Chapter 2

980 95 7
                                    

Tepat pukul 9 pagi Jiwon baru tiba di kediamannya, kini wanita muda itu tengah menapaki anak tangga untuk menuju lantai dua. Kamarnya.

Namun saat tiba di anak tangga teratas langkahnya terhenti, karena di hadapannya kini sudah berdiri sosok wanita setengah baya yang tak lain ibu nya sendiri.

"Dari mana semalam? Kenapa baru pulang?" tanyanya beruntun, membuat Jiwon menghela pelan.

"Rumah Jihyun, semalam aku menginap di sana." Jawabnya acuh.

Si ibu berdecak, "apa bergaul dengan pemuda yatim-piatu itu membuatmu jadi pandai berbohong seperti ini?" Jiwon menggeram, sangat tak terima dengan perkataan itu. " Berhenti menjelek-jelekkan Soohyun eommoni, berhenti juga mengkaitkan semua kesalahanku adalah karenanya."

"Tapi semuanya fakta Kim Jiwon! Sekarang kau jadi pandai berbohong, bahkan kau sering membantah pada orangtuamu."

"Sudahlah eommoni, aku malas terus berdebat seperti ini. Satu lagi, aku mohon jangan terus kekang aku." Dan setelah mengatakan hal itu, Jiwon langsung berlalu melewati ibu nya, melanjutkan langkahnya menuju kamar. Meninggalkan sang ibu yang terus memanggil namanya dengan penuh kekesalan.

###

Sore itu Jiwon bersama Soohyun baru saja selesai belajar bersama, semenjak percakapan mereka di kafe beberapa minggu lalu keduanya memang jadi sering belajar bersama seperti ini. Dan itu dilakukan agar Jiwon bisa masuk ke perguruan tinggi yang sama dengan kekasihnya.

"Oppa..," suara Jiwon berhasil membuat Soohyun mengalihkan pandangannya dari buku di atas meja pada wanitanya itu, karena memang kini ia tengah membereskan buku yang berserakan.

"Hmm.. ada apa?"

"Malam ini aku menginap di sini 'ya?" pintanya setengah memelas.

Dan dengan cepat Soohyun menghentikan kegiatannya, lalu menghampiri Jiwon di seberang meja. Di hadapannya. "Apa ada masalah? Dan bukannya kamu bilang nanti malam ada pertemuan keluarga, tapi kenapa malah mau menginap di flatku?"

Jiwon menggeleng, "tidak.. emm.. aku hanya malas pulang dan lagi itu hanya pertemuan biasa yang pastinya membicarakan soal bisnis." Jawabnya setengah berbohong, karena faktanya malam ini adalah malam yang tak pernah diharapkannya. Malam ini ia akan bertemu dengan calon suaminya dan ia malas untuk itu, lebih baik dirinya bersama Soohyun saja di flatnya.

"Hey.. lebih baik kamu pulang, tidak baik jika kamu tak menghadiri pertemun itu, Ji."

"Jadi kamu tak suka aku di sini? Kamu mengusirku?" katanya menuntut.

"Bukan itu maksudku, hanya saja aku tak mau kejadian minggu lalu terulang. Pasti kamu paham 'kan?" Soohyun mengusap helaian rambut wanita itu, lalu memeluknya. Jujur, rasa bersalah masih menghantuinya karena kejadian minggu lalu itu. Walaupun ia tahu Jiwon yang memintanya, tapi tetap saja ia merasa dirinyalah yang salah. Salah karena menuruti keinginannya.

Jiwon mengangguk paham, "baiklah aku akan pulang, tapi antar aku 'ya?"

"Hmm.."

###

"Ingat pesan eommoni dan jangan sekali-kali punya pikiran untuk mengacaukan pertemuan ini!" seru Nyonya Kim yang bagai perintah di
telinga Jiwon.

Wanita itu menghel napasnya, sementara Tuan Kim yang berjalan di antara keduanya menggeleng pelan. Entah kenapa dirinya selalu merasa pening jika sudah mendengar perdebatan keduanya, apalagi saat di dalam mobil tadi. Tapi untung saja saat ini mereka sudah tiba di salah satu restoran, jadi pria setengah baya itu tak perlu mendengar perdebatan yang lebih panjang lagi.

Family?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang