Balanced (seimbang)

198 9 5
                                    

.

.

Hari itu, dimana seorang Kim Seokjin mengalami kebosanan. Selalu saja duduk diam di apartemen tidak melakukan apapun selain menunggu pulangnya kekasih dari pekerjaan. Tak ada yang salah dengan apartemen mereka tentu kekasih nya begitu memanjakan dari berbagai fasilitas mewah jika ingin bersenang-senang cukup memakai kartu mesin yang diberi.

"Satu hari dengan kebosanan.. apa yang mau ku lakukan sekarang hufff"

Hembusan angin dikeluarkan melalui paru-paru tersampaikan oleh bibir. Mata binar tak henti menatap atap atap langit platfrom tempat tidur posisi berbaring terbalik dengan kepala di bawah tempat tidur menggeleng kepala kanan ke kiri tidak ada waktu bagi seorang Kim Seokjin untuk terus berbaring terdiam seperti ini. Dia harus melakukan suatu hal misalnya mengunjungi tempat seperti-

"Diskotik ?"

Dari mata malas mengantuk tanpa minat sekarang membulat dengan bibir mereka tersenyum simpul sampai sampai beranjak dari berbaring ke duduk.

"Itu ide yang menakjubkan,bukan!"
Terlonjak semangat bahkan kedua tangannya mengepal gemas memiliki rasa semangat 45 walau bukan hari kemerdekaan 'dia'.

Sejenak pikiran semangat terkumpul menjadi buyar sebab...
"Daddy"

Hei... Kemana semangat yang sudah terbangun itu ? Secepat itukah dirinya menjadi down.. bukan bagaimana kekasih si lelaki bibir plum itu protektif cemburu dan khawatir jika miliknya oh salah... Bukan itu Miliknyaaaa... Kenapa napa atau di goda yang lain tentu siapa yang tidak akan memiliki perasaan gusar atau gelisah.

Memanyunkan bibir mengusak rambut dengan rasa kekesalan terkumpul meledak di kepala otak.
"Ada ada saja .. mempersulit hidup" kembali pada posisi berbaring bedanya kepalanya sekarang sudah di posisi tempat tidur.

Memeluk selimut, menghela nafas panjang memejamkan kedua bola mata. Perlahan hembusan angin AC membuat helai rambut nya bergerak meskipun pelan tak terasa seperti udara alam namun dinginnya sudah seperti es kutub.

Membuka mata
"Nekat!"

Tak lama niat itu kembali terkumpul menggebu gebunya, dengan menuju kamar mandi setelah meninggalkan kalimat....

"akan kubiarkan kesenangan ku picu kecemburuan calon suamiku"

Dengan tawa lap kaca khas, melonjak senang membiarkan kebahagiaan terus terpancar ke penjuru ruangan menyebarkan aura positif.

.

Seharian ini seseorang mengeluh dengan rasa pegal juga kesemutan disekujur kaki rasa berlebihan dalam duduk apalagi menatap layar komputer. Sinar biru terus ia pandangi berkas kerjaan yang sang bos beri ternyata cukup amat banyak.

Beberapa kali memandang jam tangannya. Menghela nafas dirinya menjadi begitu sangatlah kasihan yang di apartemen pasti tengah menunggu nya. Tak jarang kala sudah memasuki apartemen hunian mereka berdua didapati si manis yang terlelap tidur berada di sofa atau di meja makan. Terkadang pria berlesung pipi ini sering mengintropeksi dirinya 'apakah dia keterlaluan' atau 'selama ini dia tidak punya waktu dengan kekasih kembali'

Di ambang dua tuntutan yang berputar terus dalam otaknya. Disatu sisi harus menjadi kepala keluarga demi mencukupi sang kekasih sisi lain lamanya dia menghabiskan waktu pada pekerjaan membuat waktu untuk bersama terkikis.

"Semakin aku menatap waktu, jarum jam juga detiknya semakin lambat"
Frustasi mengusak rambutnya. Hanya tinggal tersisa memberikan laporan yang sudah dikerjakan setelahnya dia bebas pulang menghabiskan waktu dengan kekasih manis.

Kemudian dengan semangat, entah bagaimana intensitas menjadi seorang karyawan giat bekerja menjadi naik. Selalu kalimat rapalan
"Aku harus pulang demi Seokjin"

Collection ReadingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang