2.

289 28 1
                                    

5 tahun yang lalu, saat pertama kali aku menginjakkan kakiku ditempat ini, misi ku adalah menemani anak Yangmulia Agung baginda Ratu Kupuperi, seperti papah.

Pertemuaan Elemental. Tapi ternyata tidak hanya para penguasa Elemental yang baru saja, melainkan anak-anak berbakat seperti Ying dari Gur'latan, Yaya salah satu murid Hangkasa, Pang adiknya Kapten Kaizo, Gopal orang Rimbara, Shielda, Sai penjaga power sphera diPlanet Volcania. dan aku. Tentu saja kami dari planet yang berbeda-beda.

Kemampuan penguasa Elemental diuji, begitu pula kami. Yaya saat itu diuji mengakat berat dan mengubah gravitasi, kataku dia bener-bener kuat, Lalu Ying diuji berlali dan memperlamat atau mempercepat seragan musuh. Mereka berbakat. Saat itu aku diuji paling akhir, menunggu sambil melihat ujian orang lain itu seram.

Aku diuji menyembuhkan dan memaksimalkan kekuatan para penguasa Elemental yang baru dan anak-anak berbakat itu. Kaget, dan tampa aba-aba orang Tapops mulai memanggil salah satu anak-anak berbakat untuk ku priksa, Apa ini aku bukan dokter. Ada dokter sungguhan disamping sana, kenapa??, Mereka mulai menilai caraku berkerja, parah.

Ying pun masuk, melihat badannya yang kelelahan aku pun menyuruhnya untuk duduk. Jelas, latihan keras sangat terlihat dari kaki hingga ujung rambutnya. Berkeringat parah dan pakaian ala Gur'latan yang penuh aksesori serta sepatu yang dikhususkan untuk melatih keseimbangan. Cantik.

Tapi melelehkan jika harus berlari dengan pakaian seperti itu. Aku mulai mebawakan minum, memberinya latihan khusus yang ringan tapi menyetabilkan otot kakinya lalu menyarankan pakaian. Dia menerima pesanku tapi bingung akan pakaian. Jadi aku akan mengurus itu nanti, kutulis dibuku kecil terhadap Ying dan apa yang kusarankan nya pada saat itu.

Lalu orang demi orang datang, Yaya, Gopal, Pang atau lebih senang dipanggil Fang, Shielda dan Sai, semuanya ku beri saran dengan sudut pandanganku, dari fisik, mental dan pakaian akan ku kasih saran agar mereka dapat mengunakan kekuatan mereka denga maksimal.

Lalu akhirnya giliran penguasa Elemental, saat itu mereka sudah berada di tahap 2. Aku tidak terlalu terkejut saat melihat tangan penguasa Elemental Gamma selanjutnya yang bernama Solar. Sarung tangan. Jelas jarinya sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi, aku melarangnya mengunakan kuasanya beberapa saat ini, dan mulai menyembuhkan jari-jarinya itu.

Lalu benar saja, tangan penguasa Elemental Balak selanjutnya, Duri. Tangannya berwarna ungu akibat mencoba memakai racun dalam talinya. Ice, tangan nya sudah benar-benar beku tergantikan oleh es. Blaze banyak luka bakar, aku menyembukan semuanya ajaibnya.

Gempa cukup menjaga dirinya, senang rasanya aku hanya menyembuhkan luka-luka kecil saja. Tuanku Taufan, tidak ada luka fisik tapi emosi nya labih mudah terpancing, ia sangat emosional, akan ku jaga anda Tuanku. Layak nya papah menjaga baginda Ratu Kupuperi, aku tidak mengatakan apa-apa pada Tuanku saat itu. Dia sudah tau apa tugasku begitu pula diriku. Kami hanya tersenyum dan membiarkan orang selanjutnya masuk.

Rambut panjang merah, dengan beberapa helai putih. Matanya fokus menatap tajam padaku saat memuski ruangan, Yang ia genakan baju bangsawan kerajaan Gur'latan yang khas. Pangeran Gur'latan Halilintar. Serem. Tapi aku hanya menjalankan apa yang mereka perintahkan disini, meskipun terpaksa.

Bisa dibilang orang ini memiliki banya luka dari latihan yang keras, hampir mirip dengan Blaze, Ice, dan Solar tapi lebih parah. Rambut panjangnya sedikit acak-acakan terpotong tak  beraturan, ini beneran pangeran Gur'latan?, orang sinting mana yang membiarkan pangerannya berjalan keluar kamarnya seperti ini.

"Eh... uhm.." aku kaya orang gagap ingin berbicara dari mana. Pangeran Gur'latan ini hanya menatap, diam. Sangat terlihat dia tidak pandai bersosialisasi, dasar Alien Gur'latan..

"Saya.. Saya Halilintar" Pangeran Gur'latan itu mencoba memulai pembicaraan, "Baiklah salam kenal Pangeran Halilintar, Saya [Name] dari planet Windara" aku mencoba melanjutkan percakapan "Oke" HALILINTAR SINGKAT PADAT BINGUNG DIA.

Okey bersabar [Name] "saya diuji untuk memaksimalkan kekuatan anda serta menyembuhkan luka yang anda punya" aku berdiri berjalan menuju Halilintar yang masih terdiam depan meja, tidak duduk, tidak berbicara hanya menatap ku Fokus.

"Pangeran, apa boleh saya melihat tangan anda" Aku berdiri didepannya sekarang, melihat langsung ke mata ruby yang tajam itu. Tampa bicara ia menujukkan tangannya. Penuh dengan luka tersetrum, Penguasa Elemental bukan Berati tubuh mereka kebal akan Elemental itu. Tidak merasa panas, dingin atau strum itu mungkin tapi tubuh mereka tidak.

Aku mulai meraih tangan "Permisi pangeran.." menyalurkan energi penyembuhan padanya. Mataku tidak memaling dari wajahnya, sementara dia melihat tangannya yangku raih. Bekas luka nya hilang perlahan, dia terkesan tapi ekspresinya hanya pada mata.

"Pangeran. Maaf tidak sopan, tapi.. anda ini seperti Gembel.." aku mencoba tidak tertawa melihat ekspresi kagetnya. Jujur aku harap aku tidak memulai perang antar Windara dan Gur'latan karena kata-kataku ini.

Lalu akhirnya aku pun memilih beberapa kain yang cocok, membuat beberapa sarung tangan dengan bahan yang berbeda, memotong rambut Pangeran Hali agar rapi, dan juga merawatnya. Entah bagaimana dia cukup nutut padaku, meski sediki membantah, Senang tentu saja.

Halilintar suka di usap pipinya, sedikit dibelai rambutnya sedikit seperti kucing spesies bumi. Manja sekali. Aga serem.. tapi dia juga manja pada teman SeTimnya, iya Tuanku Taufan dan anak baik Gempa.

Kami semua lulus ujian dan mendapat peran masing-masing pada Tapops. Terbagi 2 tim dan 1 duo. Tim elemental, Tim kokotime dan aku memanggil mereka duo saudara hijau.

Sementara aku memiliki ruangan sendiri untuk mengobati mereka, tidak ikut bertarung. Tapi aku akan siap sedia membantu mereka jika terluka, itu tugasku.

PangeranKu || Halilintar X Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang