Akar Tulip

24 0 0
                                        


AKAR TULIP

"MAJAS DUA ARAH"

Pagi yang cerah diiringi gerimis kecil, bagi Sebagian orang suasana gerimis dipagi hari adalah cerah yang tak dapat diduakan meski "arti" cerah yang sesungguhnya yaitu matahari tegas dengan titik kecil awan disekitarnya.

...

Sore itu, kala Raut Wajah Uta Sudah tidak bisa disamakan lagi dengan remaja tapi tidak bisa disamakan juga dengan cerahnya pria yang sudah "matang".

Ya betul, Uta kali ini sudah hidup "selawe" lebih atau 25 tahun Bahasa Indonesia normalnya.
Sore yang sempat Uta cinta,Sore yang Uta biasa saja, dan Sore yang akhirnya Uta Terima.

Kenapa ?

Pertanyaan menarik, mari kita temukan dalam istana kecil yang sering Uta sebut dengan "Pola Pikir"

Sub-bab Pertama "Sore yang sempat Uta cinta"

Beberapa orang percaya alur kehidupan yang mereka jalani adalah Pola yang jika diperhatikan dengan sesama ada satu atau banyak hal yang terjadi jika melakukan hal yang sama, begitu pun pria mungil ini percaya.

Bukan untuk menduakan Tuhan namun Tuhan selalu memberi cara unik untuk umatnya yang selalu "bertanya-tanya" dan kadang kita sendirilah yang meyakinkan jawaban itu walaupun petunjuknya sudah jelas namun yah bagaimana yah.... Hahaha .

Manusia itu unik dengan pikiran dan nafsu yang tidak mempunyai batasannya, dan itulah gunanya "Percaya" agar membatasi semuanya dengan "Ke-percaya-an".

Uta.

Uta beberapa kali kalah tanding dalam berbagai pertandingan kehidupan dan seringnya ia mengulangi pola yang sama dan dari sana lah Pola yang Uta percaya.

Untuk "Sore yang sempat Uta cinta" adalah bab kehidupan Uta tentang patah hati, harapan dan mencari pembenaran dengan pola pikir "Kelompok" manusia lain yang se-nasib dibagian itu dan jadilah komunitas atau kita sebut saja Pujangga Penikmat Kopi Kala Senja.

.

.

.

Setelah Uta merayakan ulang tahunnya yang ke-17 atau Sweet Seventeen ia kira kehidupan berikutnya akan sama cerianya dengan perayaan kala itu dan apalagi kehidupan itu semua jungkir-balik setelah ia menanggalkan seragam sekolah putih-abunya.

Kalian pernah dengar kata-kata dari penulis masyhur modern Raditya Dika

"bahwa kita semua itu pernah alay"

Kata-kata tersebut benar namun untuk generasi selanjutnya ada penambahan sedikit

"Bahwa kita semua pernah alay dan pernah jadi anak senja"

Tentang Uta yang bermimpi dan selalu saja terbangun.

"semoga kamu tambah sehat, bisa sukses yah Uta"

Ucap Ibu dan Uta hanya cengengesan saja.

Uta dengan rokok disela jarinya, kopi disisi depan tangan kirinya, buku "sajak" terbuka dihadapannya, dan latar senja membentang luas di atas mata kepala dengan hati tertunduk.

"dia apa kabar yah ?"

Tanya Uta, sendiri.

Manusia mungil ini sibuk memikirkan orang lain padahal kehidupannya sendiri amat-teramat berantakan. Skripsi yang terbengkalai, dan orang tua yang cemas akan uang yang terbuang sia-sia mana kala bertanya pada Uta tentang skripsi, bujang kecil ini hanya menjawab

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAGAIMANA JIKA ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang