Bab I. Antagonisme Kolonal

15 1 0
                                    

Hoe dieper de incisie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hoe dieper de incisie.
Hoe pijnlijker de wond wordt. God, geef mij een prins op een wit paard.

Ngayogyakarta adalah nama kota yang terikat dengan penjajah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngayogyakarta adalah nama kota yang terikat dengan penjajah. Pada tahun 1775 tanggal 13, bulan Februari, Kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel, mengesahkan proklamasi atau Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah itu pada tanggal 9 Oktober 1775, Sultan Hamengku Buwono 1 mulai membangun Ngayogyakarta hingga menjadi kota yang sangat istimewa.

Di kota ini, Diajeng Anneke Arutala di lahirkan. Gadis cantik berdarah Belanda dan Indonesia itu, selalu menjadi incaran para pemuda Pri Bumi dan Kolonal. Wajahnya yang ayu dan lembut membuat semua pria luluh dengan sikapnya. Gadis kelahiran tahun 1898 itu benar-benar merasakan penjajahan. Pada tahun itu Nusantara tengah di jajah habis-habisan oleh serdadu Jepang dan Belanda. Eropa hampir menguasai Nusantara pada saat itu. Namun, karena kekuasaan yang dipegang kakek Anneke, keluarganya terbebas dari kematian.

Pada masa itu, Pri Bumi selalu menginginkan untuk menikah dengan Kolonal. Bukan hanya hidupnya yang akan terjamin, ekonomi dan drajat para Pri Bumi akan senantiasa terangkat. Namun, tidaklah mudah untuk menikahi rakyat Kolonal. Mereka keras, selalu merendahkan rakyat Pri Bumi dan mereka juga selalu menindas, bahkan tanpa segan untuk membunuh. Kolonal Belanda dan para Penjajah lainnya justru lebih menguasai Nusantara dari pada Pri Buminya sendiri. Miris memang.

Anneke berjalan di kebun belakang. Tangan mungilnya membawa sekuntum sayuran untuk di masak siang ini. Gaun santai dengan renda putih di sekitar dadanya membuat kulit putih Anneke berkilau di teriknya matahari siang. Gadis itu memutari kebun belakang dengan senyumnya yang terus terpancar. Helaian rambut panjang berwarna coklat itu berkibar tertiup angin. Ia sangat cantik dengan segala pesonanya.

Kaki jenjangnya menapak tanpa alas kaki. Membuat kulit Anneke kotor dengan tanah yang basah. Gadis itu sedikit bersenandung sambil memetik tomat segar di seberang lahan sayur mayurnya. Tanpa mengenal kotor, Anneke membuang beberapa tomat yang sudah membusuk dimakan belatung. Tak membiarkan belatung-belatung itu memakan tomat segar lainnya.

Sembagi ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang