Als een twinkeling in de ochtend. Je glimlach straalt het licht van de maan uit, dat begint te dimmen naarmate de dag het opslokt.
Nafas Pramoedya terengah. Punggung kokohnya penuh dengan luka cambukan. Keringat dingin yang terus merembas dari ujung pelipisnya membuat ia menarik tangan kananya yang tengah mengepal kuat untuk mengelap keringat yang mulai menetes.Entah apa yang dipikirkan oleh Sumito hingga ia dan Pemuda lainnya mendapatkan cambukkan seperti ini. Bahkan banyak yang sudah pingsan karena tidak kuat dengan sakit yang mereka rasakan. Sumito memang gila dengan segala macam pikiran kotornya.
"Mereka lolos. Bawa masuk!" perintah Sumito kepada anak buahnya.
Ia berjalan dengan gontai sambil memegangi jas hitamnya. Mereka digiring masuk ke dalam rumah megah Sumito. Arsitektur yang sangat kebarat-baratan membuat Pramoedya takjub. Rumah dengan lantai dua ini sangat kaya akan seni. Bahkan semua perabotan di sini seperti dikirim langsung dari barat. Ternyata selera Sumito sangat bagus.
Pramoedya seketika melupakan lukanya saat ia melihat sosok gadis cantik dengan mata biru yang terang. Pandangan matanya seketika menatap tepat di bola mata gadis itu. Entah mantra apa yang membuatnya fokus menatapnya tanpa mengedipkan mata. Tepatnya di lantai dua, ia menatap gadis yang ia temui di festival malam tadi. Dan lebih kagetnya lagi, saat Sumito memanggilnya dengan sebutan 'Anakku'.
Ah! Pramoedya paham sekarang. Alasan mengapa gadis itu memaksa memintanya uang dengan dalih bawahan Ayahnya. Ternyata gadis itu adalah anak dari Sumito. Pantas saja, sifatnya keras seperti Ayahnya. Seharusnya Pramoedya sudah curiga sedari awal. Pasti ia akan memikirkan cara lain, dibandingkan dengan membuat tubuh kekarnya dicambuk habis-habisan. Bukankah lebih menyenangkan, jika menculik anak Sumito. Pasti akan cepat selesai pekerjaannya.
Dari kejauhan ia mendengar suara tangis yang sangat nyaring. Lalu dengan bahasa Belanda gadis itu mulai berbicara. Walaupun Pramoedya tahu, tapi lelaki itu acuh tanpa membalikkan badan melihat apa yang tengah terjadi. Kaki kekarnya terus berjalan dengan luntai, sambil memikirkan cara agar ia bisa bebas dari rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembagi Arutala
Ficção HistóricaKalian tahu Rapunzel? Gadis cantik yang terkurung di rumahnya sendiri. Seperti halnya Anneke. Gadis itu tidak bisa merasakan indahnya dunia luar hanya karena peraturan aneh yang Ayahnya buat. Awalnya Anneke biasa saja dengan hal tersebut, namun saat...