1 - kia dan senja

37 2 3
                                    

Semua orang pasti pengen masuk sekolah impian kan? Pasti lah, termasuk para siswa/siswi beasiswa yang berhasil masuk ke sekolah impian mereka. Alexander high school sekolah ternama sekaligus sekolah impian semua orang di kota jakarta, Zevanya catherine dirgantara salah satu siswa disekolah itu. orang tua vanya orang terpandang dan donatur terbesar disekolah tersebut, Alexander high school adalah sekolah para anak anak tajir maka tak jarang siswa/siswi beasiswa disini menjadi bahan bullyan. Tapi tidak dengan vanya walaupun orang tuanya itu sangat terpandang dan dikenal sombong tapi tidak dengan dirinya, sikap vanya yang selalu ramah setiap orang yang ia temui selalu ramah dan menyapa.

Hari ini adalah hari pertama bagi vanya dan temen seangkatan nya belajar ke sekolah. sekarang vanya sedang ada di kantin sekolah setelah tadi mereka perkenalan, Setelah Vanya membeli makanan ia langsung duduk ditempat kosong.

"Hai aku kia, boleh duduk disini gak?" Tanya salah satu siswa bername tag kiara yunia seraya membawa nampan yang berisi semangkok baso dan segelas es teh.

"Hai aku senja salken yaa" ucap gadis disebelah kia yang diketahui nama nya adalah senja steviola queenzy.

Vanya yang melihat itu langsung melontarkan senyumnya sambil melambaikan tangannya "Hai aku vanya, sini duduk aja."

"Kwamu kelwas 10 IPA kwan?" Tanya senja dengan mie yang penuh dimulutnya.

"Telen dulu nja baru ngomong" tegur kia.

"Iya, bener kan" vanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Oh iya van? Kita bertiga berarti sekelas dong" pekik kia.

"kalian itu adik kaka ya?" Tanya vanya penasaran.

Kia dan senja yang mendengar pertanyaan vanya malah terkekeh kecil.

"Eh? Kenapa?"

"Ahahaha enggak kok kita bukan adek kaka, tapi emang udah temenan aja dari smp" jawab senja dan diangguki oleh kia "iyaa van, najis gw harus punya sodaraan sama nih anak curut ke senja."

"Heh!? Lo ngatain papih gw curut?" Celetuk senja membuat kia menepuk jidatnya.

"Sabar ki, sabar orang sabar pacarnya sepuluh" batin kia.

"Yang ngatain bapak lo siapa andres?" Ucap kia.

"Kiara anak Alvin?!" Balas senja.

"Senja anak andress!!" Ucap Kia tak mau kalah.

"Udah kenapa jadi pada berantem sih?" Lerai vanya.

"Hehe maaf."

vanya


"Eh kalian hari ini ga kemana mana kan?" Tanya kia dapat gelengan dari keduanya "oke ayok kita ke toko perlengkapan sekolah."

Vanya mengangguk setuju "eh boleh, aku belum punya kotak pensil sama juga mau beli gantungan tas" ucap vanya.

"Yaudah ayok."

Sesampainya mereka toko yang kia pilih, mereka langsung masuk dan membeli yang mereka butuhkan.

"Anjirlah lucu lucu banget sumpah, pengen deh gw borong semua nya" ucap senja takjub alay kalo kata kia sama vanya mah.

"Nanti bapak lo bangkrut aja baru tau rasa loh" celetuk kia dari arah belakang.

"Eh van, ke rak paling belakang yok jangan disini ada orang sirik" ucap senja sambil berbisik pada vanya.

"Ih parah banget lo pada ninggalin pacar nya haechan yang paling cantik ini" ucap kia penuh drama, membuat vanya tertawa geli sedang kan senja membuat gestur muntah melihat kepedean dan ke haluan temannya itu.

"Heh! emang nya lo kira haechan mau apa sama lo yang pendek unyu unyu ini."

"Udah ah ayok jalan ratu drama" cicit senja pelan.

"Nyenyenye."

"Vanya liat deh gantung yang love itu" ucap Senja sambil menunjuk tiga gantungan berbentuk hati dengan warna yang berbeda beda.

"Gw warna putih kia warna pink, terus Vanya warna item" lanjut senja mengasih ke dua teman nya itu.

Setelah mereka berbelanja dan menghabiskan waktu bersama, Vanya dan dkk langsung ke restoran yang tak jauh dari toko tadi untuk mengisi tenaga nya kembali.

"Mau pesen apa nih? Gw teraktir deh kali ini" ucap kia membuat keduanya memekik senang.

"Ka mau pesen dong" ucap senja.

Mbak resto yang mendengar ucapan senja itu langsung kemeja ketiga gadis sambil menyerah kan buku menu
"Ini ka silakan."

"Pesen nasi goreng nya tiga sama boba milk tae satu terus kalian minum nya mau apa?" Tanya kia sambil melirik keduanya "milkshake strawberry."

"Aku milkshake juga tapi rasa chocolate malt."

"Oke ditunggu ya ka pesannya" setelah nya mbak itu pun pergi.

"Vanya, kalo gak salah kan om arya pemilik PT. Arya pratama kan?" Tanya kia yang mengingat igat ulang nama PT yang bekerja sama dengan PT ayahnya.

"Kok lo bisa tau nama papa gw?" Ucap Vanya.

"Taulah, pantes semalam daddy gw bilang kalo om arya punya anak perempuan. daddy gw juga bilang kalo gw harus kenalan, Ternyata itu lo" ucap kia.

"Oh ya?".

"Hehehe, bisalah-" obrolan mereka terhenti karna pesanan Vanya dkk sudah siap.

"Permisi ka, ini pesanan kalian ya nasi goreng nya tiga, boba milk tae satu, milkshake strawberry dan chocolate malt." Ucap mbak pelayan seraya menaruh pesanan mereka di meja "selamat menikmati."

"Terima kasih."

Senja yang sedang tadi menyimak perbincangan kia dan vanya, membuka suaranya "eh ya, van lo abis ini langsung pulang."

"Emwang kitaw mau kemwana lagi?" Tanya kia sambil menyantap nasi goreng miliknya.

"Ke mall gitu?" Tanya senja balik.

"Mm, besok malam mau gak?" Ajak vanya seraya membuka ponsel nya "ini nomor aku simpen ya, nanti kalo jadi kita wa aku aja."

Kedua langsung mengambil ponsel masing masing, hampir aja lupa untuk meminta nomor vanya.

Setelah selesai mengisi energi vanya dkk langsung pulang ke rumah masing masing, karna takut di tanyakan yang aneh aneh.

"Assalamu'alaikum, mamah?" Ucap vanya seraya masuk ke dalam rumah nya, ia melirik sekitar kemudian bertemu orang yang ia cara.

"Mah" panggil vanya.

"Abang mana?" Tanya vanya tak melihat keberadaan abangnya itu.

"Eh vanya, udah pulang ya? Abang kamu belum pulang tuh."

"Kok kamu gak telepon mang irvan sih?" Tanya gisel mamah vanya seraya mendekati anak terakhir nya.

"Enggak mah vany pulang sama temen temen vany tadi."

"Siapa?" Tanya gisel.

"Temen vany namanya kia dan senja mah" memperkenalkan temennya itu.

"Ohh syukur deh kalo kamu udah punya temen, tapi mereka dari ke keluarga mana? Anak beasiswa bukan" tanya giselle berbelit belit.

.
.
.

TBC.

Hehehe gimana cerita baru aku kali ini? Seru gak?

VanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang