Vritra : "... Si.. Alan... Bakal kuingat... Semua yang kau lakukan... Cewek taik."
Sekarang... kayaknya udah selesai? Vritra terbaring ditanah dengan kesadaran yang mulai hilang. Tubuhnya itu juga menyusut ke semula.
... Disisi kirinya. Riser dan Marie datang dengan ekspresi acak.
Si cewek yang kesenangan entah karena apa dan si pirang dengan ekspresi yang "gak habis pikir."
Iya, kan? Dilihat lebih dekat .. Perempuan ini sepertinya punya hobi menyiksa orang. Itu keliatan rada ekstrem.
Marie : "Itu nggak perlu. Karena sekarang kau akan mati.. Ah, nggak.. Maksudku lenyap. Dan segala maksud lainnya." Itu rada ambigu.
Kata-kata itu ngebuat Vritra mendadak kaget dibarengi rasa cemasnya. Riser berasa nggak enak.
Vritra : ".. Brengsek.. Apa m-aumu..?"
Cewek ini.. Apa yang pengen dia lakukan?
Marie : "Kau punya kemampuan untuk Reinkarnasi, kan?" Ucapnya dan tersenyum.
Apa katamu!
Vritra : "..."
Riser : "... Reinkarnasi..!?"
Enggak ada balasan apapun dari Vritra selain mukanya yang tanbah pucat. Semua itu benar..!? Tapi masalahnya gimana dia tahu..
Tidak..
Itu ngebuat Marie lagi-lagi tersenyum.
... Kenapa.. begini..?
Marie : "Aku bisa melihatnya. Dengan sangat jelas! Gimana, gimana... keren banget, kan..?"
Pada detik itu mata Vritra terbuka lebih lebar.. Jauh lebih besar.. Dari semua yang dia lakukan sebelumnya.
Dia melihat wanita vampir yang tampak sangat berbeda sekarang.. Hawanya.. seperti Malaikat Maut. Di momen ini, dia udah bisa melihat nasibnya kedepan.
... Lalu.. Dengan sisa suaranya..
Vritra : "... ARRRRGGGHHH.."
Marie : "... KHUAHAHAHAHAHAHA!"
... Rasanya, rasanya... Sangat menyenangkan..
bisa melihat Kecoa sepertinya putus asa..!Tanpa membuang waktu lagi. Sebuah rantai dari atas muncul dan mengekang kedua tangan Vritra ( Saji ) yang sudah sekarat. Riser lagi-lagi engga bisa berkata-kata, rantai ini muncul dari udara kosong.
Tidak, apakah ada sumbernya dari suatu tempat? Dia tidak bisa melihat asal ini karena semuanya tertutup kabut.
Pada momen ini juga Riser sadar, bahwa marie punya kekuasaan penuh dalam wilayah ini. Sangat mengerikan, akan percuma lari kemanapun.
Riser : "Itulah yang bakal terjadi jika dia dibiarkan lepas dan lari sekarang.."
Dia menatap orang malang itu dalam diamnya.
Marie : "Aku sebenarnya bisa langsung membunuhmu dengan mudah, cuman.." Wanita itu memberi jeda.
Sebelah tangannya mulai mendekat dengan perlahan, mengarah ke bagian tengah badan Vritra yang sedang terkekang.
Vritra : "Kau... Apa maumu lagi...!?"
Sikap itu jelas menimbulkan perasaan harap-harap cemas. Dia tidak bisa memprediksi.
Marie : "Aku butuh Prison Dragon buat calon pasanganku, hihi."
Vritra : ".... AAAAARRRGH....!!"
Begitulah setidaknya akhir dari pertarungan ini. Atau tidak, ini kurang normal disebut pertarungan, lebih ke seperti penindasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DXD: The Great Lord of Flames
FanfictionKisah baru dimulai! Ryan ber-transmigrasi sebagai Riser Phenex. Dengan ini dia akan mengubah nasib Riser yang awalnya hanya seorang bajingan ampas menjadi iblis yang dikenal diseluruh penjuru dunia! Genre : Action, Fantasy, Transmigrasi