#9 apakah nyata?

217 11 1
                                    

Pada malam hari terdengar seseorang memanggil namanya dari belakang, ia duduk seorang diri di taman itu hanya melihat langit yang gelap tanpa bintang dan bulan.

"Sakha.." Ia pun menoleh menengok ke asal suara itu.

"Audrey?"

"iya.."

"Audrey kenapa? kenapa kamu jalan sama cowok itu apakah aku ada salah, kalau iya bakal aku perbaiki aku mohon jangan tinggalkan aku.."

"heh.. maaf kan aku Sakha tapi aku sudah tidak mencintai mu lagi, kau hanya pelampiasan saja selama ini aku mencintai pria itu tetapi dia tidak mencintaiku tapi kini dia sudah mencintaiku jadi aku harap kita bisa berteman dengan baik sehabis ini."

"Audrey.. kenapa? apakah kau tidak menyukaiku?"

"Aku hanya menyukai wajahmu saja, maafkan aku mulai dari sekarang kita putus dan tidak ada status lain selain pertemanan."

"semoga kamu menemukan cinta yang lebih baik daripada aku"

Audrey meninggalkan tempat itu bersamaan dengan lelaki yang baru saja keluar dari minimarket, ia terlihat bahagia bersama lelaki itu.

Langit yang tadi nya hanya gelap saja bertambah gelap saat awan hitam mulai berdatangan, Mendung hanya itu yang terlintas di pikiran Sakha.

Terlihat hujan mulai turun membasahi sebagian kota beserta taman tempat Sakha di putuskan beberapa menit yang lalu, perlahan lahan hujan mulai deras Sakha mendongakan kepala nya ingin merasakan lebih rasa hujan menerpa muka nya, ia menangis.

Tidak sesenggukan hanya menangis dalam diam terlalu sakit rasanya, ingin berteriak takut ada yang mengira dia sudah tidak waras ah sudahlah ia akan menurunkan ego nya sedikit dan mulai berteriak.

"AAAAAAAAAAGGHHH BANGSAT"

"BANGSAT LOH BISA BISA NYA TERTIPU DENGAN SENYUM MANIS DI WAJAH NYA"

"munafik."

Tiba-tiba ada seseorang yang memayungi nya.

"Udah ayok pulang ntar nambah sakit baru kemaren sakit, masa mau sakit lagi"

Sakha menengok dan menemukan devan yang sedang tersenyum padanya.

"huaaa van dia jahat van.."

"iya iya yaudah yuk pulang, udah malem basah juga baju lo"

"mhmm"

Mereka berdua pun berjalan kaki untuk pulang kerumah, memang dari taman ke rumah mereka tidak terlalu jauh hanya butuh beberapa menit saja untuk sampai kerumah mereka.

Ditengah perjalanan mereka berdua menemukan pedagang makanan kaki lima yang hangat yaitu 'tekwan bakso malang' mereka pun menghampiri gerobak itu dan memesan 2 porsi.

"Mang tekwan nya 2 porsi ya"

"siap a, mohon ditunggu ya"

...

Selesai makan mereka pun kembali berjalan menuju rumah hujan nya masih deras, saat ingin menyebrangi lampu merah di tengah jalan ada mobil yang melaju kencang padahal jalan sedang licin mengapa mobil itu melaju dengan kencang(?).

"Awas Sakha.."

Devan berusaha mendorong Sakha dan..

Braakk'

tabrakan pun terjadi mobil yang melaju tersebut menabrak tiang jalanan dan merusak trotoar, dan yang lebih parah Devan yang terpental jauh sehabis tabrakan tersebut. Sakha? Sakha tersungkur sehabis di dorong Devan.

Sakha syok tadinya ia ingin marah karena di dorong tiba-tiba oleh Devan, tetapi setelah melihat keadaan sekarang dia yang marah pada dirinya sendiri kenapa tidak dia saja yang tertabrak, kenapa harus Devan dia tidak salah.. Harusnya dia menarik tangan Devan agar dia juga ikut terjatoh dan tidak tertabrak. Rasa bersalah yang besar menimpa Sakha dia gamau sahabat masa kecilnya meninggalkan dia.

Terdengar bunyi sirine polisi, dan mobil ambulance yang mendekati tempat kejadian, Sakha cepat cepat berlari menghampiri tubuh sahabat nya itu. Di angkatnya kepala Devan dan di taro di pahanya.

"Van.. jangan tinggalin gw please.. gw mohon jangan tinggalin gw"

"DEVAN BANGUN KATANYA LO MAU NEMBAK LAURIN MASA LO TIDUR GINI"

"VAN.."

Tak kuat menahan air mata nya Sakha pun menangis sekuat kuatnya hampir seperti berteriak memanggil manggil nama Devan agar dia bangun.

"Van bangun van jangan tinggalin gw.."

....
....
....

"Sakh.." suara lembut itu, Devan. Ia terbangun dan menatap Sakha dengan pandangan yang tidak dapat di artikan.

"iyah van, lo ga boleh tinggalin gw kita harus bersama selama lama nya.."

"haha.." Devan terkekeh.

"iya iya yaudah sekarang lo coba bangun dulu"

"hah bangun? ga gamau orang lo luka gini ngapain gw bangun tunggu ems nanganin lo dulu baru gw bangun"

"IYAAH BANGSAT MAKSUD GW BANGUN DARI TIDUR LO"

haah.. 
Sakha terbangun dan bernafas lega karena itu hanya mimpi saja tetapi kenapa itu sangat nyata. Dia melihat Devan sedang mengelus-elus dirinya sambil menyanyikan lulabi agar dia tenang, mata kantuk itu dan suara yang tak jelas keluar dari mulut Devan. Sakha terkekeh kenapa sahabatnya ini lucu sekali. Di raihnya tangan Devan yang mengelus-elus dirinya dan dia taro di pipinya. Devan terbangun dari kantuknya karena merasakan tangan nya di pegang seseorang.

"eh lu anjing! bikin gw khawatir aja, mimpi buruk yah lo? anjing emang."

"gw kira lo kenapa, lo ngigo teriak teriak palanya muter sana sini."

"Babi emang"

"Maaf.." Sakha bangun dan memeluk devan.

"uhm gapapa, mau cerita ga? kalo mau besok aja gw penasaran lu mimpi apa tapi sekarang gw ngantuk"

"iya.. maaf yah"

"Yaudah iya udah tidur lagi yuk"

Mereka pun tidur sambil berpelukan lebih tepatnya Sakha yang memeluk Devan dan Devan hanya pasrah saja.

...

Devan terbangun ia ingin buang air kecil tapi rumah Sakha tiba tiba gelap. Devan menghela nafas kenapa harus mati lampu di saat seperti ini.

"sakh.. sakha.. anterin gw pipis yuk"

"hmm pipis sendiri aja gw masih ngantuk"

"ihh coba bangun dulu"

Sakha bangun dan matanya tidak menangkap apa apa hanya ruang hitam yang hanya dia lihat.

"van van lo dimana.. jangan tinggalin gw."

"gw disini bodoh" Devan menarik tangan Sakha dan maruhnya di muka dia.

"Kok di sini gelap kita ga di kubur hidup-hidup kan?"

"yah engga lah bodoh, rumah lo mati lampu"

"oh"

"yaudah ayok temenin gw pipis anjing, lo pegangin senter aja tapi jangan ngintip"

"hmm penakut banget sih lo, padahal kamar mandi nya dalem kamar"

"ah bodoamat lah cepet daritadi ini gw dah nahan"

"iya iya, Hp gw mana dah" Ucap sakha sambil mencari cari Hp nya di kasur biasanya dia menaruh Hpnya di bawah bantal.

"ah ketemu, dah ayok"

Mereka pun buang air kecil di kamar mandi lebih tepatnya Devan yang buang air kecil.

"ah leganya.." ucap Devan pas keluar dari kamar mandi.

"udahkan, ke dapur yok gw haus nih mau minum"

"okeh gw juga mau minum"



















TBC...
hehe tangan gatel pengen upload, omg ngetik pake HP sangat susah tanganku sampe sakit😮‍💨😮‍💨 jangan lupa tap vote nya yaaawwww

Bestfriend to boyfriend? || short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang