tortured

1.9K 161 99
                                    

16.

"Jungwon, coba jelasin gimana tahapan perhitungan kamu sampai dihasilin angka segini."

Jay menatap pria manis itu dengan telaten. Ia dapat melihat kepanikan pada diri Jungwon ketika namanya disebut paling pertama.

Padahal, sudah beberapa kali ia menjadi sasaran empuk saat kegiatan praktikum yang dipandu oleh Jay. Beberapa kali pertemuan pula ia yang dijadikan samsak sekaligus tameng kelompoknya acap kali judul praktikumnya dikoordinir oleh Jay.

Sering, terlalu sering.

Tapi Jungwon masih begitu sulit beradaptasi dengan cara Jay mendekatinya.

Jungwon menggigit lidahnya sendiri, terkejut akan fakta ia menyebut tingkah laku Jay sebagai "pendekatan" dalam pikir peningnya.

"Nggak tahu?" tanya Jay sembari memiringkan kepala.

Jungwon melotot cepat, "Tahu kok!" balasnya tanpa sadar meninggikan suara dengan bibir yang maju sesenti.

Jay tanpa sadar tersenyum gemas, "Okay. Jelasin pelan-pelan. Nggak perlu ngegas."

Tawa kecil nan tertahan dari beberapa teman kelompok Jungwon terdengar bersamaan.

Jungwon mendengus, "Siapa juga sih yang ngegas.." gumamnya pelan menggerutu.

Jay lagi-lagi menangkap suara itu, ia melipat lengan di depan dada. Tak lupa alisnya ia angkat seolah terkejut dengan gumaman kesal itu.

"Kamu..yang ngegas, Jungwon." ucap Jay pelan.

Tawa dari teman-teman Jungwon tak bisa tertahankan lagi. Mengira bahwa Jay sedang bercanda pada keseluruhan maba di sekelilingnya. Nyatanya, Jay hanya menggoda Jungwon saja.

Jungwon menggigit bibirnya, "Maaf.." lirihnya setengah malu setengah menggerutu.

Jay menganggukkan kepala, "Pinter.." balasnya lagi dengan senyuman tertahan.

Beberapa pasang mata langsung saling melempar lirik. Akhirnya menyadari bahwa aksi Jay memiliki sebuah makna tersendiri.

Tawa di sekeliling tadi berubah hening. Oh, jadi ini yang sering disebut dengan flirting.

Jay dengan senyuman kecil khas "menggodanya", diikuti Jungwon dengan wajah memerah khas "salah tingkahnya".

17.

"Kamu jangan terlalu sering goda-godain maba." hardik Heeseung selagi dirinya dan Jay mengobrol di meja foodcourt fakultasnya.

Jay memicing, "Gue mana ada godain orang, Mas?" balasnya tak menerima.

Heeseung menghela napasnya, "Sek, tak ulangi deh! Kamu jangan terlalu sering godain Jungwon."

Alis Jay yang tadinya mengkerut hampir menyatu itu tiba-tiba melonggar seketika. Heeseung langsung mendecak. Sadar bahwa kali ini ucapannya diterima.

"I'm just being friendly."

"It is too much."

Jay menghela napas dengan berat, "Emang kenapa sih? Gue nggak peduli mau dikatain gay kek, apa kek. I just want to make friends!"

"Do you consider him.. as 'friend' though?"

"What if I said that I do?"

Heeseung menatap mata elang Jay yang kali ini seperti menusuknya. Jay tak pernah marah. Tapi kali ini, Heeseung merasakan sebuah adrenalin dari diri pria itu menguar menghujamnya.

peiskos : jaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang