Episode 12

1.1K 147 8
                                    


Anda telah menerima hadiah dari Konstelasi 'sorcerer with six eyes']

[Apakah Anda ingin menerima hadiah ini?]

[Ya? /tidak?]

(M/n) Menatap notifikasi yang berasal dari konstelasinya, tanpa basa-basi (M/n) langsung menekan tombol ya dan seketika itu sebuah pedang bersinar melayang di atasnya di Barengi dengan notifikasi yang muncul di depannya.

[Perhatian! Anda telah menerima item tingkat SS!]

Mengambil pedang itu, (M/n) mengerutkan keningnya dan menatap keatas langit-langit. "Kenapa gak dari tadi!?" Teriak (M/n) kesal, ia mengutuk konstelasinya.

[Konstelasi 'sorcerer with six eyes' hanya tertawa melihat reaksi anda]

[Konstelasi 'sorcerer with six eyes' menantikan pertarungan anda]

(M/n) sedikit mendengus ketika mendapat notifikasi itu, namun ia memutuskan untuk menghiraukan notifikasi itu dan lebih fokus dengan mahluk raksasa yang ada di hadapannya ini. Karena sekarang ia sudah memiliki sebuah pedang, ia menjadi lebih mudah untuk mengalahkan laba-laba raksasa ini terutama pedang yang ia dapat adalah pedang tingkat SS.

Melihat laba-laba raksasa itu mulai menyerang, (M/n) mengayunkan pedangnya siap untuk bertarung.  Setelah Menebas semua jaring-jaring yang di tembaki oleh monster itu, (M/n) mulai mengambil kuda-kuda sebelum berlari dan mulai menebas tubuh monster itu.

Raungan keras dan kesakitan terdengar dari monster laba-laba itu setelah (M/n) menebas bagian kakinya, namun sayangnya serangan tadi belum cukup untuk mengalah monster itu.

Sembari menghindari beberapa serangan balasan, (M/n) mulai memutar otak nya untuk mencari kelemahan dari monster itu, setelah beberapa saat berpikir (M/n) akhirnya menemukan letak kelemahan dari monster  itu. Letak kelemahan nya adalah di bagian punggung nya.

"Ah... sekarang yang ku perlukan adalah mengalahkannya" gumam (M/n), sebelum menggunakan koinnya untuk menaikkan level strength dan Agility nya.

Menghembuskan nafasnya nya ringan, (M/n) bersiap-siap untuk mulai menyerang. Berlari dengan cepat menuju laba-laba itu, (M/n) mulai melompat tinggi dan mengarahkan pedangnya kearah punggung laba-laba.

"Rasakan ini mahluk menjijikkan!" (M/n) berteriak keras. Seketika itu (M/n) mulai menebas, dan menancapkan pedangnya di punggung mahluk itu. Raungan keras kembali terdengar dari mahluk itu, ketika pedang menembus tubuh nya seketika membunuh monster laba-laba itu.

Menarik pedangnya yang berlumuran lendir hijau, (M/n) yang sedikit kelelahan mulai duduk di tanah untuk beristirahat.

"Huft...aku berhasil...." Gumam (M/n) di tengah suara nafasnya yang terengah-engah. Bertepatan dengan itu notifikasi kembali muncul dihadapan (M/n).

[Monster laba-laba raksasa tingkat 7 berhasil anda kalahkan!]

[Monster Laba-laba raksasa tingkat 7, sekarang masuk kedalam daftar summoning anda!]

[Anda sekarang dapat mengsumon monster laba-laba tingkat 7 !]

Memperhatikan notifikasi itu, sebuah notifikasi lainya muncul di hadapan nya.

[Anda telah berhasil menyelesaikan hidden skenario]

[Anda telah memperoleh peti harta sebagai hadiah menyelesaikan skenario]

[Anda mendapatkan 600 koin sebagai hadiah bonus]

Peti harta terbuka setelah notifikasi itu muncul.

(M/n) lalu mengambil posisi berdiri dan berjalan ke tempat dimana peti harta itu berada. Sesampainya di depan peti, (M/n) langsung mengeluarkan item-item yang terdapat didalam sana.

Terlihat banyak nya item di dalam sana, namun (M/n) hanya mengambil beberapa Item yang berguna. Salah satu Item yang (M/n) ambil adalah Immortal orb, sesuai dengan namanya... permata ini berfungsi untuk menghidupkan kembali seseorang dari kematiannya. tidak peduli berapa kali orang itu mati, maka orang yang memiliki batu ini akan Immortal selama nya, kecuali...jika batu ini di hancurkan oleh si penggunanya sendiri.

Menggunakan item tersebut (M/n) melihat Immortal orb bersinar terang sebelum melayang ,dan masuk menembus jantung nya pertanda bahwa Immortal orb telah menyatu dengan tubuh nya."Anjay~....makin op gua" kata (M/n) dengan seringainya. Walaupun proses penyatuan nya memang menyakitkan, namun setidaknya (M/n) tidak akan khawatir lagi dengan kematian setelah ini.

Siapa tau (M/n) bisa ikut menjadi kang bundir sama seperti Dokja, ya kan? (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

(M/n) juga tidak lupa untuk mengambil Item untuk yena, yaitu sebuah gelang magic, yang memiliki Mana sihir tak terhingga.. karena yena adalah tipe healler, jadi mungkin gelang ini cocok untuk anak itu. Karena seperti yang kita tau untuk mengeluarkan skill penyembuh membutuhkan Mana sihir yang banyak.

Karena sudah terlalu lama di tempat ini, (M/n) memutuskan untuk keluar dari dalam panti. Di luar sana (M/n) melihat Yena yang duduk sendirian di luar menunggu dirinya untuk kembali.

Terlihat Gadis kecil itu menunggu dirinya dengan sabar. sedikit merasa tidak enak dengan anak itu (M/n) lalu menghampiri nya.

Menyadari kedatangan (M/n) tanpa basa-basi yena langsung bangkit dari duduknya dan segera berlari menghampiri pria itu, "paman!" Yena langsung memeluk (M/n) dengan erat hingga hampir membuat pria itu kehilangan keseimbangan karena pelukan yena yang tiba-tiba.

Melihat yena yang menempel padanya (M/n) hanya terkekeh kecil, sebelum mengelus rambut anak itu. "Maaf aku telah membuat mu menunggu lama" kata (M/n) menatap Yena yang masih memeluk nya.

'untung saja aku bisa keluar dari dalam sana' Batin (M/n) setelah mengingat apa yang terjadi dengan nya tadi.

"Paman! Paman lama banget!, Yena sudah menunggu lama tau!" Ucap yena menggembungkan pipinya cemberut, sembari melepaskan pelukannya dari (M/n).

Melihat ekspresi cemberut yena, mau tidak mau (M/n) hanya tersenyum kecil.

"Maaf ya... banyak hal yang terjadi di dalam sana. dan sebagai permintaan maaf,  paman mempunyai hadiah untuk mu" ucap (M/n), seketika membuat mood yena kembali normal.

"Hadiah?!" Beo yena yang bersemangat, (M/n) lalu memberikan Item gelang yang ia temukan tadi pada yena. Nampak yena sangat senang mendapatkan gelang itu, "makasih paman!" Ucap Yena ceria.

"Sama-sama sekarang ayo kita pergi-" ucap (M/n) hendak berjalan namun di hadang oleh yena.

"U-um... paman, yena boleh minta satu permintaan gak?" Tanya Yena nampak gugup.

Melihat tingkah aneh yena, (M/n) menaikan salah satu alisnya menatap bingung yena. "Ya, silahkan" jawab (M/n).

"Boleh aku memanggilmu papa?" Tanya Yena, seketika membuat (M/n) terkejut, namun rasa terkejutnya hanya bertahan sebentar sebelum (M/n) mengizinkan gadis kecil itu memanggilnya 'papa', ekspresi wajah yena kembali ceria setelah mendapatkan persetujuan itu.

"Sekarang ayo kita pergi!" Kata (M/n), sembari menggandeng tangan yena. Yena hanya mengangguk sebelum berjalan bersama dengan (M/n).

' Dokja company kami datang~'

TBC

Hello guys gua kembali lagi~

Baru up sekarang karena ini malam Minggu dan besok libur jadi author punya waktu buat up book.

Maaf jika cerita kali ini gaje, karena otak author masih pusing setelah ujian IPA dan MTK tadi di sekolah. 🥲

Ya segitu aja pesan Author:V.

See you next chapter!!

The Story of a Reader {ORV  x Male Reader} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang