Sedari tadi Jiwon terus memandang Soohyun dalam diam, sampai akhirnya suara pria itu membawanya kembali ke alam nyata. "Apa yang kamu pikirkan?"
"Bukan apa-apa. Hanya masih belum percaya jika yang ada di hadapanku benar-benar kamu," mendengar itu Soohyun hanya tersenyum.
"Kamu baik-baik saja?" Jiwon mengangguk.
"Heem aku baik-baik saja, memang aku kenapa?"
"Syukurlah jika begitu, aku sangat khawatir ketika mendengar keadaanmu dari Changwook-ssi," ungkap Soohyun penuh kekhawatiran, Jiwon tersenyum Soohyun selalu saja penuh perhatian padanya. "Seharusnya kamu bilang jika sedang dalam kesulitan karenaku," lanjutnya dengan rasa bersalah.
"Aku tidak apa-apa dan semua itu bukan karenamu, beberapa hari kedepan juga aku sudah bisa keluar lagi," kini Jiwon menyamankan posisi duduknya, wanita itu menyandarkan kepalanya pada bahu Soohyun.
"Tapi tetap saja, kamu dihukum kan karena menemuiku diam-diam," Jiwon menghela napasnya mendengar Soohyun berkata begitu, padahal ia sudah bilang bukan karena Soohyun, tapi pria itu tetap saja merasa bersalah akan semuanya.
"Sudah kubilang bukan karena kamu, itu memang kemauanku, dan jika harus ada yang disalahkan itu adalah aku," Soohyun terdiam mendengarnya, pria itu kini mengelus kepala Jiwon yang bersandar padanya.
"Terima kasih," Jiwon menengadahkan wajahnya untuk melihat Soohyun, lalu tersenyum.
"Oh iya, karena sudah bertemu dengan Changwook oppa, berarti kamu sudah tau semuanya?" kini Jiwon sudah tak menyandarkan kepalanya, wanita itu menatap Soohyun yang mengangguk akan pertanyaannya.
"Iya aku sudah tau,"
"Maafkan aku, padahal sebelumnya aku ingin memberitahumu secara langsung, tapi akhirnya kamu malah tau dengan cara seperti ini," katanya penuh penyesalan.
"Tidak masalah, Changwook-ssi sudah menggantikanmu untuk itu. Ahh.. berbicara tentangnya, dia adalah pria yang luar biasa," Jiwon mengangguk setuju.
"Ya kamu benar, dia memang sangat luar biasa. Semenjak mengenalnya entah sudah berapa banyak kebaikan yang dia lakukan padaku," entah kenapa mendengar Jiwon berkata seperti itu ada rasa tak suka yang di rasakan Soohyun, apa dirinya cemburu?
"Lalu kenapa kamu menolak perjodohan denganya? Dia sangat baik kan padamu?" Soohyun sangat menyesal ketika perkataan itu dengan tiba-tiba keluar dari mulutnya, kenapa harus dengan cara ini ia mengeluarkan kekesalannya?
"Serius kamu bertanya seperti itu padaku?" dengan agak ragu Soohyun mengangguk, sudah terlanjur juga jika dia menarik pertanyaan itu. Dilihatnya kini Jiwon kembali menghela napasnya. "Jawabannya karena yang aku suka dan cinta itu hanya kamu, apa kamu tidak merasakannya? Aku tak pernah beri harapan apapun pada lelaki lain, termasuk Changwook oppa, karena aku menganggapnya hanya sebagai kakak,"
"Ya aku merasakan betapa besarnya cinta kamu padaku, tapi hidup itu tidak cukup dengan cinta saja," kali ini Jiwon benar-benar dibuat kesal oleh perkataan Soohyun.
"Sebenarnya jawaban apa yang mau kamu dengar dariku? Kamu mau aku lebih memilih menerima perjodohan itu? Aku tak pernah memandang harta, jika seperti itu pasti aku tidak akan bersamamu. Kamu punya yang lelaki lain tak punya, aku suka dengan apa adanya kamu. Kamu lelaki terhebat yang pernah kukenal. Tapi kenapa kamu malah berkata omong kosong seperti ini? Kenapa harus memberikan pertanyaan yang membuat aku berpikir jika kamu sudah tak mencintaiku? Apa kamu sudah tak sanggup bersamaku?" Jiwon mulai terisak ketika mengeluarkan kata-kata yang sudah berkecamuk di kepalanya sejak Soohyun melontarkan pertanyaan pertamanya.
Kini Soohyun sangat merasa bersalah, dirinya tidak mengira jika pertanyaan itu dapat membuat Jiwon sangat terluka, bahkan sampai menangis seperti ini. "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Jangan menangis, aku sungguh minta maaf," Soohyun mencoba merengkuh Jiwon ke dalam pelukannya, tapi wanita itu lebih memilih menghindar darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family?
FanfictionApa sebenarnya arti sebuah keluarga? kebersamaan kah, kasih sayang yang berlimpah, atau sebuah kepercayaan?