PAINFUL LIFE #02

10 3 0
                                    

Mereka mengatakan maaf dan maaf karena terlambat datang. Cih. Reika tidak menerima kata-kata itu.

Omong kosong. Jika memang mereka tidak ingin menolong nya, lantas mengapa mereka membawa Reika yang penuh luka kesebuah kediaman seorang dokter.

Reika lebih senang jika dirinya mati.

Kosong. Tidak adalagi yang bisa membuatnya merasa senang. Tidak akan ada lagi yang menunggu dirinya pulang.

Semua nya telah berubah.

"Kami tau kau terpukul. Tapi bukan kau saja yang merasakan hal itu, lihatlah sekelilingmu mereka sama sepertimu."

Omong kosong. Reika tidak mau mempercayai orang lagi. Jika memang takdirnya untuk terus hidup, Reika akan hidup dengan jalan nya sendiri.

"Aku akan membunuh mereka dengan tanganku sendiri!"

"Akan ku bunuh semuanya, sampai tidak tersisa satu pun!"

Reika telah bersumpah. Kebencian telah menghancurkan traumanya tentang ketakutan. Reika harus bangkit sekarang. Tidak ada lagi pilihan lain selain, mati membawa malu atau bertahan hidup untuk membunuh iblis.

—————·

"Aku akan langsung naik tingkat! Bulan atas! Bulan atas! Xixixi! Huaha!!"

Tubuh Reika menegang seketika. Suara lembut nan tegas itu menyapa ingatan Reika, membuat otaknya kembali berfungsi sehingga menyuruh sarah saraf nya untuk bergerak.

BRUGHK!!

Tubuh iblis itu menabrak batu besar yang ada disamping sungai. Reika menatap kedua tangannya, pikiran nya hanya dipenuhi oleh suara-suara semangat dari sosok yang dikagumi oleh Reika sejak kecil.

Sosok ayah.

Pahlawan Reika diwaktu kecil kembali menolong Reika dengan sebuah ingatan masa lalu. Ingatan yang mampu membuat Reika menegakkan tubuhnya kembali.

Tanpa merasa menunggu lagi. Reika dengan langkah mantap berlari menghindari iblis tanduk itu, meski tubuh nya terus terjatuh, tergores dan terbentur sekalipun. Reika tetap berlari. Tujuannya satu, yaitu menuju rumahnya.

"Katana ya." batin Reika menunduk dan menatap kedua tangannya yang bergetar. Tubuhnya menghantam sebuah pohon dengan keras hingga membuat pohon itu bergetar.

Kekuatan yang tidak seimbang membuat Reika ingin menyerah, namun suara-suara itu terus muncul membuat secuil semangat timbul di hati Reika. Dia harus bertahan, dia harus terus berlari. Rumah nya sudah kelihatan disana, iblis laki-laki dihadapannya menatap dengan senang.

Seakan-akan berhasil menangkap sebuah buruan yang sejak tadi memberontak, membela diri. Dia tersenyum lebar dan meloncat kearah Reika yang penuh dengan darah tengah bersandar di pohon.

Gadis berumur genap 13 tahun itu menghitung mundur, setelah mencapai hitungan ketiga dengan cepat dan lincah dia menghindari iblis itu. Entah sudah berapa kali iblis itu menabrak benda-benda mati disekitar mereka.

Reika tidak perduli. Kakinya perih, tangannya sakit. Bahkan seluruh tubuhnya kini terasa sakit, Reika sedikit lagi akan mencapai rumahnya, sedikit lagi dia akan menemukan senjata yang bisa membunuh mahluk gila yang tengah mengejarnya.

BRUGH!!

"AAAGGHHK!!"

Teriakan nyaring terdengar sangat kencang, pagi dini hari yang seharusnya Reika jalani dengan senang dan canda tawa kini berubah menjadi genangan darah dan ketakutan. Tidak ada lagi senyuman, Reika tahu sampai kapan pun semuanya tidak akan pernah kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAINFUL LIFE | •|KNY|•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang