"Udah puas ngestalkin Path gue?"
Suara itu.
Setelah beberapa detik kemudian, dengan tiba tiba kepala-ku sudah menoleh ke arahnya.
Disitulah dia, kak Michael atau Magical Bathroom yang selama ini mengganggu fikiranku. Berdiri menatap kedepan dengan salah satu alisnya yang sedikit terangkat.
Aku mengerjapkan mataku. Merasa aneh bahwa tadi itu suara kak Michael sedangkan dia sendiri sedang memandang lurus ke depan.
Aku diam tak mengeluarkan suara apapun. Menghindar dari pertanyaan atau mungkin lebih ke pernyataan yang di lontarkan kak Michael tadi.
Kondisi kantin saat ini memang sedang sepi karena beberapa menit lagi akan usai waktu istirahat. Jadilah hanya kurang dari sepuluh orang, kurasa, yang masih nongkrong.
Kulihat Jawa; si penjual minuman dengan sangat lambatnya melayaniku. Kalau saja tidak ada kak Michael, sudah ku ceramahi dia. Untungnya saja kali ini dewi fortuna sedang berpihak padanya.
Setelah menerima es teh ku dan air mineral, aku segera membayarnya dan segera pergi dari tempat ini. Baru saja dua langkah kugapai, si Jawa memanggil namaku dan berkata uang yang kuberikan kurang.
Ahh sangat amat memalukan. Di dengar kak Michael pula.
Aku memutar bola mataku dan memberikan pecahan sepuluh ribu.
"Segitu groginya yaa"
Lagi lagi suara berat khas cowo Tepat di sebelahku. Siapa lagi kalau bukan kak Michael. Aku hanya meliriknya sekilas dan lagi lagi tak meladeni ucapannya.
Jawa memberikan kembalianku dengan senyum yang penuh arti.
"Apa?" Ucapku pada jawa disertai dengan tatapan sinis andalanku.
"Tumben galak. Biasanya ketawa-tawa mulu."
Maksudnya apa sih si Jawa ini. Udah tau lagi nggak mood.
Aku hanya bergumam tak jelas dan pergi secepat mungkin ke kelas.
"Wa, gue masih ada utang sama lo nggak?" Kali ini suara kak Michael yang terdengar sedikit berbisik walaupun masih cukup terdengar di telingaku.
Yaahhh, dasar. Ternyata utang-utangan juga dia buat beli minuman doang. Aku tersenyum kecil dalam jalanku.
Baru saja ingin kunaiki tangga, aku melupakan Fiona yang telah mengantarkanku ke kantin. Kalau aku kembali ke kantin dan menemui Fiona, otomatis aku akan bertemu dengan kak Michael lagi.
Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke kelas seorang diri, berjalan sambil mengirim pesan pada Fiona kalau aku duluan ke kelas.
"Jalan jangan main hp." Ucap suara di belakangku. Kak Michael.
Haduhhh mimpi apa gue semalem.
Lalu dia mendahului jalanku dan berbelok ke kanan setelah sampai di lantai 2 tanpa sedikit pun menolehkan kepalanya atau pun melirik ke arahku.
Dengan geram aku pun melanjutkan langkahku naik ke lantai 3 kelasku berada.
===
Libur sekolah. Murid mana yang tidak menginginkan libur sekolah? Setelah menunaikan kewajiban untuk terus belajar dan belajar. Belum lagi menghadapi ulangan juga ujian yang sulit. Dan juga bertemu guru killer yang selalu memberikan tatapan awas-nilai-kamu-saya-kurangi disetiap jam pelajarannya. Sudah pasti sangat menyenangkan untuk sejenak merilekskan pikiran dan melakukan hal hal yang lebih menarik dan menyenangkan seperti, tidur? Atau film marathon? Atau kegiatan yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret story
Teen FictionSecret Kau membuatku merasa nyaman Kau membuatku merasa tersanjung Sikap mu saat itu membuatku ragu Fakta itu terkuak Tetapi Aku masih meragukanmu Kau mengenalnya Kau mengetahuiku Kau tau aku Tak kusangka Siapakah kau Magical bathroom?