A-Aku... Aku ada berita yang tidak bagus....". Jawab Fredrinn yang cukup membuat Claude semakin khawatir.

"Ceritakanlah, Fredrinn... Ada apa?". Tanya Claude sambil memegang tangan Fredrinn dengan lembut.

"A-Aku... A-Aku... Aku tidak akan tinggal di Los Pecados lagi". Jawab Fredrinn terbata - bata sambil meneteskan air mata.

Mendengar pernyataan tersebut, Claude seketika terkejut dan mencoba menanyakan alasannya kepada Fredrinn.

"A-Apa yang membuatmu pergi dari Los Pecados, Fredrinn?". Tanya Claude dengan sangat khawatir.

"Aku... Aku mendapat panggilan di Lumina City.... Aku tidak akan pernah kembali ke sini lagi...". Jawab Fredrinn dengan berat hati.

Seketika itu, Claude memeluk Fredrinn sambil masih tidak percaya apa yang baru saja didengarnya.

Claude pun meneteskan air matanya karena masih tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya.

"Maafkan aku, Sayang... Aku tidak akan pernah melupakanmu...". Ujar Fredrinn sambil mulai mengemasi barang - barangnya ke dalam koper.

"Fredrinn!!... Aku tidak bisa membiarkanmu pergi....". Jawab Claude sambil menahan tangan Fredrinn dengan lembut.

"Sayang... Aku tidak bisa menolak panggilan ini.... Tapi aku juga tidak bisa meninggalkan dirimu....". Jelas Fredrinn untuk menenangkan Claude.

Setelah itu, Fredrinn berjalan keluar dari kediamannya.

Claude berusaha menahan kepergian Fredrinn yang tiba - tiba ini.

"Fredrinn!... Aku mohon... Jangan pergi...". Masih mencoba menahan tangan Fredrinn untuk meninggalkan Claude.

"Maaf... Aku tidak akan lagi bertemu denganmu... Selamat tinggal... Claude..". Kata Fredrinn sebelum berlari dan menghilang dari hadapan Claude.

Claude pun menangis sejadi - jadinya atas kepergian Fredrinn. Ia tidak menyangka jika kepergian Fredrinn akan secepat ini.

Namun sekarang, Claude hanya bisa meratapi dirinya yang sendirian di tengah Los Pecados yang kejam.

"Fredrinn.... Aku tidak akan melupakan dirimu... Selamanya...". Ucap Claude sambil berusaha bangkit lalu kembali ke kampung halamannya.

-The End-

WARNING SHIP‼️ Fredrinn × Claude | MLBB BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang