8 - double datte

4 1 0
                                    

Setelah dapet izin dari giselle, vino langsung berlari ke kamar vanya yang berada dilantai atas. Pria itu sudah siap tapi ke napa adiknya itu lama sekali bersiap siap.

Tokk.
Tokk.

"Vanya... Lo masih nafas kan didalam?" Tanya vino bercanda.

Sedetik setelahnya pintu kamar itu akhirnya terbuka, terlihat lah vanya yang sudah siap dengan sweater dengan bawahan celana jeans dan jangan lupakan tas pink nya yang melengkapi penampilannya.

"Lo kira kamar gw apaan, udah ah ayok berangkat."

Kemudian vanya menutup pintu kamarnya dan mengikuti vino dari belakang, sesampainya mereka dihalaman rumah yang sudah ada senja dan nathan.

"Lama banget lo siap siapnya" ucap nathan.

Vino memutar kedua matanya dengan malas sambil melipat kedua tangannya didepan dada "dih enak aja malahan cewe lo tuh yang lama siap siapnya."

"Enak aja salahin vany, yang ada kaka tuh suruh siapa ngadain double datte mendadak."

"Vanya... njaa."

Kedua sang pemilik nama langsung menolehkan pandangannya kearah kiara, ternyata itu adalah kiara dengan motor vespanya dan dibelakang ada reza yang baru nyampe rumah vanya.

"Ciee bisa nyampe barengan gitu" goda vanya.

"Mungkin itu yang dinamakan jodoh van" lanjut senja.

Kiara mengabaikan ucapan keduanya, langsung mengasih helm kepada vanya "Buat apa?"

"Buat dipake lah, ayok naik" ucap kiara, Vanya langsung memakai helm itu di kepalanya.

"Loh? Terus gw sama siapa?"

"Abang gw lah" ucap vanya sambil membisikkan sesuatu kepada senja "pegangan yang erat nja kalo bisa peluk dari belakang" entah kenapa setalah vanya membisikkan itu, pipi senja langsung memerah seketika.

"Dih kaga bisa... Vanya sama gw, terus lo sama si reza lahh" cegah nathan sambil memakaikan vanya helm.

"Tapi ka aku-"

"Naik atau gw gendong" mendengar ancaman dari nathan, vanya dengan cepat naik dimotor nathan.

"Kita duluan ya manteman dahh semua" ucap nathan seraya menaiki motor nya "pegangan vanya gw gebut"

"I-iya ka" ucap vanya sambil mencengkram jaket kulit milik nathan.

Setelah kepergian vanya dan nathan, keduanya juga ikut menyusul mereka. Dengan senja yang memegang baju Vino dengan erat ia malu ingin memeluk Vino seperti perintah vanya tadi, disusul oleh kia dan reza.

Setelah beberapa menit, mereka sudah sampai diparkiran mall. vanya segera turun dari motor itu seraya membuka helm miliknya begitu pun dengan nathan. Yang lainnya juga sudah sampai mereka pun ngumpul diparkiran mall untuk masuk bersama sama.

"Udah ngumpul semua nih?" Tanya vino, sambil menghitung teman temannya.

"Udahh" ucap mereka serentak.

Vino mengangguk, mereka mengikuti langkah vino. Diam diam tangan nathan bergandengan dengan tangan vanya, merekapun berhenti di sebuah kafe untuk makan sebentar.

"Bang... " vanya memanggil vino dengan nada lembut.

Vino memutarkan kedua bola matanya malas sambil bergumam dalam hati "gw tebak ni bocah pasti minta aneh aneh ni."

"Abang el ihh..."

"Apaan si van" vino akhirnya nengok kearahnya dengan muka sok gantengnya.

"Gak jadi!"

VanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang