Magical Bathroom

131 9 3
                                    

Setelah kejadian di aplikasi yang bernama Secret itu, aku dan kak Michael masih tetap sama. Seolah sama sama tidak saling kenal seperti dulu. Sama sama cuek.

Berkali kali juga kami berpapasan atau dalam ruangan yang sama, tetapi aku dan kak Michael sama sekali tidak ada yang memulai. Dan berkali kali juga teman-temanku yang mengetahui kejadian di Secret itu selalu menatapku buruan-kasih-senyum-lo-ini-kesempatan dan berkali kali juga aku tak melakukannya apa apa ke arab kak Michael. Hanya menunduk dan berpura-pura tak melihatnya.

Rasanya memang ingin sekali aku menyapanya atau pun tersenyum ke arahnya. Tapi terlalu sulit untukku melakukan hal semudah orang lain pikirkan.

Menatapnya yang sama sama dalam satu ruangan saja sudah membuat kondisi jantungku tak baik. Bagaimana dengan menarik bibirku ke arahnya dan menyunggingkan senyum terbaikku? Aku bisa pingsang saat itu juga atau lebih buruknya lagi meninggal ditempat. Astaga. Aku masih punya tanggung jawab di dunia ini. Belum lagi dosa yang aku lakukan selama ini, aku belum sempat bertaubat dan belum ingin mati secepat itu.

Ya, rasa penyesalan selalu datang padaku. Aku masih belum yakin sepenuhnya kalau itu kak Michael. Bagaimana tidak? Itu kan aplikasi yang tidak mencantumkan account asli dan semua yang memainkan aplikasi itu bisa saja mengada-ada dan berbohong pada seseorang yang membutuhkan informasi. Contohnya aku.

Bisa saja bukan itu hanya omong kosong orang yang ada di secret; yang chat denganku atau lebih singkatnya Magical Bathroom untuk membuatku senang dengan kebohongan yang dia sembunyikan. Yaa aku juga tidak mau munafik. Terkadang aku juga suka iseng dengan seseorang yang sedang mencari siapa dan aku juga suka meng-iyakan kalau aku yang ia cari. Tapi itu tidak berlangsung lama. Hanya beberapa jam. Aku juga tidak ingin sudzon juga.

Nah, kejadian dengan Magical Bathroom ini jelas jelas berhari hari. Terhitung 7 hari aku berhasil chat dengan Magical Bathroom yang mengaku sebagai kak Michael.

Tetapi sikapnya saat di chat rasanya berbanding terbalik dengan sikap nyata yang terlihat aslinya. Terkadang ia juga membalas dengan cuek sih tapi kebanyakan dia membalas dengan sedikit humor disetiap kalimat yang tercetak.

Beberapa fakta yang membuatku cukup percaya kalau itu kak Michael yaitu dia mengetahui nama orang yang disukai temanku. Cowo ini satu sekolah dengan kak Michael saat mereka menduduki SMP. Bisa jadi ini benar kak Michael, karena sejak SMP pun kak Michael dan orang-yang-disukai-temanku tak pernah dekat jadi hanya sekedar kenal. Dan si Magical Bathroom pun berkata seperti itu juga.

Dan Magical Bathroom manjawab dengan benar SMP kak Michael dimana. Aku mulai percaya padanya.

Kata temanku yang notabennya adik kelas kak Michael di SMP dan pacarnya ini teman terdekat kak Michael berkata bahwa kak Michael anak tunggal. Dan Magical Bathroom pun lagi lagi menjawab dia anak tunggal juga.

Dan yang paling membuatku percaya bahwa Magical Bathroom adalah kak Michael yaitu saat ia berkata "suka ngestalk path gue kan?" Oh yaTuhan rasanya aku siap mati saat aku melihat pesannya di Secret tempo hari.

Aku memang berteman dengannya di Path dan baru beberapa bulan sih diterima sebagai temannya. Dan baru sekitar sebulan yang lalu aku mulai mengunjungi Path kak Michael sampe titik bawah. Ya semua itu atas dasar rasa penasaranku padanya. Kau pasti tau rasanya harus memendam rasa penasaran. Bisa saja kau mati dengan rasa penasaran itu sendiri bukan? Haha.

Belum lagi saat dia menulis nama lengkapku dengan benar saat aku telah menebak namanya. Dan dia dengan sangat tepat menulis nama lengkapku sebagai orang yang sedang chat dengannya. Bagaimana aku tidak kaget dan kehabsan nafas saat itu? Dia kakak kelas. Tidak banyak yang mengetahui ku disekolah. Hanya teman terdekat dan teman SMP yang mungkin masih mengingatku.

Secret storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang