3. Best Part

30 5 0
                                    

Best Part (feat. H.E.R) -Daniel Caesar

✼ •• ┈┈┈┈๑⋅⋯ ୨˚୧ ⋯⋅๑┈┈┈┈ •• ✼

happy reading!!

"Tau gak si Na, butuh waktu setidaknya tujuh tahun buat aku biar bisa damai sama masa lalu yang suram itu. Disaat kamu bilang luka yang dipelihara akan bertambah parah, aku baru sadar kalau selama ini aku memberikan ruang untuk luka itu sendiri. Dimana aku bakal ngerasa marah banget setiap kali ketemu hal yang bikin aku inget sama kejadian itu, atau bahkan setiap aku gak sengaja ketemu orangnya langsung."

Ditengah suara angin yang berhembus menerpa pohon untuk kemudian menggugurkan dedaunan, Anna melanjutkan ceritanya. "Ada rasa dimana aku harus membalas semua perbuatan jahat itu, bahkan mungkin lebih dari kelakuan jahat itu sendiri. Apalagi ditengah kepala aku yang selalu berisik, semua itu seolah mendorong aku untuk berbuat jahat juga. Tapi Na--"

Anna kembali menjeda apa yang ia katakan berikutnya, dan Narafka dengan sabar menunggu dia kembali bersuara.

"Pikiran aku tertuju sama sifat manusia itu sendiri, emang siapa yang mau ngebuat orang lain jadi se berantakan itu? Gak ada kan. Dari apa yang aku denger dan lihat sendiri bagaimana menderitanya dia selama ini, aku jadi tahu kalau Tuhan itu memang adil. Mungkin kita gak balas perlakuan jahat orang lain ke kita, tapi Tuhan balas perlakuan itu dengan impas pula. Dan setelah aku menempuh perjalanan dan pemikiran yang cukup panjang. Aku memutuskan untuk berdamai dengan luka itu." katanya, dengan sorot mata berair dan hati yang lebih ringan dari sebelumnya.

Saat air mata itu jatuh dan mengenai tangannya, ia tersenyum. Senyum penuh arti untuk perjalanan yang ia tempuh sejauh ini. Dan melihat bagaimana pacarnya sekuat dan sehebat itu, tidak ada yang bisa Narafka lakukan selain memeluknya dengan erat. Menyalurkan rasa hangat dengan harapan, bahu yang ia tepuk perlahan ini bisa lebih menguatkan Anna saat menghadapi ujian hidup untuk kedepannya nanti.

"Kamu udah lebih dari hebat, makasih karena kamu milih untuk terus jadi orang baik."

Narafka tahu, kehadirannya mungkin tidak mengubah sebagian besar dalam diri Anna yang sebelumnya juga terlihat biasa saja. Tapi melihat bagaimana perempuan itu mandiri dalam segala hal, ia seolah langsung menemukan target yang tepat sasaran. Jadi, kala itu ia memutuskan untuk memberanikan diri menyatakan perasaannya yang tanpa diduga ternyata gadis itu sudah lebih dulu menyukainya.

Dijuluki sebagai greenflag sekaligus humoris secara bersamaan, perlakuan Narafka jelas selalu di idam idamkan banyak perempuan disekolahnya, jadi tidak heran jika Anna hanya akan tertawa melihat kelakuan Narafka yang terkadang randomnya kelewatan.

Selama empat bulan menjalin hubungan, pemuda itu sudah cukup banyak tahu tentang kehidupan Rheanna yang mungkin bisa dibilang tidak baik baik saja. Dia tinggal bersama bibi sedari kecil, sosok ibu yang melahirkannya pergi bekerja diluar negeri. Dan gadis itu memilih tinggal kembali di rumahnya yang lama saat dirasa ia sudah bisa apa apa sendiri.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari semua itu, hanya saja ayahnya juga telah tiada. Anna jadi tidak tahu menahu bagaimana rasanya menjadikan sosok ayah menjadi cinta pertama, atau bagaimana peran ayah dalam hidupnya.

Bibi yang selalu ia panggil ibu itu juga tidak pernah menikah lagi sejak suaminya meninggal, jadi wajar saja jika saat ini yang ia lakukan adalah terus menerus mencari sosok yang katanya setia.

Sepertinya malam itu Tuhan mendengar do'anya, dan berakhirlah ia dengan Narafka. Padahal waktu itu, Anna merasa tidak mungkin akan mendapat confess secara langsung dari orang yang sudah dia suka sejak lama. Gaya Narafka yang waktu itu memakai jaket osis tersenyum sebari mengatakan jika mulai saat ini, dia akan terus bersama Rheanna apapun keadaannya.

Hanya dengan begitu saja, Anna dibuat tergelitik. Membayangkan betapa kucelnya ia saat jam pulang sekolah, seingatnya juga dulu ia sedang dilanda kesal kepada teman kelasnya yang dengan sengaja menukar soal jawaban yang susah payah ia kerjaan sendiri. Membuat nilai yang ia pikir akan lebih unggul daripada lain langsung turun seketika. Tapi semua itu langsung hilang saat Narafka datang, seolah kehadiran lelaki itu bagaikan awal yang baru untuk ia memulai hidup yang sebelumnya dirasa kosong.

"Lihat! Aku gak nangis!" pelukan itu terlepas saat Anna menunjuk matanya yang hanya memperlihatkan bekas air mata.

Narafka terkekeh, "Itu tandanya, kamu udah beneran damai sama luka masa lalu."

Sementara Anna mengangguk, pertanda ia setuju dengan apa yang lelaki itu katakan barusan. Keduanya sudah satu jam berada ditaman yang cukup ramai pengunjung, padahal Anna biasanya tidak suka dengan keramaian seperti ini. Tapi karena dengan Narafka, ia dengan mudahnya mengiyakan ajakan tersebut.

"Bawa gitar buat pamer doang, minimal nyanyi lah!"

Narafka tertawa mendengar itu, lalu ia mengangkat gitar yang ia bawa dan menaruhnya dipangkuan.

"Biar aku yang main gitar sambil nyanyi, kamu dengerin ya." Setelahnya yang perempuan kembali mengangguk.

Lelaki itu kemudian mulai memetik senar gitar, mencoba mencari nada yang pas untuk ia mulai bernyanyi. Sementara yang perempuan disampingnya menopang dagu dengan kedua tangan, melihat bagaimana tampannya seorang Narafka Adhikara.

You don't know babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If i had it my way
You would know that you are

You're the coffee that i need in the morning
You're my sunshine in the rain when it's pouring
Won't you give yourself to me
Give it all oh

Setelah nada sampai pada reff, Anna memutuskan untuk ikut bernyanyi bersama. Saling menatap satu sama lain yang bahkan suara keduanya terdengar bagus saat dipadukan seperti ini.

I just wanna see
I just wanna see how beautifull you are
You know that I see it
I know you're a star
When you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part oh oh oh
You're the best part oh
Best part

Petikan senar gitar Narafka kemudian berhenti, lalu keduanya tertawa bersama. Baru sadar jika memang sebucin itu untuk merayakan kebersamaan setiap kali keduanya bertemu. Dan hanya dengan begitu saja hati Anna dibuat mencelos saat sadar jika baru saja ingatannya kembali dihari itu, hari dimana ia merasa bahwa segalanya akan terasa mudah jika ada Narafka. Tapi kenyataan mengatakan jika lelaki itu sekarang tidak ada dan entah dimana.

 Tapi kenyataan mengatakan jika lelaki itu sekarang tidak ada dan entah dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(cr on pinterest)

buat yang tanya, cerita ini alurnya maju mundur atau acak. jadi bacanya pelan pelan aja gausah buru buru.

follow ig @reasa.sln buat tau kapan aku update cerita.

tbc..

FOTOGRAFI SENJA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang