Di bawah langit malam yang kelam, Tergenggam pedang, namun hati remuk. Di medan tempur yang sepi dan sunyi, Hanya angin yang mendesah penuh rindu.
Baju zirah yang dulu gemerlap cemerlang, Kini memudar dalam kabut kesedihan. Kepahlawanan yang dilukis dengan darah, Tersisa kenangan yang samar dan pahit.
Dalam angin malam, dia mengingat suara, Tawa lembut dari kekasihnya, Lady Sara. Namun, nasib dan takdir yang kejam, Memisahkan cinta dalam keremangan.
Hari pernikahan yang pernah ditunggu, Kini hanya kenangan yang membekas. Di hadapan altar, dia berdiri terpaku, Melihat sang pujaan dalam gaun pengantin.
Cinta mereka, seperti bintang di angkasa, Berkedip, lalu redup ditelan awan. Satu perjanjian, satu janji terucap, Dalam hati yang kini penuh luka dan tanya.
Sir Kenny meraba masa lalu dalam mimpinya, Mencari bagian yang hilang dalam remang-remang. Dia bertarung dalam hutan malam, Melawan bayangan yang tak pernah reda.
Namun, di antara debu dan kegelapan, Dia menemukan kekuatan dalam kesedihan. Cinta yang patah, membentuk jiwa yang lebih dalam, Mengajarkan arti pengorbanan dan keikhlasan.
Di balik pedang dan baju zirah yang lusuh, Terdapat hati yang menuntut pencerahan. Di medan pertempuran yang tak terlihat, Dia berjuang melawan rasa yang tak tertahan.
Dalam keremangan, dia berdiri sendiri, Menghadapi dunia yang dingin dan tanpa ampun. Cinta yang hilang menjadi bagian dari jiwanya, Memahat kisah kesatria dalam bayang-bayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FALLEN KNIGHT WAS BURIED ALIVE
Poetrybagaimana kesatria bisa mati hanya karena patah hati? Lang : ind / bahasa