Sasuke mengantar Karin ke lokasi pemotretan keesokan harinya. Wajah Karin begitu berbinar mengetahui kalau Sasuke benar-benar berbeda dari bayangannya. Pria itu memperlakukannya dengan sangat baik walau kenyataannya yang berkomunikasi dengannya selama ini adalah Sakura.
Ia bersikap sangat anggun di hadapan Sasuke. Diam dan tenang sambil menemaninya yang fokus menyetir. Wanita itu terus terkagum-kagum, mungkin tidak ada salahnya kalau ia mencoba dengan Sasuke. Toh pria itu mencintainya.
Karin menatapnya terang-terangan sampai wajah Sasuke memerah. Pria itu merasa kalau keseriusannya terhadap Karin sudah didepan mata. Ia sangat menyukai wanita disampingnya berharap setelah kembali keduanya bisa bersanding dan berjalan di altar bersama.
" Jangan membuatku gugup! " Ditatap sedemikian rupa oleh wanita pujaan pasti terasa berdebar. Apalagi wanita itu adalah wanita cantik disampingnya ini.
Karin memang penuh kejutan. Puluhan tahun wanita itu hampir tidak pernah mengirimkan fotonya. Mungkin karena Karin seorang model jadi ia bisa mendapati berita maupun foto apapun tentangnya di internet.
" Kamu begitu menarik dimataku Tuan Tampan "
Beberapa kali juga Karin terang-terangan menyebutnya tampan. Bahkan didepan orang tua mereka. Ia sebenarnya malu tapi mau bagaimana lagi. Karakter Karin memang seperti itu.
" Terima kasih sudah membalas emailku sampai akhirnya kita bisa bertemu lagi. Kamu masih ingat kan kalau ada pameran buku minggu depan di hari selasa. Kamu sudah mengiyakan ajakanku untuk pergi kesana "
Sialan! Yang mana? Sakura pasti lupa memberitahunya. Ia lupa, kemarin wanita itu langsung di seret Itachi untuk pergi ke kantor sampai-sampai tidak berkata apapun. Dan malamnya pun Karin pulang larut.
Pura-pura menjadi orang bodoh saja kalau begitu. Lagipula ia ada jadwal selasa besok, bagaimana bisa ia mengajukkan cuti mendadak?
" Apa? Em.. Maksudku.. Aku masih ada jadwal Sas. Maaf " Karin bisa melihat wajah kecewa Sasuke. Bagaimana ini? Tiba-tiba ia malah merasa bersalah pada pria itu.
Sasuke naif sekali. Pasti pria yang merupakan sahabat masa kecilnya itu sangat menyukainya sampai-sampai seperti ini. Jangan sampai ia menjadi jahat hanya karena masalah ini.
" Baiklah kita bisa atur waktu lain kali. Pulangnya mau kujemput atau.. " Karin langsung mengibaskan tangannya dengan cepat. Jarak kesini saja sangat jauh bagaimana bisa ia tega.
" Tidak perlu, kamu bisa pergi bekerja setelah ini " Bekerja? Sasuke adalah pegawai baru. Dia diperbolehkan beristirahat dulu sebelum memulai lembaran barunya di negara ini lagi.
" Sebenarnya aku masih free sampai dua minggu kedepan. Minggu ini bisa luangkan waktumu bukan? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan "
Sesuatu? Karin malah semakin penasaran dengan gebrakan pria itu. Apa yang sebenarnya tengah pria itu persiapkan? Sepertinya sangat serius dan sudah sangat matang sekali?
" Tentu saja! Kedengarannya sangat serius sekali " Pria itu menatapnya dengan senyum yang sangat khas. Satu kata, tampan. Karin akan rugi menyia-nyiakan pria tulus ini.
" Memang, kuharap yang ini jangan sampai batal lagi Rin " Karin mengangguk sambil tersenyum. Apa Sasuke mau melamarnya?
Kenapa jantungnya berdebar keras sekali? Mana mungkin secepat itu kan?
" Hati-hati, Sas! " Ucapnya sambil melambaikan tangan setelah menutup Audi milik Sasuke.
Pria itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar. Sebenarnya agak kecewa karena Karin sudah mengiyakan tetapi malah membatalkannya karena jadwal.
