Our Way

191 1 0
                                    

"Yes lukisan gue udah mau jadi!!" Teriak Sabel.

"Wedeh bagus juga lukisan lo, Bel" puji Gerald.

"Eh, Ger. Lukisan lo udah jadi?"

"Belom, tinggal finishing sih. Sama lah kaya lo."

"Hmm gitu. Oh iya Moura sama Joan mana?"

"Kayaknya sih Moura masih nerusin lukisannya deh di taman belakang. Kalo Joan lagi kerumah tantenya gak tau tuh ngapain."

"Ooh.."

"Bel, lo akhir-akhir ini kayaknya udah deket ya sama Joan."

"Hah? Eh engga ah biasa aja."

"Ah masa? Kayaknya ada sesuatu di antara lo berdua." Gerald tersenyum jail ke arah Sabel.

"Aduh gak usah bikin gosip deh, Ger. Mending lo terusin aja lukisan lo gih, jangan ganggu gue."

"Ih galak amat mba, yaudin deh cuss."

"Najis-_-"

'Tapi, bener juga sih kata Gerald. Kok sekarang gue sama Joan udah lumayan.. Eh maksudnya udah mulai bisa ngobrol. Ah mungkin perasaan gue sama Gerald aja kali.'

*****

Sabel terdiam. Kali ini penyakit parnonya muncul lagi. Ia memperhatikan seluruh ruang kamarnya di villa ini. Ia merasa takut. Berkali-kali Sabel mencoba untuk tidur, memejamkan matanya, tetapi tidak bisa. Tubuhnya gemetar dan dingin. Hawa-hawa tidak enak mulai bermunculan. Tiba-tiba ia seperti mendengar suara aneh.

"Hssshhhhh...."

"Mampus gue apaan tuh? Mouraaa gue takut..."

"Hssshhhh....."

"Aaaaahhhh!!!!!!" Tiba-tiba Sabel berteriak. Dia pun langsung keluar kamarnya kemudian menuruni tangga, dan...

GUUBRAAKK!!!!

"Awww.."

"Sabel, lo gapapa kan? Sstt jangan berisik nanti Moura sama Gerald bangun. Lo kenapa teriak-teriak gitu?"

"Gue... Gue... Gue takut, Jo. Gue parno, gue gak bisa tidur. Gue ngerasa tadi ada suara aneh Jo gue takut." Sabel pun menangis, Joan yang merasa kasihan pada perempuan ini pun langsung memeluknya. Ia merengkuhnya dalam diam. Pundak Sabel sedikit berguncang. Sabel menangis di dalam pelukan Joan.

"Udah ya, Bel. Disini tuh gak ada apa-apa. Mending lo tidur deh. Ayo gue anter ke kamar." Ajak Joan.

Sesampainya di kamar..

"Yaudah, lo tidur ya. Nih lampunya gue nyalahin. Gue balik dulu ya ke kamar. Gak ada apa-apa kok."

Baru saja Joan ingin jalan ke arah pintu kamar Sabel, tiba-tiba Sabel menghentikannya.

"Jo... Jangan pergi, gue takut. Lo di sini aja ya temenin gue."

Joan pun merasa lucu dengan tingkah Sabel. Ia mulai menarik segaris senyuman.

"Sabel, tapi disini gak ada apa-apa"

"Tetep takut. Lo... Lo tidur disini aja ya sama gue, pliiss" pinta Sabel.

"Hah?! Hmm, boleh aja tapi kalo gue macem-macem gimana? Haha"

"Eeh jangan! Lo temenin gue aja tapi jangan macem-macemin gue! Awas lo sampe berani."

"Penakut! Lagian gue juga gak napsu sama lo, iihh. Yaudah geseran sana, gue ngantuk juga."

"Ishh ngeselin! Yaudah awas aja sampe berani!"

Dia dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang