Halaman satu, sempurna.

753 86 3
                                    

Kawamura Agil, lelaki dengan surai hitam legam itu tampak fokus dengan gitarnya. Lagu Sempurna karya milik Andra and The Backbone mengalun indah di seluruh penjuru sekolah. Diatas panggung pentas, nyanyian lembut dari Agil mampu membuat siswi-siswi bersorak layaknya seorang penggemar.

Netra biru Agil menatap lurus, senyumannya mengembang. Ia melihat kekasihnya hadir. Makoto-nya hadir.

"Sayang," teriak Agil, tak tahu kondisi.

Seperti seorang pangeran menemukan sang putrinya. Ia kegirangan. Tangan kanannya melambai semangat, membuat teman se band-nya berdecak. Mereka masih diatas panggung, lho.

Siswa-siswi yang menonton bahkan sudah biasa melihat Agil dengan sifat ngegas dan jahilnya ini, padahal baru saja ia dengan tenang dan waras memainkan gitarnya. Baru saja siswi-siswi akan memujinya.

"Kau adalah hidupku, lengkapi diriku. Oh, sayangku, kau begitu sempurna."

Bait terakhir dinyanyikan. Suara Agil mengalun indah, netra hitamnya terus menerus menatap lelaki bersurai putih. Kekasihnya. Tatapan Agil dalam dan lembut, seakan lagu ini memang ditujukan untuk kekasihnya, Makoto Takuma.

Selepas tampil, Agil dan teman-temannya turun dari panggung pentas seni. Saling bertos ria pada anggota-anggota bandnya, seakan berterimakasih atas kerjasamanya.

"Oy, Gil!" Pekikan keras membuatnya menengok. Rion Kenzo, dengan tangannya yang memeluk pinggang sang kekasih.

Agil mendelik, melempar botol air mineral kecil kearah kedua lelaki yang saling menebar mesra itu.

Yang untungnya ditangkap oleh Caine Chana, pemuda bersurai merah, dengan pinggangnya dipeluk lembut dan posesif oleh Rion.

"Gila kali. ini kalau kena mami, lu yang gua hantam ya, Gil," teriak seorang gadis bersurai ungu muda membuat Agil menjulurkan lidahnya, menantang gadis itu.

"Echi, Kita masih dipublik. Jangan teriak-teriak. Agil juga sembarangan, jangan kayak gitu," tegur Caine.

Agil dan Echi abai, saling mengejek satu sama lain. Caine menghela nafas lelah, bahkan Rion ikut abai dengan keributan yang Agil dan Echi buat. Ia fokus memeluk pinggang Caine dan bermesraan dengan kekasihnya itu.

"Mako, ini pacar lu anjing amat. Mako, Mako! lu, gua aduin Mako, awas lu." seru Echi, menunjuk wajah Agil dengan telunjuknya.

"Berisik, Chi. Udahan, ah. Katanya mau liat sunset sama Mia?" tanya Makoto Takuma, yang baru saja datang dengan Gin. Gin, pemuda itu hanya fokus meminum es teh manisnya.

Agil menyeringai tipis. Ia memeluk pinggang kekasihnya dari belakang, bahkan menenggelamkan wajahnya di bahu Makoto, sementara tangan kiri Makoto membelai punggung sang kekasih dengan lembut.

Echi mengernyit jijik. "Si babi. Ew, langsung jinak waktu ada pacarnya! najis banget."

Sebenarnya Echi itu cemburu, dia juga pengen punya pacar dan bermesraan!

Ah, dia perlu mencari Selia sekarang.

"Ada apa, sih? Ributnya kedengeran sampai ujung, noh!" seru gadis yang baru saja muncul dan membawa cotton candy.

Tak perlu dicari, Selia sudah muncul dengan kekasihnya, yaitu Riji.

"Hehe, Selia."

Echi menyengir, dan langsung bergelayut manja pada Selia, membuat pacar Selia protes. Riji nggak mau threesome! apalagi sama Echi, bisa mati muda dia.

"Ay, ih, jangan peluk Echi," ujar Riji dengan cemberut.

"Selia pacar gua." Echi menjulurkan lidah, mengejek Riji yang sudah kesal.

"Mia, adek. please, tolong, buset."

Riji, Selia, Echi dan Makoto menengok kearah Mia yang sudah digelayuti oleh Jaki. Jaki, pemuda bersurai merah muda itu bergelayut di lengan Mia dengan tatapan memohon.

Caine menengok, "Kenapa? kenapa?"

Makoto hanya melirik sinis, tak suka adiknya digelayuti oleh setan satu itu.

"Ini, Mi. Kak Krow pundung gegara kak Jaki flirting sama cewek, udah dibujuk malah makin pundung. Makin hopeless dia tuh," jelas Mia, membuat Echi tertawa terbahak-bahak dan mulai mengejek.

"Mati lu!" Selia dengan cepat menaruh jari telunjuknya di depan bibir Echi, "Hush, diem."

Agil tertawa, "Lagian lu ngapa, sih? udah tau pacar lu gitu. Minimal kek gua sama Mako, adem ayem terus, bucin terus-"

"Itu mah elu, Mako kaga kek begitu!" Echi mendelik.

"Echi gak boleh gitu, Echi. Biarkan mereka menjadi couple paling adem ayem karena kenyataannya gitu," ujar gadis dengan surai putih, ia memberikan lolipop ke Echi. Ennon namanya. Dia datang dengan Sui, temannya yang seorang ketua Palang Merah Remaja disekolah.

Echi yang tadinya bergelayut manja pada Selia, berpindah ke Ennon. Tangannya memeluk pinggang Ennon.

"Berisik, ya Tuhan." gumam Makoto.

Agil tersenyum tipis, dan menarik lengan Makoto. Membuat beberapa orang, bahkan Echi berteriak tak terima saat Kakaknya Mia dibawa kabur menuju parkiran.

Caine terkikik gemas, "Ada-ada aja."

𓈒 𓈒 𖤝 𓈒 𓈒

Matahari perlahan memudar ke cakrawala dengan sinar merah, dan jingga yang menyinari langit dalam tampilan indah. Makoto dan Agil sampai di pantai, menggunakan motor milik Agil tentunya.

Lautan bersinar dengan cahaya keemasan, disinari hangatnya sinar matahari yang perlahan memudar. Deburan ombak laut yang menghantam bibir pantai menciptakan suara menenangkan.

Agil dan Makoto, pasangan yang berhasil melarikan diri dari event sekolah. Sebenarnya ini ide Agil karena ia mendengar gumaman Makoto, Agil tahu kalau kekasihnya tak nyaman ditempat yang ramai. Jadi Agil membawanya ke pantai yang lumayan sepi.

Pasangan itu duduk bersama di atas pasir putih lembut di pinggir pantai, menyaksikan matahari terbenam di atas hamparan lautan luas. Dengan kepala Makoto yang bersandar di bahu Agil, dan tangan kiri milik Agil yang memeluk pinggang kekasihnya.

Bahkan di tengah indahnya matahari terbenam, netra milik Agil dan Makoto tidak tertuju pada pemandangan menakjubkan di hadapan mereka. Sebaliknya, mereka saling bertatapan. Seolah dunia menjadi milik mereka berdua.

Dalam keheningan yang mereka jalani, kehangatan dan kenyamanan mereka tetap terpancar. Ikatan Agil dan Makoto mengisi mereka berdua dengan rasa aman yang menenangkan. Seakan mengetahui bahwa pada saat itu, semuanya akan baik-baik saja.

Makoto merasa aman dengan kehadiran Agil, dan begitu pula sebaliknya.

Halo, kembali lagi dengan Sera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, kembali lagi dengan Sera.
Terimakasih yang sudah vote!
Buku 'Sederhana' ini cuman ada 12/13 chapter, okay! karena ini hanya short story. maaf kalau cringe.

Sekali lagi terimakasih yang sudah vote dan antusias dengan buku ini, sampai ketemu di chapter selanjutnya.

Sederhana; Magil.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang