Disisi Mahen..
Sehabis pulang sekolah, anak itu berjalan cepat menuju kamarnya agar beban yang ada di pundaknya kini berkurang sedikit.
Kakinya menaiki anak tangga, sedikit demi sedikit hentakannya terdengar, mungkin saking lelahnya ia sampai seperti itu.
Sampai kamarnya, ia segera menaruh tas nya dengan cara membanting pelan tas cokelat miliknya, akhirnya beban nya kini berkurang sedikit.
Mahen duduk di tepi kasur, menghela nafas panjang perlahan, lalu menatap suatu benda kosong, yaitu foto keluarga yang di pakaikan nya bingkai kecil.
"Ayah bangga sama kalian!"
"Bunda jugaa! Bangga sekali dengan kalian!"
"Bagaimana kalau kita acara makan makan, Bun?atau pergi ke beberapa tempat untuk merayakan kesenangan ini?"
"Bagus, dek, idemu! kalau kakak gimana?"
"Aku ikut kalian aja deh hehee, yang penting perutku terisi jajanan, nyamm"
"Kamu ini! Pikirannya jajan mulu, hahaha"Mahen menggeleng kepalanya cepat, ia berusaha agar tidak mengingat kembali memori indah dulu yang tidak akan terulang kembali dan membuat dirinya menangis.
Mahen mulai berdiri, menggantikan seragam sekolahnya dengan kaos rumahan berwarna putih serta celana pendek selutut berwarna hitam.
Perutnya sudah keroncongan, ia membuka pintu kamarnya yang sudah langsung terlihat anak tangga disana.
Seolah-olah, langkah kakinya terasa berat saat akan turun, tetapi ia paksakan agar perutnya tidak berbunyi sedari tadi.
Sesampainya di dapur, terlihat Bunda yang sedang memakan nasi saja dengan kuah bening yang berisi sayuran, tetapi Bunda memakan itu dengan pandangan kosong.
Tak tahu Bunda melamun ke arah mana, tak tahu juga apa yang ada di pikiran Bunda.
Mahen yang menyadari bahwa ada yang aneh dari Bunda segera memanggilnya, awalnya hanya mengeluh karena perut lapar tetapi tidak ada sahutan dari sang Bunda yang membuat Mahen sedikit berteriak.
"Bundaa..Mahen laper" ucapnya mengadu mengelus perutnya sambil mengerucutkan bibirnya.
Tidak ada sahutan.
"Bunn, ada makanan??" tanya nya lagi sembari membuka kulkas.
Tidak ada sahutan kembali dari sang bunda.
Mahen yang penasaran segera berjalan menuju kursi makan depan tempat duduk Bunda nya dengan wajah yang bingung.
"Bundaa.." lirihnya sembari melambaikan tangan tepat depan wajah sang bunda untuk menyadarkan nya.
"Bundaa!!" teriaknya berhasil membuat bunda nya sadar, setidaknya hatinya mulai sedikit tenang telah membuat bunda nya sadar, karena mungkin kebanyakan melamun mengakibatkan pingsan. -Iya atau engga? Maaf kalo engga, soalnya ga faham IPA plss-.
"Astaga..kak, kenapa sih?" ketus bunda setelah terkejut.
"Kan makanan bisa kamu bikin sendiri, kalau engga ada di kulkas bisa beli aja tuh di warung sebelah" ketus bunda nya kembali, lalu beranjak dari kursi makan menuju kamarnya.
Biasa, sifat bunda yang seperti itu sudah biasa, sudah hampir setiap hari sang kakak mendengarkan omelan dari bundanya.
Mahen membuka kulkas, tidak ada bahan makanan. Lalu membuka lemari makanan, tidak ada sisa makanan.
Malas sekali hari ini. Sudahlah mendapatkan banyak beban, mendapat omelan bunda nya, kini giliran ia tidak mendapat makanan sedikitpun.
Tak mau ambil pusing, Mahen kembali ke kamarnya untuk mengambil uang seberapa, dan turun untuk membeli makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN 5 SEKAWAN
Teen FictionSpidream said: "kita berjanji akan selalu bersama!" "Jangan menutup masalah dari kita, ceritakan saja, jangan dipendam" "Kita berjanji akan selalu bahagia!" "Tersenyumlah untuk bahagia" . . . Spidream member: -Mahen Ajiksana- -Raihan Ajisaka- -Jena...