Chapter 3

25 5 4
                                    

20-Agustus 2023
20.00 malam

Aku merengangkan otot-otot di pundakku yang sudah kaku, Entah kenapa rasanya hari ini bener-bener lelah, mengingat banyak nya pekerjaan di kantor tadi dan sekarang aku sangat membutuhkan sofa ataupun kasur untuk aku bersandar. Jangankan memikirkan isi perut, memikirkan mandi saja rasanya aku tidak sempat. Aku hanya butuh bersandar.

Aku yang tidak ingin memikirkan hal lain pun dengan tergesa-gesah mendudukan bokong sexyku di sofa mpuk ruang tamu. Namun ntah kenapa aku merasa ada yang janggal.

“Ugh!”

Tunggu!

Itu suara apa?!

Bulu kudukku seketika meremang, Hei! Sudah puluhan tahun aku bersemayam dirumah ini tidak mungkin ada hantu disini. Ya! Tidak mungkin.

Saat aku tengah memprovokasikan diriku agar selalu berfikir positif bayangan seseorang yang tiba-tiba saja muncul di sebelahku membuat aku menjerit tertahan.

Ternyata itu...

Fuck

“Ra-rahingga!” jadi sedari tadi aku?!

Aku menduduki perut Rahingga yang tengah tertidur di sofa. Astaga!

Buru-buru aku beranjak. “Ma-maaf kayanya gua gak sengaja. Serius gua ga sengaja maaf Rahingga!” Aku kalut, melihat wajah Rahingga yang sedikit sulit terbaca, sepertinya bocah itu akan marah. Namun Tatapan Rahingga benar-benar membuatku terhipnotis saat pantulan cahaya dari rembulan malam melewati sela-sela jendela menerpa wajah tampan nya, yang entah sejak kapan di biarkan terbuka.

Tunggu! Astaga aku benar-benar sudah gila! Harusnya aku fokus meminta maaf dengan Rahingga.

Tapi aku sangat mengutuk seseorang yang tidak menyalahkan lampu di ruang tamu ini.

“Its' Okey kak.” hanya itu? Gila perutnya telah aku duduki bisa-bisa nya bocah ini hanya menjawab ala kadarnya.

“Serius gapapa? Ada yang sakit gak? Maaf banget ya, gak sengaja. Gua engga liat ada orang disini.” Kataku dengan nada bersalah.

Rahingga duduk memposisikan dirinya menghadapku, dengan sikut yang sejajar di atas kedua lututnya yang tertekuk. “Gapapa. Cuma kaget sedikit.”

Aku menatap wajah Rahingga yang terlihat sangat lelah. Tapi kenapa hanya ada Rahingga? Dimana Riyan. aku celingak-celinguk berusaha mencari Riyan siapa tau bocah itu cosplay jadi keset.

“Riyan kemana? Ko cuma sendiri?”

“Riyan tadi tidur di kamarnya kak. Sory kak saya izin nginep malam ini ya disini.”

aku menatap wajah Rahingga, Tanpa sadar aku mengangguk mantap. ”Boleh-boleh!” kataku bersemangat

Rasanya aku senang, mendengar Rahingga berniat menginap disini.

“mau ikut duduk kak?” Rahingga menggeser duduknya memberikan aku ruang agar aku bisa bergabung di sebelahnya.

“Ah engga! Gua Mau ke kamar kalo lu masih mau tidur, tidur aja lanjutin. Maaf ya soal tadi, jadi ganggu deh.” kataku berniat ingin beranjak pergi ke dalam kamar.

Namun perkataan Rahingga membuat ambigu.

“Gapapa kak, engga ganggu kok. Kalo mau lagi boleh.”

Apa-apaan itu, apa aku salah dengar!

Aku berusaha pura-pura tidak mendengar dan berlalu meninggalkan Rahingga dengan wajah yang bersemu sepertinya bocah itu masih menatapku.

🎀🎀🎀🎀

Aku melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 6 pagi, saat aku melangkah keluar dari kamar tidurku aku melihat Rahingga yang tengah berbicara dengan Riyan.

Rahingga menoleh ke arahku, Sialnya meng'ngingat perkataan Rahingga semalam sukses membuat pipiku bersemu kembali. Aku berusaha membuang pandangan ke arah lain dan berlalu ke arah dapur untuk menyiapkan Sarapan.

Saat tengah bergulat dengan alat-alat dapur dan beberapa bahan masakan aku yang sangat fokus tidak melihat Rahingga yang sudah berdiri tidak jauh dari tubuhku.

aku memutar tubuh berniat mengambil penyedap Rasa yang kebetulan ada di laci dan laci itu berada di dinding. Jaraknya beberapa senti dari atas kepalaku jadi untuk mengambil itu harus sedikit effort.

Namun Tangan berurat seseorang telah menggapai penyedap rasa dan memberikanya kepadaku, aku menoleh sedikit terkejut melihat Rahingga yang telah membantu.

Wajahnya hanya berjarak beberapa jengkal dari wajahku, aku salah tingkah buru-buru merebut kotak ber isi penyedap rasa dari tangan Rahingga. “Ma—makasih Rahingga.”

Bocah itu tidak menjawab ia hanya menatapku dalam diam, yang tengah menaburi beberapa masakan yang tengah berada di atas panci.

aku menoleh berusaha menghilangkan rasa gugup. “Kenapa? Nunggu makanan ya? Belom selesai masih 10 menit lagi tunggu aja di depan sama Riyan nanti di panggil.”

Rahingga masih tidak menjawab, dengan tidak sopan bocah itu masih menatap wajahku, aku gugup setengah mati ada apa dengan bocah ini.

“Rahingga! Kenapa?” kataku dengan nada kencang, berusaha membuat Rahingga berbicara.

Dan Sekarang tangan Rahingga terangkat seperti mau menggapai sesuatu, aku yang masih diam berusaha meperhatikan gerak tangan Rahingga, bocah ini mau apa!

Aku yang sedikit panik mencoba mundur beberapa langkah namun pergelangan tangan Rahingga menahan dan menarik pinggangku agar mendekat.

Sial! Bocah ini mau apa sih.

Mulutku rasanya kelu untuk berbicara ataupun protes, harusnya aku marah kan dan mendorong tubuh Rahingga agar menjauh karena ini terlihat seperti pelecehan ,namun bodohnya aku hanya bisa diam merasakan. Jantungku Rasanya bergemuruh hebat aku menatap manik mata Rahingga yang juga tengah menatapku.

Apa setelah ini ada adegan yang aku bayangkan? Seperti di film-film?

Saat aku mencoba menutup kedua mata, aku merasakan Tangan Rahingga berada di pundak kananku.

Namun tidak terjadi apa-apa setelah itu, aku membuka kedua mataku dan melihat Rahingga yang sudah mundur beberapa langkah. Bocah itu tengah memegang sesuatu?

Apa itu?

Fuck itu?!

“Aaaaa! Cicak!” aku menjerit melihat cicak yang Rahingga pegang, jadi?! Sedari tadi ada cicak yang berada di pundakku.

🎀🎀🎀

SPAM NEXT DI SINI!💥

Berikan vote dan komentar ya gaes!
Supaya aku tetap semangat menulis!











WILLOW!  [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang