Disisi Raihan...
Matahari bersinar terang sekali di pagi ini, sinarnya masuk lewat jendela membuat
ruangan terasa hangat. Udara sejuk mulai dapat terhirup, terik matahari yang menyambar wajah Raihan dari kejauhan membuat dirinya terbangun dari tidurnya.Sedikit menggeliat, mengedipkan mata berkali-kali untuk melihat lebih jelas, ia mengumpulkan nyawanya dengan cara duduk beberapa waktu sebelum akhirnya ia keluar dari kamar.
Saat Raihan keluar dari kamarnya, dirinya mendapati ibunya yang tengah memasak risol mayo untuk dijualnya di pasar saat pagi hari, di kantin salah satu sekolah pada siang hari, dan di pasar malam saat malam hari.
Aroma nya tercium sedap dari kejauhan. Raihan mendekati ibunya yang tengah mencampur bahan-bahan untuk dimasaknya.
Sedikit informasi, Raihan adalah anak yang tumbuh tanpa adanya sosok atau peran
ayah yang menemani nya sewaktu kecil. Ayahnya sudah menuju ke sang kuasa bahkan sebelum Raihan sendiri lahir dari dalam perut ibunya. Ayahnya meninggal sebab mengalami kecelakaan pesawat saat pulang dari China tempat ia bekerja menuju rumah yang berada di Jakarta."Ibu" panggil Raihan yang tengah duduk di meja makan sembari sedikit membantu ibunya memotong-motong bahan untuk membujuk.
"Kenapa, Han?" sahut ibunya, berbalik, mendapati diri Raihan yang tengah memotong suatu bahan untuk dimasaknya. Ibu sudah menebak kalau Raihan akan meminta atau membujuknya.
"Raihan boleh ke pantai hari ini, Bu? Semalam Raihan sudah janjian bersama teman-teman Raihan" Raihan berkata pelan, berpura-pura sibuk sembari tersenyum yang dapat diartikan meminta izin.
Alis ibu menaik, atensinya beralih kearah Raihan dengan mata yang sedikit melotot, "ngapain? Boleh-boleh saja asal kamu bisa bantu ibu hari ini" ibu menjawab sembari tersenyum tipis menghadap anak tunggalnya yang menjadikan wajah Raihan berubah menjadi riang.
"Beneran, Bu?! Oke! Mau Raihan bantu apa?" girang Raihan, pipi nya terangkat mengembangkan senyumnya, suaranya terdengar ceria. Ibu yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis.
❤️🩹❤️🩹❤️🩹
"Ibu, aku berangkat dulu, ya! Sudah dijemput Jenan soalnya" teriak Raihan dari luar mengabari ibunya, dirinya yang tengah mengikat tali sepatunya sembari menatap motor Jenan yang terlihat mengkilap.
Raihan selesai dengan tali sepatunya yang telah di talinya selama kurang lebih dua sampai tiga menit, lalu melangkahkan kakinya biasa berjalan ke arah motor Jenan untuk bonceng.
Terlihat ibu yang berlari kecil ke luar rumah untuk melihat anaknya pergi, memastikan agar Raihan, putra satu-satunya, baik-baik saja. Tak lupa, ibu juga sudah menyiapkan bekal risol mayo kesukaan Raihan yang hampir saja ketinggalan di meja makan.
"Eh, nak! Bekalmu ketinggalan" ibu keluar dengan membawa bekal yang berisi risol mayo berada di tangannya, diberikan kepada Raihan yang sudah membonceng di motor Jenan. Untung saja jarak teras ke arah motor Jenan tidak terlalu jauh, jadi ibu tak perlu susah payah berlari kencang hanya untuk mengingatkan dan memberikan Raihan bekal yang hampir saja tertinggal.
Raihan menerima bekal tersebut dengan riang, wajahnya tampak berseri dan bersemangat, tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih dan selamat sebelum akhirnya motor Jenan melaju. Ibu melihat jalannya motor Jenan yang memboncengi anak tunggalnya sampai punggung Raihan tidak terlihat, memastikan anaknya baik-baik saja.
❤️🩹❤️🩹❤️🩹
Sesampainya di pagar menuju pantai, motor Jenan berhenti sejenak di depan tempat security untuk membayar tiket. Jenan meraba tas yang ia pakai di depan agar lebih mudah untuk mengambil barang yang sering digunakan seperti uang, ponsel, tabir surya, dan lain semacamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN 5 SEKAWAN
Подростковая литератураSpidream said: "kita berjanji akan selalu bersama!" "Jangan menutup masalah dari kita, ceritakan saja, jangan dipendam" "Kita berjanji akan selalu bahagia!" "Tersenyumlah untuk bahagia" . . . Spidream member: -Mahen Ajiksana- -Raihan Ajisaka- -Jena...