Padahal ia berharap sekali kalau keduanya bisa menemukan novel best seller itu.
***
Sakura duduk didepan jendela kamarnya sambil menatap langit yang dipenuhi bintang. Ini sudah pukul satu malam dan ia masih betah dengan aktifitasnya ini. Tentu saja, ini sudah ia lakukan beberapa tahun terakhir disaat dirinya tidak bisa tidur.
Sepertinya ini menjadi kebiasaannya akhir-akhir ini karena setelah Sasuke kembali perasaannya malah berubah cemas. Banyak sekali hal yang mereka bicarakan sampai ia tidak tahu harus menceritakan bagian penting yang mana.
Karin pun sampai mengiriminya pesan karena Sakura lupa memberitahu jadwal yang sudah mereka janjikan. Karin anti sekali dengan buku ataupun novel. Sedangkan dirinya kebalikannya, tanpa sadar ia pun mengiyakan ajakan Sasuke tanpa tahu jadwal Karin.
Sakura meminta maaf dan Karin memaklumi. Wanita itu pun menyuruh Sakura tetap datang untuk menemani Sasuke namun Sakura putuskan udah datang sendiri.
Disebrang jendela kamarnya, tepatnya disebuah kamar yang berada dilantai dua seorang pria melakukan aktifitas yang sama. Bisa Sasuke lihat wanita yang tidak lain merupakan Sakura tengah duduk sambil membuka jendelanya lebar-lebar.
Padahal yang ingin ia lihat adalah Karin. Tetapi sampai beberapa hari ia tinggal disini tidak pernah ia jumpai kalau wanita kesayangannya itu punya aktifitas yang sama. Bahkan jendela kamarnya selalu rapat tanpa pernah terbuka sedikitpun.
Ditambah memikirkan dirinya akan datang sendirian di pameran buku membuat perasaannya gamang. Kalau ia ingat-ingat, Sakura selalu duduk sambil membaca novel. Beberapa hari yang lalu pun saat ia membahas pride and prejudice Karin sama sekali tidak mengetahuinya.
Padahal wanita itu menjawab dengan lancar saat di email. Ia memaklumi karena mungkin Karin mencarinya di internet untuk menyenangkannya.
Sasuke membuka nakas. Ada kalung pernikahan ibunya yang diberikan kepadanya. Ibunya bilang Sasuke boleh menyimpannya kalau sudah menemukan wanita yang tepat.
Seharusnya kakaknya lebih dulu. Tetapi tidak ada tanda-tanda kalau kakaknya akan menikah dalam waktu dekat. Dengan Sakura pun mereka hanya teman dekat. Padahal Sasuke ingin mereka bersatu agar dua keluarga bisa menyatu. Tapi sepertinya tidak demikian.
Ditambah Sakura itu introvert. Semakin sulit saja jodoh kakaknya.
Sakura sangat pendiam dan kakaknya adalah kulkas berjalan. Keduanya pasti akan sulit disatukan. Kedua orang tua mereka sepertinya pesimis juga. Ditambah kedekatan mereka sebenarnya hanyalah sebagai seorang sahabat atau bahkan kakaknya hanya menganggap Sakura sebagai adiknya.
Sudah lah~ Lebih baik ia pikirkan lamaran dengan Karin saja minggu besok. Untuk apa ia sibuk memikirkan percintaan sahabatnya. Lagipula mereka sudah sama-sama dewasa. Sakura berhak menentukan pilihannya , walau sampai sekarang ia belum tahu siapa pria beruntung yang akan mendapatkan sahabatnya itu.
Sahabatnya? Ia rasa dirinya belum bertegur sapa lagi. Sasuke terlalu memikirkan Karin sehingga tentang Sakura saja ia tidak tahu. Sebenarnya ia menjaga perasaan wanita itu. Kalau mereka terlalu dekat takut Karin akan salah paham. Jadi Sasuke pikir seperti ini saja sudah cukup.
Cukup mengetahui dari jauh saja.
..to be continue..
Maaf ya belum bisa balesin komentar kalian. Aku usahain hari ini. Terima kasih buat yang udah setia nunggu, happy reading^
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love - ON HOLD
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Hold! ------------------------------------------------------------ Disclaimer : Masashi Kishimoto PICTURE TAKEN FROM TWITTER ------------------------------------------------------------